CHAIN's ~9~

3.6K 228 2
                                    

"Apa kau tidak makan??" tanya Zwetta sesaat setelah berselang beberapa menit dia memakan makanan yang dia makan.

Dominic tersentak kaget, dan mulai memfokuskan pandangannya sekali lagi pada Zwetta. Walau tidak bisa di pungkiri, jika sejak tadi dia juga terus memperhatikan Zwetta. "Tidak, makananku sedikit berbeda denganmu," jawabnya yang membuat Zwetta mengerutkan dahinya dalam-dalam.

Zwetta merasakan rambut halus di sekitar tengkuknya mulai meremang, saat mendengar suara serak dan berat dari Dominic. Seakan-akan suara itu memanggilnya untuk semakin mendekat ke arah Dominic. "Makananmu bukan sepertiku?? Lalu seperti apa??" Tanya Zwetta yang tidak bisa menutupi rasa ingin tahunya.

"Kau akan tahu nanti." Dominic hanya bergumam pelan untuk menjawabnya.

"Jadi sekarang kau tidak merasa lapar??" tanya Zwetta masih sambil mengunyah makanannya.
Dominic tersenyum kecil. "Em... Sedikit. Mungkin nanti aku akan makan."

Zwetta menganggukkan kepalanya pelan. Lalu mulai melanjutkan acara makannya yang tadi sempat tertunda. Walaupun, dia merasa sedikit risih karena Dominic terus memperhatikannya sejak tadi.

Sedangkan Dominic, dia sedang berpikir dengan sangat kerasnya. Siapa Zwetta sebenarnya?? Adakah sebuah tanda akan terjadinya sesuatu? Tapi apa?? Mengapa dia muncul begitu saja? Batin Damon menerka-nerka.

"Em... Aku kenyang. Terimakasih, Dominic," seru Zwetta sambil tersenyum tipis ke arah Damon.

Sesaat, Dominic merasa terperangah melihat senyuman di wajah Zwetta. Wajahnya yang cantik rupawan dan juga imut dalam waktu bersamaan. Oh, dan jangan lupakan tentang bibir mungil milik Zwetta yang punya warna merah merekah alami. Begitu menggoda untuk ingin Dominic rasakan. Tanpa sadar, diri Dominic sendiri mulai menjilat bibir bawahnya sendiri yang mulai terasa kering. Zwetta terdiam, dan menatap bingung ke arah Dominic yang hanya terus saja diam dan menatapnya tajam.

"Dom??? Dominic..." panggil Zwetta yang membuat lamunan Dominic terhenti seketika.

"Eh... Iya?? Ada apa??" ucap Dominic gelagapan.

Zwetta mengernyitkan dahinya makin dalam. Karena sejak tadi, Dominic hanya diam memperhatikan dirinya yang sedang makan. "Apa kau sedang melamun??"

"Tidak kok... Tadi kau bilang apa??" tanya Dominic mengalihkan pembicaraan di antara mereka. Mencoba untuk tersenyum kecil, menghilangkan rasa gugup akibat tatapan kedua mata Zwetta yang terlihat semakin indah di hadapannya itu.

Zwetta mengulum senyumnya. "Aku sudah kenyang... Dan aku berterimakasih untuk makanan yang sudah kamu siapkan ini."

Dominic menganggukkan kepalanya perlahan dan sekali lagi tersenyum. Senyumannya sangat manis, dan membuat Zwetta terkesima saat melihatnya. "Iya sama-sama..."

"Jadi kau tidak akan makan??" tanya Zwetta yang tidak tahu harus berbincang apa lagi dengan Dominic.

"Aku akan makan. Sekarang, kamu istirahat saja di dalam kamar," jawab Dominic sambil berdiri dari bangkunya, yang di ikuti oleh Zwetta yang juga berdiri dari duduknya.
Saat Dominic akan melangkah pergi dari ruang makan, Zwetta memanggil Dominic dan membuat Dominic menghentikan langkahnya untuk menatap Zwetta. "Tunggu, bolehkah aku ke sungai??"

Dominic menghentikan langkahnya, dan menatap Zwetta dengan pandangan penasaran, begitu penuh tanya. "Sungai yang mana??"

"Sungai dimana aku tidak sadarkan diri waktu itu..." gumam Zwetta dengan pikirannya yang melayang, mengingat waktu dimana dia menemukan sungai bersama Mariella waktu itu.

CHAIN's ✔️ {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang