i'm madly in love with him

5K 20 3
                                    

Prologue

" Devina ngmpol...." Rionel memnyayikan kata itu dengan cengingiran usilnya. dia menyanyikannya dengan suara yang keras. akhirnya semua anak tertawa terbahak bahak karna ejekan itu. saat itu mereka kelas 6 SD, hari senin akan upacara.

" Aku gak ngompol, Rionel. ini cuma air, ya kan Sa?" tanya ku pada Santi yang dari tadi sibuk membantu membersihkan roknya yang terkena air.

" buktinya pa kalau kamu gak ngompol. tuh bau banget." balas rionel lagi sambil menjulurkan lidahnya.

" emang ada baunya? nggak kok." jawab ku yang langsung meyium rok merahku.

" nggak ada baunya kok, Rio." bela Sasa. okay rok ku memang basah. Tapi itu karna pas ayu nyuci tangan di keran tempat selang a.k.a bukan tempat cuci tangan tapi tepat nyuci bus sekolah kami. Dia terlalu menge-full-kan kerannya jadinya selangnya lari kearahku dan jadilah begini. huaaa. pengen nangis rasanya. mana mau uoacara lagi... gimana nih?

" masa? ya udah terserah kalian aku mau pergi dulu, bye bye inod." dia menjulurkan lidahnya kearahku dengan muka usil yang bener bener pengen kuremukan saat itu juga. anak anak lain juga mulai meninggalkan kelas, tinggal Santi dan aku.

" Sa, gimana nih?" tanyaku gugup sampai keringat dingin.

" aku juga gak tau, Na. giaman nih?" aku nanya dia kok balas nanya sih?! ihhh..

" ya udah kamu upacara aja dulu. aku nyusul." ususlku akhirnya. ada dia juga gak ngebantu sama sekali.

" Na, maaf bannget ya." mohonnya dengan wajah tulus bersalah.

" ya udah gapapa. ntar kau minta rok ganti aja di uks." kata ku menenangkan. di uks sekolah kami memang tersedia seragam ganti, untung badanku relativ kecil jadi gak masalah sama ukuran. gak lama kemudia bel tanda upcara di mulai langsung berbunyi. saat itu pasti si Pak Mur bakal keliling... aduh beneran gua panik!

" kamu udah cepetan pergi! Ntar Pak Mur datang!"

" tapi aku gak bisa ninggalin kamu sendirian."

dan bernar saja. Pak Mur datang kekelas kami. degh...

" kalian ngapain masih di sini." tanya Pak Mur garang.

" ini pak roknya Devina basah." Jelas Santi

" Devina kamu tidak apa apa? masuk angin tidak? sini ikut bapak, biar di cariin baju ganti." Pak Mur mengajak ku dengan lembut. aku heran kenapa guru guru di sini pillih kasih sama aku. okay. dari kelas 1 SD aku sealu mendapatkan rangking 1 gak pernah bolos samapai sekarang. tapi itu bbukan hal yang bisa membuat orang pilih kasih kan?

" saya tidak apa apa pak. hanya saja saya tidak mungkin mengikuti upacara dengan keadaan seperti ini." Jawab ku sopan.

" ya sudah kamu tidak usah ikut upacara. kamu keruang uks saja ya. dan kamu yang satu lagi, kamu ikut upcara sekarang." Seru Pak Mur pada Santin padahal tadi dia ngomong sama aku kelewat lembut nadanya. kontan Santi berlari menuju lapangan. 

  Aku berjalan ke uks sendirian, tiab tiba aku merasa pusing. nyut....nyut...nyut... aku terus berjalan ke uks tanpa mempedulikan rasa sakit itu lama lama aku tak sanggup dan memjamkan mata ku sebetar. saat aku membukamya ternyata aku tidak ada di ruang uks, aku di hotel. yak hotel dengan semerbak parfume cowok.model kamar ini mirip dengan kamarku tapi ini beda. aku yakin ini president class, dan kamarku hanya delux.

    Aku segera turun dari tempat tidur, kepala ku sakit sekali... seperti aku hangover. semalam aku kebayakan mintum bourbon seharusnya mereka tidak menaruh banyak alchol di sana. tapi tak apalah, lagian semua itu cukup menghilangkan rasa pusing karna di kejar deadline novel, minggu depan pertunjukan piano, dan yang paling ribet adalah tentang klien asuransi ku... aku melihat keseluruh tubuhku... dan Taraaaa...... tak ditutup sehelai benangpun. sirene dalama otakku langsung mengiiung. 

    Spontan aku menutup tubuhku dengan selimut. aku berlari ke tempat baju ku yang berserakan di lantai dengan badan dililit selimut. gimana nih? have sex? aku? nooo! aku pemegang prinsip NO SEX BEFORE MARRIAGE!!!  aku langsung memkai gaunku asal asalan dan yak aku medengar suara sobekan.. huaaa... padahal ini baju mahal banget! bodo amatlah!

    Dreet...aku mendengar pintu kamar mandi di buka. sebenarnya dari tadi aku mendengar suara shower dan aku punya firasat kalau itu bukan temanku tapi aku mengabaikannya. dan sekaranf keluarlah cowok yang tidak kukenal dengan hanya memakai handuk tipis dari pinggul hingga lututnya. dadanya? topless. dan itu so sexy!!! apa sih yang aku pikirkan? tapi dia benar benr sexy. otonya tak sehebat ade rai, tapi itu menggiurkan. dan adadnya yang bidang membuatku inggin menyandarkan kepalaku di sana.  his body look so 'yummy'. bagaiman dengan sesuatu yang ada di balik handuk tipisnya itu. heh? WHAT THE HELL AM I THINKING?

" jangan menelanjangi ku dengan matamu." ujarnya kalem

" aku tidak menelanjangi mu. dan sampai jumpa aku akan kembali ke kamarku." ujarku cepat cepat mencari sepatu.

" secepat itu?" tanyanya dengan nada kecewa

" ya." jawabku singkat.

" kau tidak ingat aku ya?" dia menatap geli kepadaku. dia memang terlihat familiar, mata hijaunya... artis ya? nggak dh perasaan... warna hijau itu... HELL! HE IS RIONEL AGATHA! aku gak bisa lupain mata usilnya itu. 

" Rio..Rionel kan?"

" yoi, Inod." 

' yak, gak salah lagi itu dia.... cuma dia yang manggil aku Inod.'

" ah... nice to meet you. i have to back right now, bye!" aku langsung lari ke luar kamarnya.

" kamu mau kemana?"

" ke lift lah."

" liftnya lurus aja kamu gak perlu belok kekanan.

" eh, iya ya?" tanya ku tiba tiba linglung. wajahku langsung semerah tomat.

" hahahaha.... by the way, last night i really enjoyed it. i love your taste, i have no problem if you want to do it again with me." teriaknya yang kontan membuatku inggin melemparnya dengan sepatu high heels berwarna hitamku. dia hanya tertawa lalu menutup pintu kamarnya. au berjalan tergopoh gopoh ke lift. ah.. it's my bad day ever!

Complicated Life ( Devina Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang