Complicated Life ( Devina Story)

Tujuh

Devina POV

aku kembali mengingat hari itu. hari dimana kami berjalan bersama menikmati es krim.

flasback

author Pov

" Anne, kemarilah!" seru Devina.

" baiklah, ada apa?" tanya Anne dengan sangat manis.

" jika nanti kau kembali ke London jangan lupakan aku ya! dan jangan bermain dengan lelaki. jika kau ingin bermain dengan lelaki panggil saja aku. aku akan menemanimu." ucap Devina percaya diri.

" kau kan perempuan, Devina."

" aku akan berubah menjadi laki laki untuk mu. asal aku tetap ada di sisiku dan menjadi sahabatku."

" Devina, aku akan ke London dan akan pindah lagi ke Melbourne untuk bersekola. akan sulut untuk bertemu lagi. tapi aku janji aku akan selalu memberi mu kabar."

" pinky promise?"

" yeah. pinky promise." mereka menautkan jari kelingking mereka. lalu tertawa bersama.

" ayo makan ice cream." ajak Devina. dia menarik lengan Anne pelan.

" aku inggin rasa coklat!" seru Devina pada penjual es krim keliling.

" jalau kau anak manis?" tanya penjual itu pada Anne.

" apakah ada rasa strawberry?"

" baiklah. jadi anak tampan ini inggin coklat dam kau anak manis inggin strawberry." ulang si penjual.

" ya." seru Devina.

" dia bukan tampan. dia manis. dia juga wanita." ucap Anne.

" sudahlah. lagian itu tak masalah untuk ky." jawab Devina cuek

" wah anam tampan ini ternyata anak manis juga ya? naiklah ini es krim kalian."

" ini." Devina menyodorkan uang 20 rb an dua.

" karna satu es krim harganya 15 rb tapi untuk kalian akam di diskom deh. cukup bayar 20 rb aja." ucap penjual itu lalu mengembalikan uang 20 rb Devina.

" terimakasih bang.." ucap Devina senang.

" iya. jaga sahabat kecilmu dengan baik ya."

" pasti." ujar Devina.

mrreka berjala ke arah taman sambil memakam es krim masing masing

" Dev, kau celemotan tuh." Anne mengusapkan sapu tangan birunya ke pipi Devina.

" hehehehe..." Devina cengar cengir lalu melanjutkan memakan es krimnya.

" Dev, aku akan menemukan lelaki yang akan k cintai, jadi kau harus bersikap seperti wanita agar kau menemukan lelaki yang akan kau cintai juga ya. jangan selalu bersikap seperti lelaki." ujar Anne. dia menerawang ke langit. mata yang penuh pengharapan

" memangnya bisa? kau kan tinggal dengan ayah bagsawan mu di sana. apakah boleh berpacaran?"

" ntahlah."

" aku kan masih kecil tidak perlu berfikir sampai ke sana."

" kau harus. jika sikapmu begini terus kau tidak akan suka pada cowok."

" biarkan."

" aku akan pergi jaga baik baik dirimu ya. dan aku akan mencintai seorang lelaki yang akan kucintai hingga kematian ku. jadi tunghu undangan pernikan ya 12-15 tahun lagi.."

" umur kita baru 13, Anne. lagian memangnya enak ya terikat dengan satu orang seumur hidup?"

" jangan berkata seperti itu. jika kau berfikiran seperti itu kemungkinan besar keluargamu nanti akan rusak"