Bel pertanda pulang sekolah berbunyi sebanyak tiga kali. Dara memasukkan buku - bukunya ke dalam tas dengan cepat. Hari ini, Ira, sahabatnya tidak masuk sekolah karena demam. Dan Dara sudah berjanji akan menjenguknya sepulang sekolah.
Pertama, Dara harus membeli snack sponge rasa stroberi di supermarket beserta beberapa kaleng minuman, lalu mampir ke warung seblak langganan dirinya dan juga Ira.
Itu merupakan syarat wajib yang harus mereka bawa jika salah satu diantara mereka ada yang sakit.
"Pulang?"
Dara melonjak kaget saat dirinya sampai di depan kelas dikejutkan oleh kehadiran Dilan dan dua temannya, Athur dan Pajri.
"Emangnya kenapa?", tanya Dara balik.
Dilan tertawa kecil, "Ya aku mau nganterin kamu lah. Pacar yang baik harus siap mengantar kemana pun pasangannya pergi."
Athur dan Pajri saling berpandangan. Jadi ini pacar baru Dilan? Mereka memperhatikan Dara dari atas sampai bawah lalu mengendikkan bahu mereka, tampak tak peduli.
"Gak usah. Aku bisa pulang sendiri", tolak Dara.
"Aku antar kamu pulang."
Lagi - lagi Athur dan Pajri saling berpandangan dengan dahi berkerut. Bahasa yang digunakan Dilan mengapa jadi terdengar... gak banget. Maksudnya, mereka sudah lama sekali tidak menggunakan kata : aku - kamu begitu. Jadi terdengar aneh sekarang.
"Gak usah. Lagian aku juga harus pergi ke suatu tempat dulu. Jadi mending kamu pulang aja."
Dilan menggeleng, lalu menggandeng paksa tangan kanan Dara, "Aku memaksa."
Lalu mereka berdua pergi meninggalkan Athur dan Pajri yang melongo melihat kepergian keduanya.
"Buseh, gak nyangka gue Dilan jadi menjijikkan begitu." kata Athur.
Pajri mengangguk, merasa setuju dengan ucapan Athur, "Hooh, jijik banget gue dia ngomong pake bahasa bayi kayak gitu." timpal Pajri.
"Inikah yang namanya cinta?" ucap keduanya bersamaan.
***
"Berhenti disana!" Seru Dara sambil menunjuk warung seblak langganannya.
Dilan menepikan motor gedenya, membuka helm lalu mengacak - acak rambutnya, ciri khas seorang bad boy.
"Kamu ternyata doyan makan juga ya."
Dara mengabaikannya dan memilih berdiri di samping gerobak sambil menunggu pesanannya jadi.
"Ini neng..", Dara memberikan dua lembar uang sepuluh ribuan seraya mengucapkan terimakasih.
"Kamu pesan dua? Kamu beliin buat aku juga?"
"Ini bukan buat kamu."
Dilan menaikkan sebelah alisnya, bingung, "Terus, buat siapa? Kamu mau makan sendiri?"
"Buat teman aku."
"Teman kamu? Cewek atau cowok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend
Teen Fiction• Sudah di revisi • • • • Orang bilang, sikap seseorang dapat ditebak pada saat pertemuan pertama. Tetapi, jika pandangan pertama saja sudah buruk, apakah kesana nya juga akan tetap buruk? Dilan itu egois, dan Dara itu keras kepala. Dilan gak mau k...