SURAT #9

4.8K 758 97
                                    

Cara turun dari taksi dan berjalan menuju sebuah klub malam tempat perayaan ulang tahun salah satu teman sekelasnya.

Belum saja ia ingin memasuki pintu klub, seseorang menabrak tubuhnya.

"Au!" pekik Cara.

"Maaf," balas pria itu yang lekas meninggalkannya cepat.

Cara mendengus kesal. Ia kembali melangkah memasuki klub. Mencari sosok temannya itu.

Ia membuka tas untuk mengambil sebuah bingkisan. Tepat, di samping bingkisan tersebut terdapat sebuah surat putih berlambang huruf M yang pasti sangat ia kenali.

Kening Cara berkerut. Kapan ia pernah memasukan sebuah surat ke dalam tasnya.

"Jangan-jangan yang tadi nabrak gue," pekik Cara menoleh kembali ke pintu masuk.

Cara memilih menyingkir sebentar ke ujung ruangan dan membukanya.


Mi Corazón !

Jangan pulang terlarut malam.

Kalau situasinya sudah tidak kondusif, lebih baik segera pulang.

Aku ada di sini untuk menjagamu.

Hati-hati.


Adiós!

DJ.


Cara tersenyum, memasukan surat tersebut dan mengambil bingkisan untuk temannya itu.

Dengan basa-basi singkat dan memberikan bingkisan tersebut. Cara memilih untuk duduk di kursi Bar. Memilih jus jeruk, daripada berbagai macam cocktail yang tersedia gratis sepanjang malam.

Seseorang menaruh secarik kertas di meja.

"Tunggu," ucap Cara pada pria tersebut yang menundukan kepala dan siap melangkah meninggalkannya.

Ia terhenti dengan posisi membelakangi Cara.

"Kau ... Juan?!" tanya Cara yang menggeser tubuh ke samping. Berharap bisa melihat wajahnya dari balik tudung jaket hitam.

Pria itu sedikit menolehkan wajah. Sayang, cahaya di dalam klub tidak begitu terang, sehingga Cara tidak bisa melihatnya dengan jelas.

Pria itu kembali melangkah meninggal Cara yang masih terpaku menatap punggungnya yang mulai menghilang, di antara tubuh manusia yang tengah berdansa.

Cara membuka kertas tersebut.


Jangan di minum jusmu.

Mantan jelek mu itu sudah bekerjasama dengan bartender jahanam, untuk menaruh obat di minuman yang kau pesan.

Pulang sekarang juga.


DJ.



"Ini jus nya," sodor bartender pada Cara.

"Thanks!" Balas Cara gugup. Ia mengaduk sebentar jus itu lalu berpura-pura berbicara diponsel, sembari berjalan ke luar dari klub.

Cepat ia melangkah menuju jalan raya utama dan mencari taksi.

Beruntung, sebuah taksi berhenti di depannya.

"White Resident!" ucap Cara sesaat setelah memasuki taksi.

Ia terdiam. Membuka tas dan kembali membaca kertas itu.

"Terimakasih," gumamnya.

Supir taksi yang melihatnya berbicara sendiri, hanya meliriknya melalui cermin.

DON JUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang