CHAIN's ~6~

3.8K 252 3
                                    

Sinar mentari mulai terasa begitu hangat, dan hal itu nyatanya juga mulai menghangatkan tubuh Zwetta yang masih terasa dingin atau mungkin hampir terasa beku, sejak semalam bergelut dengan hawa dingin hutan itu. Sinar mentari yang menyentuh wajah Zwetta, membuatnya mulai mengerjabkan kedua matanya untuk berulang kali. Hingga memperlihatkan netra matanya yang berwarna abu-abu gelap. Terlihat begitu indah. Tentu saja.

Zwetta mulai meregangkan otot-otot tubuhnya secara perlahan, yang terasa sangat kaku. Namun, seketika matanya membelalak. Napasnya mulai tersendat. Dilihatnya terus ke arah tubuhnya. Tanpa sadar, Zwetta terjengkit kaget hingga berdiri dari posisi duduk dan bersandarnya itu.

"Bagaimana.... Ba-bagaimana sulur-sulur ini bisa menutupi tubuhku??" gumamnya sambil meneliti sulur-sulur pohon yang menutup rapat tubuhnya dengan erat, seperti sepotong kain.

Kedua matanya menatap berkeliling, kalau ada orang lain yang menatap ini, dia akan di anggap makhluk immortal yang aneh. "Mariella... Katakan apa yang terjadi?? A-apa yang terjadi padaku?!"

Mariella tersenyum di dalam jiwanya. Dan mulai bergumam pelan, "Salah satu kekuatanmu Zwetta..." Dan Mariella merasa sangat bangga, pada akhirnya kekuatan itu hadir dengan sendirinya. Mulai terbiasa dengan hubungan jiwa mereka. Sedikit lagi, dan semuanya akan sempurna.

Namun, sepertinya rasa bahagia itu sama sekali tidak membuat Zwetta mengerti. Terbukti dari raut wajah Zwetta yang hanya menanggapi jawaban Mariella dengan kerutan dalam di dahinya. "Apa maksudmu?? Ini... Tidak mungkin kekuatanku... Kekuatan kita. Aku... Tidak mungkin seorang witch, kan??"

Mariella berdecak, dan memutar kedua bola matanya, merasa kesal dan juga jengah. Sebenarnya, dia seharusnya tidak perlu lagi menjelaskan sesuatu kepada Zwetta, namun apa daya, Zwetta sepertinya memang perlu untuk mendapatkan kejelasan-kejelasan tentang semua hal yang baru saja terjadi. Tentu saja, dengan sedikit rasa terpaksa dari Mariella. "Dasar bodoh..." gumam Mariella dengan nada sedikit ketus.
Zwetta memberengut seketika saat mendengar jawaban dari Mariella. Tapi sungguh, dia sama sekali tidak mengerti. Pikirannya terasa blank sekarang. Dan Mariella yang ada di dalam jiwanya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya berulang kali. Terlebih kedua mata polos milik Zwetta yang membuat dia merasa gelas sendiri. Kemudian, Zwetta menggelengkan kepalanya dengan kuat. "Tidak... Tidak... Ini tidak mungkin. Jika aku seorang witch, maka aku tidak mungkin seorang werewolf, begitu pula dengan sebaliknya. Kau juga bukan wolf-ku," gumamnya.

Mariella menggeram kesal di dalam pikiran Zwetta. Moon Goddes... Batin Mariella, yang tentu saja tidak akan bisa di dengar oleh Zwetta. "Zwetta... Hentikan pikiran bodohmu itu. Dengar, kita ini memang werewolf... Bukan witch, atau apapun yang kini sedang berkelana di dalam pikiranmu. Mengerti?! Dan satu hal lagi, Zwe, kita ini spesial... Kau akan tahu jika waktunya telah tiba nanti. Sekarang, gerakan tanganmu dengan asal, maka sulur itu akan terlepas dengan sendirinya dari tubuhmu. Begitu pula dengan sebaliknya," jelas Mariella panjang lebar dengan nada yang cukup keras dan seakan putus asa.

Dan merasa bahwa Zwetta tidak akan bisa memahami semuanya dalam waktu yang cukup dekat nanti. Dan yang di katakan oleh di  Mariella, di jawab anggukan oleh Zwetta.

Zwetta melangkahkan kedua kakinya dengan perlahan mendekat ke tepi sungai yang tenang. Sekelilingnya masih tertutupi oleh kabut yang cukup tebal. Dengan ragu, Zwetta mulai menggerakkan tangannya dengan asal, dan benar saja, sulur-sulur yang tadinya menutupi tubuhnya, terbuka dengan perlahan, dan memperlihatkan tubuh telanjangnya. Zwetta tertegun seketika. Sedangkan Mariella tersenyum tulus dalam pikirannya. Merasa puas, saat Zwetta berhasil melakukannya dengan lancar.

CHAIN's ✔️ {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang