SURAT #14

4.6K 695 129
                                    

Pagi ini, Cara begitu kesal. Kesal karena ia tidak bertemu bahkan mendapatkan kabar dari Juan. Satu-satunya yang ia punya hanya surat kemarin. Kini ia pun kesal karena lupa meminta nomor telepon Juan.

Ia berharap setidaknya ia masih bisa berkomunikasi dengannya disela-sela persiapan konser minggu depan. Hari ini, Ia hanya berharap bisa mendapatkan surat dari kekasihnya itu.

Cara membuka loker miliknya dan mengambil sebuah buku untuk kelas pagi ini. Tidak ada surat. Ia beralih pada loker kanan. Bibirnya mulai tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman indah.


Mi Novia!

My Sugar!

Apa bisa kau ke area indoor basket?

Your Juan!




Cara lekas berlari dengan wajah bahagia. Ia bahkan tidak memperdulikan sepanjang perjalanan selalu menabrakan diri dengan orang-orang yang berlalu lalang menghalangi jalannya.

Langkahnya terhenti tepat di depan pintu berwarna kecoklatan. Sedikit gugup ia membukanya. Sepi. Teramat sepi.

Ia memandang ke sekeliling area mencari sosok Juan. Masih tidak menemukan, Cara memberanikan melangkah melewati barisan tempat duduk penonton.

Baru saja ia melewati barisan palingan atas, tubuhnya tertarik ke samping. Juan menarik pinggang dan memeluk erat. Menatap kedua mata Cara dari jarak yang sangat dekat.

"Hola," sapa Juan.

"Ho... Hola!" gugup Cara.

"Ups, maaf. Tadi kau hampir saja jatuh makanya aku tarik," Juan melepaskan tangan dan mengusap tengkuknya kikuk.

Cara hanya terdiam dan menyisipkan rambutnya ke telinga.

"Kau kuliah sampai jam berapa hari ini?" Juan membenarkan tudung jaket.

"Sore. Kenapa memangnya?"

"Aku ingin kau ikut menjemput Anitta," jelas Juan.

Wajah Cara sedikit berubah saat nama tersebut disebut olehnya. "Ada apa?" Juan mengerutkan kening dan melangkah mendekati Cara.

"Enggak. Maaf aku kuliah sampai sore," jawabnya cepat.

"Besok kau tidak ada kuliah bukan? bagaimana kalau besok ikut aku latihan vokal dan koreo?" Juan menundukan wajah agar bisa melihat wajah Cara yang tertunduk malu.

"Oke."

Juan membelai rambut Cara dan menyisipkannya di telinga. Ia tersenyum menatap Cara yang terlihat gugup. "Jangan menundukan wajah cantikmy. Aku senang kok memandangnya sepanjang hari," bisik Juan.

Cara menggigit bibir dan menutup kedua mata. Bahkan ia meremas buku di tangannya.

Juan menarik dagu Cara lembut dan kini ia menikmati memandang wajah gadis yang membuatnya jatuh cinta itu. "Kau milikku. Milikku selamanya," ucap Juan.

Cara hanya bisa terdiam. Meredakan detak jantung dan berusaha menguasai kegugupan dirinya.

Tanpa di duga Juan menarik tubuh Cara. Mendekapnya erat. "Hal indah apa lagi selain bisa mencintai dirimu seperti ini!"

Cara membalas pelukan, tersenyum dan membenamkan wajahnya pada dada Juan. "I love you. I love you, Sugar!" Juan menutup kedua mata. Meresapi kebahagiaan yang tengah ia rasakan.

"I love you too, my Juan!" balas Cara.

Juan melepaskan pelukan dan kini menangkup wajah Cara dengan kedua tangan. "Apapun yang terjadi, kau harus percaya kalau aku sayangnya hanya denganmu."

Cara hanya menganggukan dan menatap kedua mata indah yang sangat ia sukai.

"Aku harus pergi," Juan mengusap lembut pipi Cara dengan jemarinya.

"Oke. Semoga latihannya berjalan lancar."

Juan menatap bibir Cara dan kini beralih pada kedua matanya. Ia tersenyum dan menganggukan kepala. "Berhati-hati selama tidak ada aku."

"Iya!"

Juan memilih berlalu lebih dahulu dan keluar dengan langkah cepat.

~~~

Cara memasuki kamar. Ia memilih duduk di depan meja belajarnya. Menyalakan laptop dan membaca beberapa berita yang masuk mengenai kekasihnya itu.

Ada satu artikel yang menampilkan foto dirinya dan Juan saat di taman.

"Maluma terlihat dengan seorang wanita yang tidak diketahui identitasnya. Menurut para Fans yang mengejar keduanya, Maluma terlihat terluka dibagian wajah. Apakah ini hanya untuk pengalihan isu, karena konser nanti ia akan tampil bersama kekasihnya, Anitta?"

Cara terdiam. Ia kembali membuka beberapa berita di media Columbia.

Sama. Hampir semua berita sama. Sama-sama memberitakan bahwa foto dan video tersebut hanya pengalihan isu belaka.

Cara terhenti pada berita lain mengenai Anitta, penyanyi asal brazil yang memang tengah digosipkan memiliki kedekatan dengan Maluma, setelah single duet mereka keluar dan menjadi trending topic di kedua negara tersebut.

Cara menarik napas panjang. Ia kini beralih pada akun Fans Club lainnya yang tengah menunggu Maluma di airport untuk mengadakan live report.

Ia menunggunya dengan perasaan berkecamuk. Berharap apa yang ia baca tidak benar. Ya, walaupun ia tahu itu semua hanya gosip buatan media. Tapi, tetap saja hatinya tidak bisa berbohong. Cara cemburu.

"Oke. kita sudah di depan pintu kedatangan. Sepertinya Maluma sudah berada di dalam makanya di sini sudah ada penjagaan,"ucap seorang wanita yang berada di depan layar.

Cara mengetukan jarinya di atas meja. Gugup.

"Eh, itu Maluma." teriaknya dan mulai mengambil gambar idolanya itu.

Maluma tengah berjalan menghampiri pintu kedatangan dengan wajah sedikit tertutup topi.

Cara tersenyum. Ia mengingat kejadian tadi pagi.

"Eh itu Anitta," teriak wanita itu lagi.

Maluma berlari dan menghampiri Anitta. Ia lekas memeluk tubuh Anitta dengan sedikit mengangkatnya.

"Aaaa ... so sweet!" teriak hampir semua yang berada disana.

Anitta melingkarkan kedua tangan di tengkuk Maluma dan memeluknya. Begitu pula dengan Maluma yang membalas pelukan dengan tersenyum lebar. Mereka berbicara sebentar dan tertawa bersama.

Maluma lekas menggenggam lengan Anitta dan membawanya menuju mobil yang sudah disiapkan dengan susah payah menembus ratusan Fansnya.

Sesekali Maluma menyapa Fans dan tersenyum.

Cara menyandarkan punggung dan menatap nanar layar laptop.

"Gue bisa terima kalau di posisi Fans tapi nggak kalau di posisi Sugar!" ucapnya lirih yang kini beranjak ke atas tempat tidur dan memeluk boneka Teddy Bear coklat.

DON JUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang