Chapter 6

4.2K 764 305
                                    

Yoongi masih terdiam, disampingnya seorang lelaki dengan sweater biru tengah fokus pada jalanan, membawa sebuah mobil mewah dengan kecepatan di atas rata-rata dan terlihat berusaha menahan emosinya.

"Bisakah kau sedikit pelan? Aku tak mau mati sia-sia dengan atau karenamu" cibir Yoongi kesal.

Ciittt!

Pemuda itu tiba-tiba saja menginjak rem dengan keras hingga membuat Yoongi yang tak siap terpental mulus ke arah dashboard.

"YAK!" teriak Yoongi kesal.

Jimin membuka seatbelt yang melilit tubuhnya lalu mengubah posisi duduknya menyerong ke arah Yoongi.

Ia mendekatkan tubuh mereka hingga membuat Yoongi yang tadinya emosi malah terdiam kaku.

"K---kau mau apa?" gagapnya panik.

"Berhentilah berbicara, atau kau akan menyesalinya" jawab Jimin dingin.

Bagaimana mungkin Jimin bisa sabar saat menghadapi orang yang telah membuat hidupnya menderita selama beberapa hari belakangan ini.

"Aku jauh lebih menyesal karena mengenal laki-laki brengsek sepertimu! Kau tahu, terjebak pada orang yang tak kita inginkan adalah hal terburuk yang pernah aku alami sepanjang hidupku! Kau dan Yoonji benar-benar perusak hidupku!"

"Kau pikir hanya hidupmu yang hancur, eoh?! Berhentilah mengeluh dan bertingkah seperti anak kecil Yoongi!"

"Jangan menyebut namaku dengan mulut kotormu itu, sampah!"

"Jangan membuat masalah lain karena kabur ke rumah pacarmu! Kau sudah menikah!"

"Diamlah, brengsek! Pikirkan saja hidup sempurna mu itu!"

Jimin menghela nafasnya lelah. Berdebat dengan Yoongi benar-benar menguras tenaganya siang itu. Ia memilih menghidupkan kembali mesin mobilnya dan bergegas pulang.

"Ibumu sakit karena memikirkanmu. Semarah apapun kau, jangan pernah melakukan tindakan bodoh seperti ini lagi"

"Kau pikir karena siapa aku begini!"

"Terserah kau saja" desah Jimin pelan.

...

"Yoongi-ah" ucap Ibu Yoongi saat anak laki-lakinya itu masuk ke kamarnya. Ia merentangkan kedua tangannya, memohon agar Yoongi mendekat dan memeluknya.

Yoongi terdiam sejenak, memikirkan semua kejadian yang menimpanya. Mengapa ibunya sama sekali tak membela dirinya saat itu?

Yoongi sakit hati. Sudah jelas kan?

Ia masih melihat ibunya dengan penuh harap merentangkan tangannya. Senyum dari wajah penuh kasih sayang itu sedikit demi sedikit pudar karena anak lelakinya itu tak juga bergerak memeluknya.

"Yoongi" lirih ibunya pilu.

"Aku ingin ke kamar" jawab Yoongi dan langsung membalikkan tubuhnya keluar dari kamar sang ibu.

Jimin, Yoonji dan ayahnya jelas hanya bisa diam melihat semua kejadian ini. Yoongi, adalah yang paling menyayangi ibunya tapi hari ini ... mungkin predikat itu akan hilang dari dirinya.

"Eomm--" Yoonji baru saja akan melangkah mendekati ibunya sebelum Jimin menahan tubuhnya dan menggeleng pelan.

"Kita kembali ke kamar, okay?"

Yoonji mengangguk paham dan mengikuti langkah kaki suaminya itu. Suasana rumah yang biasanya ceria dan menyenangkan dalam sekejab berubah penuh keheningan yang menyesakkan.

Rein Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang