CHAIN's ~1~

4.6K 312 2
                                    

Suara gemerincing rantai besi terdengar di dalam sebuah kamar yang luasnya tak lebih hanya se-gudang. Lantai kayu di kamar itu terus berderik setiap kali dia melangkahkan kakinya, terus mengelilingi kamar itu.

Tubuhnya yang mungil itu berdiri di dekat jendela, menatap pemandangan yang ada diluar sana, dengan tatapan sedihnya. Kedua pergelangan tangan dan juga kakinya di rantai dengan besi yang sangat kuat, dan ketat. Bahkan tak hanya sesekali, rantai-rantai itu membuat pergelangannya memerah.

CEKLEK

Pintu kayu dibelakangnya terbuka. Di ambang pintu itu sesosok laki-laki yang mulai dia benci, membawa cambuk besar di tangan kirinya dan juga sebotol ramuan vacidies. Ramuan yang akan membuat para makhluk immortal atau abadi, akan terluka cukup parah. Karena menyebabkan luka yang terasa seperti terbakar dengan hebat.

Tubuh mungil itu pun membalikkan badannya dan menatap takut ke arah laki-laki itu. Di lihatnya, laki-laki itu menutup pintu kamar dan duduk di kursi yang berseberangan dengan dirinya. "Bagaimana dengan tidurmu?? Apa kau tidur dengan nyenyak?" tanya laki-laki itu dengan tatapan yang begitu tajam dan dingin, menyiratkan kekejaman. Bertanya seakan tak peduli.

Gadis itu hanya terdiam, sambil bergerak pelan, menempatkan dirinya semakin lebih rapat ke arah jendela. Di pojok ruang kamar itu. Membuat suara gemerincing rantai yang membelitnya terdengar di dalam ruangan itu. Dia merasa sudah lelah untuk menjawab ucapan laki-laki yang sejak kecil telah menyiksanya.

"Ck..." Laki-laki itu berdecak kesal, karena tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan. Dia mulai bangkit dari duduknya. Dengan langkah yang berat, namun perlahan, dia berjalan mendekati gadis itu. "Mulai berani menantangku, hm??"

PLAK

Sebuah tamparan keras mendarat tepat di pipi kanan gadis itu. Rasa perih dan juga panas mulai terasa sangat menyakitkan. Genangan air mata mulai dia rasakan di kedua pelupuk matanya.

"Bicaralah, jalang!" bentaknya dan membuat setetes air mata yang menggenang di pelupuk mata gadis itu jatuh membasahi pipi gadis yang ada dihadapannya itu.

Sesaat laki-laki itu termangu menatapnya. Entah kenapa kali ini, hatinya terasa ada sesuatu yang mengganjal saat menatap air mata itu. Begitu terasa ikut menyakitkan. Namun, dengan segera di enyahkannya perasaan itu. Menggantinya dengan perasaan tak berbelas kasih kembali.

"Dimana rintihanmu itu, hah?!" bentaknya sekali lagi.

"Apa pentingnya bagimu, Alpha..." Gadis itu mencoba menjawab, meski tenggorokannya terasa sangat kering. Karena sejak dia terbangun pagi tadi, belum ada omega --- werewolf lemah yang dijadikan pelayan dalam sebuah pack --- yang datang dan memberinya makan dan juga minuman.

Benar, laki-laki yang tepat ada di hadapannya adalah seorang Alpha. Alpha dari sebuah pack tersadis dan terkejam yang pernah dia tahu. Dia pernah mendengarnya dari omega yang cukup baik kepadanya, tentang kesadisan pack ini. Sedangkan dia, bahkan tidak tahu dia berasal dari pack apa? Apakah dia bergabung dengan pack ini? Dia sama sekali tidak tahu.

Yang dia tahu, dia hanya berdiam diri di tempat itu selama 17 tahun lamanya. Dia sudah sangat terbiasa dengan ucapan-ucapan kasar, dan pedas yang selalu keluar dari mulut Alpha itu, yang selalu bisa membuat kedua telinganya terasa panas dan mengiris hatinya.

Namun, sejak umurnya 12 tahun, rantai-rantai besi yang kuat, dan berat itu sudah mulai menghiasi seluruh pergelangan tangan dan kakinya. Siksaan secara fisik mulai berdatangan, dari cambukan, tamparan, pukulan, tendangan, dan siraman vacidies sudah dia rasakan sejak itu hingga sekarang. Membuat tubuhnya hampir selalu ditemukan bekas luka, yang mulai kering dan sembuh, namun juga dengan luka-luka yang baru.

CHAIN's ✔️ {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang