Hola Sugar!
Tadi pagi mukamu lucu sekali. Pasti masih kesal dengan kejadian kemarin ya?
Bahkan, kau langsung menuju loker dan mencari surat dariku hahahaha... tidak ada hal lain yang bisa membuatku ketawa sekarang ini. I'm Happy.Kamu menggemaskan, Sugar.
Aku kesiangan hari ini, jadi baru bisa menaruh suratnya tadi siang. Susah juga ternyata, lorong selalu ramai. Semoga tidak ada yang melihatku.
Bagaimana kabar Teddy Juan? Apa dia masih selamat? Luis bilang kau memukulinya selama perjalanan pulang hahahaha... beruntung bukan aku yang di sana.
Sekarang, bisa kau lihat ke ujung lorong.
Apa kau lihat seorang pria yang sedang bersandar pada dinding, dengan kedua tangannya dimasukan ke dalam saku celana dan ia memakai topi bertuliskan penyanyi kesayanganmu?
ITU AKU !
Con Amor.
DJ.
Cara, menoleh ke arah ujung lorong. Tidak begitu jauh dan tidak begitu dekat pula jarak dirinya dengan Juan.
Dengan menyipitkan kedua mata, ia memperhatikan sosok Juan yang masih mematung terdiam dan tertunduk. Setengah wajahnya tertutup oleh topi yang ia kenakan.
Walau begitu, Cara bisa melihat bibirnya yang kini tertarik ke atas. Membentuk sebuah senyuman.
Baru saja ia melangkah, Juan menegakan tubuhnya. Cara memilih menghentikan langkah dan memperhatikan apa yang akan dilakukan Juan satu garis lurus dengannya.
Keduanya terdiam di tempatnya masing-masing. Asik saling menatap dengan jarak yang memisahkan mereka, dengan beberapa orang yang lalu lalang di antaranya.
Cara mulai melangkah kembali.
Satu langkah.
Dua langkah.
Tiga langkah.
Cara berhenti. Masih sama, ia terus memperhatikan senyum Juan yang semakin melebar karena jarak yang mulai menyempit diantara keduanya.
Satu langkah.
Langkah Cara terhenti tiba-tiba. Pintu kelas yang berada di sampingnya terbuka, dan seketika mahasiswa yang berada di kelas tersebut berhamburan keluar secara bersamaan.
Pandangan Cara tertutup. Bahkan, ia harus berjinjit untuk terus bisa melihat sosok Juan atau bahkan hanya topi bertuliskan penyanyi favoritnya itu.
Masih tidak menghasilkan sesuatu, Cara mulai meloncat-loncatkan tubuhnya diantara kerumunan mahasiswa yang menghalanginya.
Keadaan mulai tenang, sudah tidak ada satu orang pun yang keluar dari kelas tersebut.
Cara, kembali fokus pada ujung lorong.
Sayang, ia kehilangan sosok Juan.
Bahkan, Cara terhenti di ujung lorong dan menyapu kesekitarnya. Berharap, ia menemukannya kembali.
Sepertinya aku pernah liat senyum itu. Tapi, di mana?

KAMU SEDANG MEMBACA
DON JUAN
RomanceROMANCE-FAN FICTION 18+ Apa jadinya kalau seorang Idola menyukai salah satu penggemarnya dan menjadi seorang secret admirer ? #1 Maluma FanFiction Indonesia IG: Maluma_id -Mei 2017- Copyright © Silvia Pratidino. All Rights Reserved.