Perlukah aku menceritakan kejadian sebulan terakhir ini? Mungkin yang kalian inginkan hanya rincian semata, tapi aku akan tetap bercerita.
Namaku Sachi, seorang indigo. Pada tahun ajaran baru ini, aku duduk di bangku kelas sepuluh Ashitake Senior High School. Namun, belum sehari aku menetap di sana, kesialan seketika menimpa diriku yang malang ini-padahal aku sudah berharap agar keberuntungan selalu menyertaiku.
Di hari pertama, setelah upacara pembukaan dan penerimaan murid baru, aku bertemu dengan biang kerok dari semua kejadian yang terjadi kepadaku setelahnya. Namanya Akashi. Seorang arwah menyebalkan yang meminta bantuan kepadaku untuk mengungkap misteri dari pembantaian tahun 1978 di sekolah ini, di mana dia merupakan salah satu korbannya.
Semenjak itu, tidak ada kata damai dalam keseharianku; arwah-arwah di rumah yang mencemaskan diriku membuatku semakin bersalah karena menyembunyikan hal ini dari mereka; aku berhubungan lebih dalam dengan para arwah demi mendapatkan informasi-walaupun sebagian besar murni ketidaksengajaan; Pamanku yang mendadak datang; dan yang paling terbaru adalah terbongkarnya identitasku sebagai seorang indigo. Yah, hal terakhir itulah kejadian paling terbaru dalam jangka waktu dua pekan ini.
Yuna tetap menerima diriku, seorang indigo, sebagai temannya. Meski dia masih terlihat sedikit ketakutan-hal yang paling sulit disembunyikan semua orang-setidaknya dia mencoba beradaptasi dengan keadaan baru ini untuknya.
Aku tidak sepenuhnya menceritakan perihal situasiku. Aku tak berniat mengatakan "seisi rumahku dihuni para arwah" dan mengungkapkan jati diri Akashi-yang terkadang menyamar menjadi siswa senior di sekolah ini.
Hanya kekuatanku dan pencarian informasi Pembantaian 1978, dengan bantuan Akashi, yang kuberitahu. Aku membiarkan Yuna tahu, semuanya sudah kubicarakan dengan Akashi.
Mengenal Yuna, bisa dibayangkan dia pasti menanyakan apa alasan dibalik pencarian informasi ini dan kejadian itu memang terjadi. Untungnya, aku dan Akashi berhasil memberikan alasan yang cukup logis untuk diterima seorang Yuna; karena aku dan Akashi penasaran dengan hal-hal misteri seperti ini.
Yuna membantuku sebisa mungkin mencari sumber-sumber tersembunyi tentang kejadian-kejadian yang terjadi pada tahun 1978. Hasilnya tidak banyak, tapi cukup berguna.
Salah satu contohnya adalah, tertulis di koran edisi tahun 1979 milik ayah Yuna, motif pembantaian tidak manusiawi ini belum diketahui. Pelaku dari kriminalitas ini pun belum ditemukan, meskipun telah dicurigai seseorang sebagai dalang dari semua ini. Akan tetapi, pada akhir tahun 1979, semua tuduhannya terangkat dan dia dibebaskan.
Seingatku, nama pria malang itu Hashibara Touto. Beliau bekerja sebagai petugas keamanan di Ashitake High School waktu itu. Kronologisnya, dia tengah patroli mengelilingi sekolah pada pukul tiga subuh saat itu. Berbeda dengan hari sebelumnya, dia tidak menginap di sekolah karena rekan-rekannya yang lain mendapatkan tugas tersebut. Alhasil, dia berangkat kerja dari rumah.
Ketika itulah, dia melihat si jago merah telah melahap habis aula tempat acara besar tengah berlangsung semalam. Menurut pengakuannya, dia takkan bisa melupakan bau mayat-mayat gosong di daerah itu. Aroma kematian yang kental kentara sekali menyelimuti Ashitake High School masih melekat dalam ingatannya.
Namun, anehnya, aku tak dapat menemukan alasan penangkapan Hashibara Touto ini. Percaya atau tidak, kira-kira setelah berita tentang pelepasan Hashibara Touto ini, bagian selanjutnya robek.
Lebih tepatnya, hanya bagian itu yang dirobek.
⊙⊙⊙
Yuna mengerutkan keningnya. "Aku tak pernah melihat robekan di sini sebelumnya," katanya. Dia mencodongkan tubuhnya, menggapai kue kering yang berada di dekat Akashi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Mystery Behind the Massacre in 1978
ParanormalMiyano Sachiko, seorang murid angkatan ke-90 di Ashitake High School. Dia seperti murid lainnya, tapi ada satu yang membedakan dirinya dengan yang lain. Dia indigo. Karena kekuatan indigo-nya inilah, yang membuat dirinya sering berhubungan dengan h...