Part 5 - Baikan.

1K 72 47
                                    

DING.

Bunyi bel lift terdengar saat Langit pintunya tertutup. Ia berbalik dan tersenyum sekilas pada dua pemuda di sebrangnya. Yang satu menatap Langit dengan ekspresi cemas, dan yang satu ekspresinya datar. Dirga dan Randyan. Mereka mengantarkan Langit hanya sampai private lift dalam apartemen Randyan, walaupun tadinya Dirga bersikeras untuk mengantarkannya sampai ke parkiran.

Langit menghembuskan nafasnya berat. Ia sudah cukup lelah disibukkan oleh kegiatan sekolahnya. Kini ia merasa bebannya semakin berat saja.

Randyan sudah memberitahu Langit soal Rahadian, barusan. Gadis itu jadi gelisah. Ia menatap kosong penunjuk lantai yang ada tepat di atas pintu lift. Angkanya turun perlahan-lahan.

"Pak Kresna semakin kritis, beliau sudah koma. Nggak ada yang mengurus perusahaannya lagi,"

Suara Randyan yang memberitahu Langit soal Rahadian masih terngiang-ngiang jelas di benaknya. "Harapan Pak Kresna sekarang hanya tinggal Rahadian... Aku dengar mereka akan membangun kembali perusahaannya di Asia Timur, tapi entah itu di mana."

Jadi itu penyebabnya Rahadian nggak muncul lagi?

Dia sibuk mempersiapkan diri untuk menjadi pewaris perusahaan Pak Kresna?

Apakah itu artinya Jatayu sudah bisa lepas dari Rahadian?

Langit mengusap-ngusap wajahnya dengan kasar. Pikirannya kacau! Apakah itu artinya baik bagi Jatayu? Atau malah akan memperkeruh suasana? Rahadian bisa muncul kapan saja dan di mana saja untuk melukai Jatayu!

Begitu lift sampai di lobby, Langit berjalan bergegas-gegas menuju parkiran. Motornya yang berwarna hitam mengkilap masih terparkir di sana.

Sudut matanya menangkap sebuah mobil sedan berwarna silver yang terparkir tak jauh dari motornya. Langit mengernyitkan dahi.

Aneh.

Ini parkiran motor.

Kenapa ada mobil yang terparkir di sini?

Apa itu...?

...

...

DHEG!

Hati Langit mencelos seketika, matanya melebar. Ia menyadari sesuatu, namun ia tetap mencoba untuk terlihat tenang. Langit langsung memakai helm dan menaiki motornya.

Langit panik.

Sangat janggal jika sebuah mobil sedan mewah berwarna silver terparkir sendirian di sana. Ia memincingkan matanya untuk menerawang menembus kaca gelap mobil tersebut.

Mata Langit sangat tajam.

Ia melihat seorang pria ada di dalam mobil itu, menatapnya dengan tajam dan penuh dendam. Mata Langit pun beralih sedikit kebawah untuk melihat plat nomor mobil silver itu, namun, mobil itu tak mempunyai plat nomor.

Mobil baru.

Gadis itu langsung memalingkan kepalanya lagi. Bukannya Langit takut, tapi ia hanya tak ingin mencari masalah untuk saat ini.

Motor Langit melaju meninggalkan area parkiran. Tak henti-hentinya ia melirik kaca spion untuk mengecek apa mobil itu mengikutinya atau tidak. Ada perasaan lega di hati Langit setelah setengah perjalanan menuju rumahnya, mobil tersebut tidak mengikutinya.

Lelaki di dalam mobil barusan adalah Rahadian.

Langit bisa menduga bahwa itu Rahadian karena beberapa tanda; mobil baru karena mobil lama milik Rahadian menabrak dinding terowongan tempo waktu lalu, dan, mengapa lelaki itu menatap Langit dengan tajam dan penuh dendam? Langit merasa ia tak punya musuh! Dan didukung dengan nalurinya, ia yakin betul bahwa itu adalah Rahadian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ingénue - discontinued until notTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang