Sembilan

256 7 0
                                    

Devina POV

shit! kenapa gue harus dateng? ah, this is a motherfucking shit! lo pasti gak nyangka apa yang terjadi. setelah gue dateng, ke Vila. gue di suruh nginep dan hari ini adalah hari yang paling menyeramkan.

last night

" Mom. please.... okay, I know, he's crazy mom... but you're not...." ucap ku. aku menunjuk kearah ayahku yang sedang menyesap kopi yang gue tebak pasti black coffe.

" jaga omongan, sayang."

" Mom, do you know? you two make me driving to craziness. aku udah punya calon suami, Mom."

" ouh Jonathan Marves! just what the hell are you thinking?" tanya ku pada ayahku sendiri.

" Jon, if you do that, i'll really hate you, you know?" ucap ku pelan

" i know..." jawab ayah ku pelan masih melihat kopinya yang kurasa sudah habis dari tadi.

" jon!" teriak ku.

" Devina! sekali lagi kamu teriak gitu sama ayah kamu, mama usir kamu dari sini." ancam mama. aku tersenyum sinis.

" ck.." decak ku. aku ngambil nafas dalem. dalem banget kalo bisa sampe bisa buat aku menggal sekarang. kalo bisa.

" mom, sepertinya gak perlu ngelakuin itu deh, gak perlu. bukannya kalian emang udah ngusir aku ya?" ucap ku sinis. aku tau ini sangat tidak sopan karna aku tau jika aku marah mata ku akan berubah gelap.sebelum mereka berbicara aku langsung melanjutkan.

" bukannya kalian udah bukan orang tua ku lagi semenjak kak Lea meninggal dan kalian nyalahin kematian dia ke aku? kita bahkan gak berbicara lagi semenjak itu. kalian juga gak peduli sekolah aku gimana! kalian bahkan gak tau aku jadi apa dan dimana aju kerja. tidak kalian bahka tidak menanyakan dimana aku kuliah. bagaimana aku bisa sekokah tanpa bantuan satu sen pun dari kalian. kalian pasti tidak tau jika aku dapat beasiswa dan sekolah di inggris!" aku menghentikan ucapan panjang ku hanya sekedar untuk bernafas.

" tidak, aku tidak peduli dengan yang lainnya. aku hanya heran kenapa kalian menyalahkan kematian kak Lea sama aku? Hello! kak Lea meniggak karna ayah! dan kalian menyalahkan ku?! Mom, kau tau? aku masih memanggil mu dengan sebutan Mom karna aku menghargaimu yang sudah melahirkan ku. aku tau mungkin kau tidak iklas melahirkan ku ke dunia. tapi terimakasih! karna kau aku punya teman yang berharga sekarang, walaupun nasibnya sama dengan kak Lea. mungkin kau memasuki kutukan pada ku saat aku lahir! kalian membuat ku gila! aku akan menuruti kemauan kalian kali ini tapi jangan usik aku dan keluarga ku lagi. selamanya." jelas ku. nafas ku terengah engah.

" dan kau Jon! berikan semua harta mu. kau telah janji. dan cepatlah mati. bukankah kau sangat menyayangi kak Lea? cepatlah menyusulnya. kau juga Mom. tidak ada yang berbeda saat ada kalian dengan aku hidup SEBATANG KARA!" Aku mengutuk orang tua ku sendiri. anak durhaka.... seharusnya saat gue bilang semua kalimat yang sangat tidak pantas pada mereka, mereka seharusnya marah kan? kenapa mereka diam?! apa mereka segitu tidak peduli sama gue? gue bener bener gak bisa baca pikiran mereka. gue kadang gak ngerti gue punya kekuatan gak sih?

" aku pulang."

" gak kamu nginep disini. Mom gak mau liat besok kamu gak dateng." ucap Mom. aku menurut. lagipula aku terlalu lelah utuk bawa mobil.
end of last night

-----------|--------------|------------|

Author POV

" iya tante, aku lagi ngejomblo. belum ada yang mau, tan." ucap Devina lembut.

" ah kamu. kamu cantik banget gini kok..." ucap tante Amalia.

" tante bisa aja." ucap Devina malu malu atau bisa di bilang pura pura malu.

Complicated Life ( Devina Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang