Ini adalah sebuah surat dari seorang Don Juan.
Sebuah surat yang mewakili ratusan surat sebelumnya.
My Sugar, Seorang gadis cantik berambut coklat dengan senyum yang sangat aku sukai.
Seorang gadis yang sudah membuat hari-hari ku selama 7 tahun terakhir ini, penuh dengan semangat hanya dari tulisannya melalui surat eletronik, yang selalu aku baca hampir setiap harinya.
Gadis itu kini sudah membuat seorang Don Juan bertekuk lutut, memberikan satu-satunya hati yang ia miliki, mencintainya di setiap hembusan napas, di setiap detik hidupnya.
Kau adalah kelemahanku, sedangkan mencintaimu menjadi kekuatanku.
Kata-kataku telah habis saat bersamamu. Ratusan surat tidak akan pernah bisa mewakili perasaanku untukmu yang teramat aku cintai.
Datanglah kepadaku, genggamlah tanganku, percayalah pada rasaku, berikanlah hatimu hanya untukku.
Malam ini, biarkan seluruh dunia tahu bahwa dirimulah satu-satu pelita hidupku, hatiku, gadis yang akan aku puja sepanjang hidupku.
Bersama kita akan menghadapi waktu yang berlalu, jarak yang terbentang dan sepi yang akan mengusik setiap langkah.
Aku, Juan Luis mencintai Caramel Elvera.
Te Amo.
Cara bukan hanya tersenyum, kini setetes air mata bahagia miliknya terjatuh.
"Kita berangkat sekarang, Nona?" ujar Tian yang sudah berdiri di depannya.
Cara menganggukan kepala dan melangkah memasuki mobil yang akan membawanya pada konser World Tour Maluma 2017.
~~~
"Kita berhenti di sini, Nona. Kita akan masuk melalui pintu belakang Convention Center." Tian lekas keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Cara. "Akan saya antar menuju ruang tunggu. Tuan Juan sudah berada disana sejak pagi tadi."
Cara hanya mengikuti Tian, melangkah untuk menghampiri pria yang sudah membuatnya jatuh cinta itu.
Tidak begitu jauh memang jaraknya, Cara hanya berjalan melewati beberapa lorong yang sudah dipenuhi para Tim, bahkan seorang dokter pun sudah siap dengan kotak medisnya.
Tian menghentikan langkah tepat di depan sebuah pintu yang bertuliskan MALUMA. Pelan ia mengetuknya.
"Ya," teriak seseorang dari dalam.
Julian membuka pintu. "Oh, Cara. Ayo masuk," ucapnya yang membuka pintu lebih lebar lagi.
Cara tersenyum pada Tian yang berpamitan dan memasuki ruang tunggu.
"Sugar!" pekik Juan yang menghentikan seorang stylish di depannya.
Juan menghampiri Cara, ditariknya kedua tangan dan ciumnya satu persatu secara bergantian. "Terima kasih sudah datang," ucap Juan dengan penuh senyuman.
"Tidak mungkin aku tidak datang ke konser idolaku sendiri," timpa Cara.
Juan tertawa dan mencubit gemas hidung Cara.
"Uhuk ... kacang .. kacang ...." seru Julian, Ayah Juan, yang menonton keduanya sejak tadi.
Wajah Cara memerah, lekas ia menundukan dan menutupi dengan rambut panjang coklatnya.
Juan menatap ayahnya dan memberikan sebuah kode. "Iya paham. Ayo semua keluar, kita diusir. Ada yang mau pacaran," teriak Julian dan semua yang berada di ruangan pun hanya menahan tawa, sembari melangkah keluar dari ruangan.
Juan ikut menahan tawa melihat tingkah ayahnya. "Duduk sini," Ia menarik lembut tangan Cara menuju sebuah sofa krem.
Cara mendudukan tubuh dan menatap lekat pada Juan. Ia menaikan tangan kiri dan mengusap wajahnya.
"Lukanya berbekas? Ini nggak bisa hilang?" tanya Cara panik.
Juan menggengam tangan Cara yang masih berada di wajahnya. Diciumnya lembut. "Tidak masalah, ini keren!"
"Apanya yang keren? Wajahmu jadi ada lukanya kaya gini." Cara semakin panik.
"Sugar, tenang saja. Seluka-lukanya wajahku, kau masih mencintaiku kan?"
"Bukan masalah itu. Kau itu public figure. Semuanya harus terlihat sempurna," Kini ia dipenuhi rasa bersalah.
"Justru disaat aku tidak lagi sempurna, apa semua fans ku masih tetap mengidolakan aku? Sugar, aku ini bekerja karena cintaku pada dunia musik dan bukan semata-mata hanya untuk popularitas. Laguku sudah diapresiasi saja aku sudah bersyukur, selebihnya itu hanya bonus dari Tuhan."
Cara hanya terdiam sembari menundukan wajah. Entah apa yang akan dilakukan jutaan fans di luar sana kalau saja mereka tahu, Cara lah yang menyebabkan wajah idola mereka tidak lagi sempurna.
Juan menaikan dagu Cara dan menatap dalam kedua matanya. "Tersenyumlah, Sugar. Beri aku kekuatan untuk malam ini," pintanya.
Cara menarik napas dan memberikan senyuman yang ia dari dalam hatinya.
"I love you," ucap Juan yang mulai mencium pelan bibir ranum Cara.
Seketika tubuh Cara menegang, ia hanya menutup kedua mata cepat, dan merasakan sebuah ciuman indah dari idola sekaligus pria yang sangat ia cintai, Juan. "Apa kau siap malam ini kita akan mengumumkan kepada dunia tentang apa yang kita miliki? Seorang Maluma yang mencintai gadis cantik bernama Caramel? Seorang Maluma yang hatinya hanya terpaut pada gadis cantik yang selalu di kirimkannya surat?"
Cara tersenyum dan mengusap wajah Juan.
"Malam ini aku berdiri di atas impian jutaan wanita dil uar sana yang mengidolakan seorang Maluma, tapi impian ku yang sebenarnya hanya satu, mencintai seorang pria bernama Juan."
"Itu bukan impian lagi, Sugar. Itu sudah menjadi kenyataan."
Juan kembali mencium bibir Cara dengan penuh cinta. Cinta yang hanya mereka berdua miliki.
🎶🎶🎶 FIN 🎶🎶🎶
KAMU SEDANG MEMBACA
DON JUAN
RomanceROMANCE-FAN FICTION 18+ Apa jadinya kalau seorang Idola menyukai salah satu penggemarnya dan menjadi seorang secret admirer ? #1 Maluma FanFiction Indonesia IG: Maluma_id -Mei 2017- Copyright © Silvia Pratidino. All Rights Reserved.