FR • 09

3.6K 435 18
                                    

Fake Relationship
Bagian 09 | Rindu
• • •

     Ali terlihat serius mendengarkan materi apa yang dijelaskan oleh guru didepan. Matanya tidak lepas dari sang guru yang berjalan bolak-balik didepan papan tulis putih.

Prilly diam-diam melirik Ali dengan ekor matanya. Tidak biasanya Ali seserius ini dalam belajar. Biasanya dia akan serius saat menjelang ujian. Ada yang aneh, pikirnya.

Prilly yang bosan karena dari tadi diam saja mendengar penjelasan guru, memilih untuk mengisi bagian belakang bukunya dengan gambar coretan sesuka hatinya. Dia sedikit kesal karena Ali sama sekali tidak meliriknya dari tadi, apalagi mengajaknya berbicara.

Yang cowok itu lakukan hanyalah mendengarkan materi hari ini yang membosankan. Sesekali Ali merubah posisi duduk dan tangannya, namun matanya tetap fokus kedepan tanpa sedikitpun menatapnya. Itu membuatnya jengkel.

"Li..?" bisiknya. Akhirnya, cewek itu memberanikan dirinya untuk memulai percakapan.

"...,"

Ali hanya diam tanpa menjawab maupun menoleh. Entah cowok itu tidak mendengar bisikannya atau memang tidak mau menjawab. Prilly akhirnya mengurungkan niatnya untuk bertanya. Sepertinya suasana hati Ali sedang buruk.

Cewek itu akhirnya ikut mengamati sang guru yang dari tadi masih berbicara tentang materi-materi yang harus dibahas. Matanya memang menatap kedepan, tapi otaknya memikirkan cowok disampingnya.

Apa ini salah satu bagian dari rencana Ali? Atau bagian dari rencananya kemarin dimana mereka tidak boleh ada komunikasi sama sekali? Tapi yang Prilly maksud adalah tanpa komunikasi ponsel, bukan saling diam kayak gini.

Sampai bell pulang sekolah berbunyi, sikap Ali masih saja sama. Tiba-tiba dia menjadi pendiam, tidak mau berbicara pada siapapun, kecuali.. Andira. Dia dengan senang mengobrol singkat dengan Andira padahal di samping cowok itu ada dirinya.

Karena kesal, ia akhirnya memutuskan untuk pulang mendahului Ali. Cewek itu dengan kasar menggeser kursi dengan kakinya, kemudian pergi keluar kelas dengan langkah besar.

Prilly berjalan sendirian di koridor sekolah yang sudah cukup sepi. Wajahnya datar menatap lurus kedepan. Cewek itu mempercepat langkahnya saat sudah mendekati pintu gerbang sekolahnya dan berhenti tepat didekat trotoar. Dia menunggu kendaraan umum lewat.

"Angkot mana, sih? Udah jam segini belum ada juga!" gerutunya kesal. Pasalnya, Prilly sudah berdiri menunggu kurang lebih lima belas menit, itu membuatnya bosan.

Beberapa menit setelahnya, dia melihat Ali sudah menggunakan helm dan mengendarai motornya. Cowok itu lewat didepannya dan sengaja menggas kencang motornya, membuat suara knalpot motornya sangat nyaring ditelinga.

"Sialan lo..! Awas lo kalau ketemu nemuin gue, gue nggak mau ketemu sama lo lagi..! Gue benci sama lo! Pergi lo..!" teriak Prilly dengan suara delapan oktavnya membuat wajah Ali yang berada dibalik helm itu tersenyum tipis.

Prilly mendengus kesal karena Ali tidak mengajaknya pulang. "Ali bego! Dasar sinting! Kok, gue nggak diajak pulang, sih? Ih, ngeselin banget, tuh, tutup botol!" gerutunya sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

Hari ini Ali benar-benar menyebalkan!

—————

Prilly melempar tasnya begitu saja lalu menjatuhkan dirinya ke kasur. Hari ini benar-benar hari yang melelahkan. Untung saja, tadi teman sekelasnya ada yang mau mengajaknya pulang bersama setelah sekian lama cewek itu menunggu.

Prilly menghela nafasnya kasar dan sedetik kemudian bangkit untuk melepas seluruh atribut sekolahnya dan segera memberikan diri.

Cewek itu keluar kamar mandi setelah hampir satu jam berada dikamar mandi. Dia langsung masuk ke kamarnya dan mengaktifkan ponselnya untuk mengecek notifikasi yang terus berbunyi sejak tadi.

Fake RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang