Dua

1.2K 16 5
                                    

" dia adalah pacar ku." ujar Rionel

" aku tak peduli..." balasku sambil menyesap kembali kopiku.

" aku tak inggin kau peduli." ucapnya lagi.

" lalu kenapa kau beritahu aku?" Tanya ku masih sibuk dengan kopi

" iseng." dia menjawab dengan satu kata yang menurutku tak masuk diakal.

" alasan yang sungguh tak masuk akal." 

" boleh aku duduk di sini?" tanyanya mengganti topik pembicaraan.

" tridak." jawabku singkat.

" ada yang duduk di sini?"

" ada." oh tolonglah, siapa saja! datanglah seseorang dari pintu itu...

TRENGG.... bel yang di pasang di pintu masuk bunyi, itu berarti ada orang datang.

" kurasa itu dia." ujar ku lalu berlari kecil ke pintu masuk. dan ternyata kau tau siapa yang ada di sana? seorang lelaki yang kurasa dari korea selatan... ohhh... dia punya wajah yang sangat bagus. tampan.

" halo, aku sudah lama menunggu mu." sapa ku sok kenal. dia menatap ku kaget.

" bagaimana kalau kita memesan dulu?" lanjut ku sebelum dia berbicara.

" maaf, apakah kita saling kenal." bisiknya. my god! suaranya... terlalu bagus untuk orang biasa.

" kumohon tolonglah aku. maaf sudah merepotkan mu, tapi untuk kali ini tolonglah aku, ya? aku janji akan memenuhi permintaan mu."

" benarkah?"

" ya. tapi sekarang banmtu aku, ok?"

" baiklah. nama ku Kim Jeonha."

" Devina. Devina Marves."

"  kamu kayak James Bond."

" heh kenapa?"

" James Bond kan memperkenalkan dirnya tuh gini ' Bond. James Bond.'" ujarnya sambil memperaktekan cara JB memperkenalakan dirinya.

" ahahaha... it's habit."

" ohh... i see. so where?" tanyanya singkat, yang langsung ku tangkap dia bertanya tentang di mana tempat aku duduk.

" there!" tunjuk ku ke meja pojok belakang.

" is he your boyfriend?"

" of course not. look at him, he with a girl."

" are you jealous?"

" like hell i want to jealous."

" hahahaha... you know? if you said that, people will missunderstand..."

" i don't care."

" your english is pretty good.. and your dialect..."

" like England people?"

" yes.."

" i've stayed there."

" ohhh..." kam,i sampai di tempat ku. di sana Rionel melongo kaget, aku todak tau alasannya.

" JEONHA!" teriak Rionel yang membuat ku dan Jeonha kaget. orang orang yang ada di sana pun meloihat ke arah kami.

" Rionel.. hi!" mereka ber high-five ria.

" what are you doing here? and with Devina?" selidik Rionel.

" i have a date with her." ucap Jeonha kalem yang membuat Rionel kaget walupun hanya sedetik. detrik berikutmya di mulai dengan wajah tidak suka tapi tetap tersenyum.

" Have fun you two. i have a date with her too." tunjuknya pada wanita pelastk yang dai tadi hanya diam

" eh wait, how about this? we have a double date?" lanjutnya lagi.

" thank's but sorry. we want to go to my room." tandas Jeonha lalu menyeret ku pergi. aku yang masih sibuk dalam pikiran ' kenapa Jeonha bisa kenal Rionel' hanya diam di seret seret.

setelah kami keluar dari sana aku di seret ke bugatti veyron hitam yang kurasa itu adalah milknya. dia mendudukan ku dia jok depan.tentu saja. dia naik ke jok supir. alu mulai mengunci mobil sedangkan aku masih melamun.

" hoyyyy." teriaknya.

" heh?" tanyaku linglung.

" kamu kenal sama Rionel?" tanyanya. seharusnya aku yang menanyakan itu.

" ya. dia sekelas dengan ku saat SD."

" dia itu lulusan terbaik ke 3 di Melbourne Medical School "

" mustahil."

" dia itu rival, teman sekamar, temen main pas aku di sana."

" mustahil. jadi dia sekarang dokter?"

" iya, seingatku dia ngambil jurusan bedah deh." aku hanya bisa menganga. mustahil. mustahil. Rionel tuh waktu SD bego dan malasnya minta ampun dah! kok bisa sih?? 

" jadi mau kemana nih?" tanyanya.

" terserah. kamu masih punya permintaan yang akan aku usahain kan?"

" bukan usahain. tapi harus dapat di penuhi."

" iya, iya. tapi jangan macem macem."

" nikah sama aku yak?" tanyanya hati hati.

" ogah!" tolak ku mentah mentah.

" kebelet nikah nih.."

" enak aja. baru ketemu juga."

" kalau gitu bantuin cari cewek..."

" kalau itu sih bisa. tape kenapa harus nilkah sih? kenapa gak tunangan aja dulu?"

" ya udah kamu aja jadi tunangan aku. ntar pas keadaan aman, kita pisah."

" aku pikir pikir dulu..." 

" cepet ya.. aku kasih sebulan deh. tapi kalau kamu ada ancang ancang mau nolak, sambil cari cewek buat aku yak."

" iya iya."

" jadi sekarang mau kemana?"

" aku mau pulang. dahh." aku turun dari mobilnya. dia membalas salam ku dengamn seulas senyuman yang manis menurutku...

   kalau di pikir pikir.. apa apaan tuh, permintaannya? lagian aku sih pake janji janji segala... tapi kalau tunangan doang kurasa gak masalah deh... aku pun pulang dengan membawa motor ku dengan pikiran yang sumpek!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Complicated Life ( Devina Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang