Chapter 5

4.2K 712 130
                                    

"Buka mulutmu, sayang."

Jimin memotong kecil sandwich kesukaan Yoonji dan menyuapinya satu demi satu dengan sabar.

"Aku sudah kenyang." rengek Yoonji sambil mempoutkan bibirnya di hadapan Jimin. "Kisseu?"

Jimin meletakkan garpu yang dipegangnya lalu membersihkan remahan roti disekitar bibir mungil istrinya itu, "Nanti sayang, masih ada eomma dan appa. Sekarang makan dulu, nde?"

Yoonji merajuk malas, sambil meletakkan tangannya di depan dada. "Kalau begitu makannya juga nanti saja!"

"Yoonji-ah, kalau tidak makan bagaimana bisa minum obat?" Jimin mengelus rambut panjang Yoonji. Entah bagaimana ia begitu mencintai gadisnya ini. "Aku tak ingin melihatmu sakit."

"Tidak mau, kisseu!" balas Yoonji sambil memeletkan lidahnya dan mendapatkan kekehan kecil dari Jimin.

"Apa Yoongi belum bangun, Jimin?" tanya Ibu Yoongi sambil memakan sarapannya dan membuat interaksi kedua suami-istri tersebut tiba-tiba terhenti.

Wajah Jimin tiba-tiba berubah mengeras mendengar nama Yoongi. Ah-- Jimin sama sekali melupakan Yoongi yang tak pulang semalaman karena mengurus Yoonji.

"Yoong---"ucapan Jimin terpotong oleh ayah mertuanya

"Ck ck ck, anak itu kerjaannya hanya tidur bahkan setelah menikah! Memalukan!" desis Ayah Yoongi sambil mengesap kopinya.

"Mungkin Yoongi kelelahan, yeobo. Biarkan saja dia tertidur dulu." balas Ibu Yoongi mencoba menenangkan suaminya. "Iya kan, Jimin? Apa kau membuat Yoongi kelelahan tadi malam?" goda Ibunya.

Yoonji mengepalkan tangannya lalu menggenggam tangan Jimin hingga membuat suaminya itu menoleh. "Eomma, aku ke kamar dulu. Jimin, ayo kekamar."

"Eoh, Tolong jaga Yoonji ya Jimin" Jimin mengangguk kikuk dan membopong tubuh Yoonji menuju kamar mereka.

Saat di kamar, Yoonji hanya terdiam di kasur sambil menunduk.

"Ada apa, Yoonji-ah?"

Jimin beringsut naik ke atas kasur karena melihat istrinya yang tiba-tiba saja terdiam sejak dari meja makan tadi.

"Kau merasakan sakit lagi?"

Yoonji menggeleng pelan sambil memeluk Jimin. "Aku mencintaimu, Jimin. Kumohon tetaplah seperti ini padaku."

Jimin mengernyitkan dahinya bingung, ia sama sekali tak paham dengan apa yang dipikirkan Yoonji.

"Kau memikirkan itu? Aku kan memang mencintaimu, istriku yang tercantik." Yoonji menggeleng lemah dan memilih untuk terus memeluk Jimin. "Apa yang menganggumu sayang?"

Wanitanya ini, memang begitu, overthinking. Tapi yang pasti, bagi Jimin, Yoonji adalah segalanya. Ia akan melakukan apapun asalkan istirnya ini bahagia.

"Baiklah, Aku harus mengurus beberapa dokumen untuk keberangkatanmu nanti sayang, tak apakan jika aku tinggal sebentar?"

Yoonji mengangguk pelan, "Jangan lama-lama.

Jimin mengangguk, "Akan ku usahakan. Sekarang kau istirahat ya." lanjutnya sambil mengecup kening Yoonji.

.

.

.

.

.

Rein Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang