7

2.7K 95 0
                                    

Kalian tahu apa yang kami lakukan di depan ruang osis. Tepatnya di depan mading osis ,yang teradapat semua profil pengurus osis.
Apalagi yang kami lalukan kalau bukan catet akun sosmed miliknya Dylan.

"Udah belom,gue laper ni." Rengek Reina yang berada di sampingku.

"Makan sana di kantin." Ucapku tanpa nenatapnya.

"Serius." Aku bingung menatapnya.

"Kenapa?"kutanya Reina yang sekarang senyum-senyum.

"Kamu yang traktir yah." Rayunya

"Nggak ada yah enak aja,tiap hari gue yang traktir." Tegasku.

"Iih jadi sahabat kok,pekit amat sih."tuturnya sambil memancungkan bibirnya.

"Bodoh Amat." Kataku sambil berjalan meninggalkannya di depan ruang osis.

"Tania tungguin gue." Teriak Reina sambil berlari ke arahku.

Kami berdua berjalan menelusuri koridor sekolah.Reina sekarang berada di samping kiriku. Dia masih saja memasang wajah cemberut padaku. Oh Tuhan apa salahku. Ada-ada saja.

"Hai kak ." Aku menoleh ternyata dia sedang menyapa Daffa yang sedang duduk di bangku depan kelas.

"Ohh haii kalian berdua mau kemana kok lewat sini,bukanya kelas kalian di sana yah." Daffa menatap kami berdua bingung.

"Itu kak ada urusan tadi." Aku menggaruk-garuk belakang kepalaku yang sebanarnya tidak gatal sama sekali.

"Ooh gitu." Daffa mengngagguk mendengar alasanku.

"Yah udah yah kak,duluan yah." Ucapku sambil tersenyum padanya.

"Dada kak Daffa." Reina menampakan deretan gigi putihnya. Iih Reina kok kecentilan banget sih,gue nggak tahu tu kalau sampe dia tahu ,bahwa si Dilla adalah mantanya Daffa.

Sekarang aku dan Reina berpisah di parkiran dan dia  pulang bersama si pinkynya. Kalian pasti tahu dong itu adalah motornya Reina. Dia mendapatkan motor tersebut saat ulang tahunya bulan lalu.
Aku sekarang berada dalam mobilku dan mulai menyetir . Dalam perjalanan HandPhoneku berbunyi aku menepi sebentar untuk menjawab telepon tersebut.
Ohh ternyata nama yang tertera di layar ponselku yaitu nana Ibuku

👸 : hallo Tan

👧 : iya halo bu ada apa yah ,kok tumben telepon.

👸 : ini sayang ibu mau bilang kalau sebentar itu ibu pulangnya,agak kemalaman. Jadi kamu makan malamya sama bibi dulu yah, nggak usah tunggu ibu.

👧 : ibu lebur lagi yah?.

👸 : ia sayang ada meeting sebentar malam.dan ini meeting penting jadi ibu harus menghadirinya .

👧: yah udah bu nggak apa-apa . Ibu jangan terlambat makan yah. Bye bu muacch.

Titittiiti Sambungan telpon terputus. Aku mulai menyalakan Radio dan mulai menyetir kembali. Sepenjang perjalan pulang aku terus berpikir keras . Bagaimana caranya agar aku bisa chattan sama Dylan . Masa aku yang harus memulai duluan. Nanti aku dibilang ade kelas kok kecentilan banget sih. Ahh bodoh gimana caranya yah. Aku mengambil ponselku dan menekan nomornya Dilla. Aku menelpon perempuan berambut keriting itu berulang - ulang kali tapi tidak ada jawaban. Aku pun memutuskan agar tidak menghubunginya lagi sampai aku tiba di rumah nanti.

Aku memarkirkan mobilku di garasi mobil rumahku. Setelah aku keluar aku tetap berdiri di depan mobilku .memperhatikan mobil ibu yang sedang terpakir juga. Mobilnya kelihatan bersih tidak ada yang salah ban mobilnya semuanya tidak ada yang pecah . Lalu kenapa ibu ke kantor tidak menggunakan mobil ada apa. Biasanya ibu ke kantor tidak menggunakan mobil jika mobil itu ada bermasalah seperti ban mobilnya pecah atau mobilnya kotor. Tapi yang kulihat semuanya terlihat baik-baik saja lantas  kenapa.

Cinta Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang