The Mystery Behind the Massacre in 1978

Chapter 1 : "Siapa kamu?"

13 April 2001

Ashitake Senior High School, sekolah terkenal se-Jepang ini kini telah menutup pendaftaraan murid baru tahun ajaran 2001-2003.

Tentu, banyak murid yang berusaha masuk ke sekolah terkenal ini. Dan hari ini, sekolah itu telah mengumumkan ada 650 murid yang berhasil masuk ke sana!

Ashitake Senior High School, sekolah yang satu yayasan dengan Ashitake Junior High School serta Ashitake University—yakni Yayasan Ashitake—ini dikatakan sebagai sekolah terluas se-Jepang ketiga dan dilengkapi fasilitas yang bermacam-macam.

Aku menutup koran yang tadi kubaca. Sungguh, kenapa orang-orang melebih-lebihkan tentang hal sepele ini? Mengherankan.

Tapi aku bisa memaklumi.

Sekolah dengan tingkat akademik serta non-akademik yang tinggi, mana mungkin sih, ada orang yang tidak tertarik?

Jangan kalian pikir Ashitake Senior High School hanya menampung murid-murid pandai serta berada saja. Sekolah ini juga mempunyai murid-murid yang biasa saja, kok.

Tentu, semua itu karena moto sekolah luar biasa ini :

"Janganlah pesimis, jadilah optimis. Lihat ke depan, melangkahlah maju. Semua pisau bisa menjadi tajam jika diasah dengan baik."

Wuah, aku bahkan sampai hafal di luar kepala.

Heran kenapa aku mengetahui semua ini? Ya, karena aku adalah salah satu murid baru di Ashitake Senior High School. Angkatan ke-90, tahun ajaran 2001-2003.

Aku pandai? Tidak juga. Otakku ini biasa saja. Aku hanya tertarik saja dengan sekolah ini. Tapi aku juga mempunyai keahlian tertentu. Yah, meski hanya di bidang seni, olahraga, dan dalam hal memasak.

Satu lagi mungkin.

Tapi aku tidak biasa menyebutnya keahlian. Aku menyebutnya kemampuan khusus.

Indigo.

Kelebihan yang diberikan Tuhan untuk orang-orang tertentu. Bukan bawaan lahir, sih, tapi ketika aku berumur 5 tahun, aku mengalami kecelakaan dan koma selama 3 bulan. Ketika aku melihat dunia—secara bersamaan—aku juga mampu melihat mereka.