JATUH HATI DENGAN PEMILIK SURAT

5K 693 184
                                    

Cara membuka laptop dan mengaktifkan website Maluma Fans Club serta beberapa media sosial lainnya.

Ia bersama beberapa rekannya memang sudah membuat Fans Club sejak single pertamanya mulai muncul di radio lokal Columbia dan menjadi booming di tahun 2010.

Saat itu Cara yang sedang tertarik dengan bahasa spanyol, tengah asik mencari tahu beberapa lagu berbahasa spanyol untuk media belajarnya. Cara memang menyukai musik, ia memang tidak bisa memainkan alat musik satu pun, ia hanya penikmat.

Tepat saat itu nama Maluma mulai dikenal di Columbia. Ia yang mendengar lagunya mulai suka dan mulai mencari tahu siapa sosok penyanyi yang namanya terdengar aneh itu.

Satu hal saat melihat fotonya di beberapa media Columbia adalah ketampanannya. Iya, Cara seketika suka dengannya karena ia begitu tampan, mungkin lebih tepatnya ia termasuk tipe pria yang disukai oleh Cara.

Dengan kepalanya yang plontos, rahangnya yang tegas, senyum manisnya dan terutama matanya yang selalu terlihat indah bagi Cara.

Saat itu memang tidak begitu banyak media yang memberitakan kehidupannya. Cara yang tengah dimabuk asmara memuja sosok idola barunya, memberanikan diri untuk mengirimkan email pada pihak management Maluma.

Tanpa diduga, email itu terbalas keesokan harinya. Ia memberitahu untuk membuat sebuah media untuk merangkul semua Fans.

Cara sedikit demi sedikit bertanya mengenai kehidupan asli Maluma. Hingga, email tersebut berjalan setahun lamanya.

Akhirnya, Fans Club terbentuk dan diresmikan oleh pihak management. Sayang, saat itu Maluma berhalangan hadir karena jatuh sakit.

Cara tidak kecewa, karena ia mendapatkan email pribadi langsung dari Maluma dan membuat dirinya semakin mengidolakan sosok penyanyi yang beraliran reggaeton itu.

Sudah hampir 7 tahun ia memegang peran menjadi ketua serta admin resmi dari Fans Club dan tidak menyangka di tahun ini ia mendapatkan kejutan bahwa idolanya selama ini menjadi secret admirer-nya.

Cara menghempaskan tubuh di atas tempat tidur. Ia mengambil buku, membuka dan menuliskan sesuatu di atas kertas.

Baru saja ia, ingin menyalahkan iPod, sebuah suara lembut mengetuk pintu kaca balkon.

Lekas ia melangkah dan membukanya.

Ditatapnya beberapa pesawat yang terbuat dari kertas yang sudah mendarat di lantai balkon.

Cara melangkah hati-hati agar tidak menginjaknya dan menatap seseorang di bawah sana yang tengah menatapnya dengan sebuah senyuman. Cara pun tersenyum padanya.

Ia mengambil sebuah pesawat kertas tersebut, membukanya perlahan.

I miss You.

Cara tersenyum. Ia lekas mengambil lagi sebuah.

Mi Angel.

Kali ini, ia tersenyum semakin lebar. Masih belum cukup, ia mengambil sebuah pesawat yang berwarna biru, satu-satunya yang berwarna biru.

My Sugar, wanna date me?

Cara menahan tawa sembari menggigit jari dan kini menoleh pada Juan.

Juan mengangkat kedua alisnya dan dibalas anggukan oleh Cara.

Ia lekas berlari ke dalam kamar. Merapikan diri dengan detak jantung kencang dan rasa menggelitik di perutnya. Terlalu bahagia untuk tidak tersenyum sembari sesekali menahan tawa bahagia.

Cara melangkah mendekati Juan yang sudah membukakan pintu untuknya. "Cantik sekali," ucap Juan yang membuat wajah Cara merah padam.

Cara menggigit bibir agar tidak berteriak. "Hmm ... kau juga tampan sekali!" balas Cara.

"Tampan sebagai Maluma atau Juan?" tanyanya.

"Both. Kalian satu orang kan?" Cara memasuki mobil.

"So, kita ke rumahku ya. Mamita sudah menyiapkan makanan untuk kita berdua," jelasnya yang sudah menjalankan mobil.

"Oke. Hanya di sana tempat yang aman tidak dikejar-kejar fansmu," timpa Cara.

"Bukankah kau salah satu fansku? Apa kau juga akan mengejarku?" ledek Juan yang tersenyum lebar.

"Hmm ... gimana ya?!" Cara berpura-pura berpikir.

Juan meliriknya dan lagi, tersenyum. Betapa gemasnya ia dengan gadis yang telah membuatnya jatuh hati.

~~~

Cara memasuki pintu besar rumah Juan. Ditatapnya ke sekeliling ruangan, ia tidak menemukan seorang pun di sana. "Kenapa sepi?" tanya Cara.

"Semuanya di hotel untuk menunggu Anitta, Papito dan Mamita sedang di Convention Center untuk mengecek konser nanti. Silahkan, My Sugar!" Juan menyodorkan lengannya yang ditekuk.

Cara tersenyum dan melingkarkan lengannya. Juan membawanya pada taman belakang yang sudah disulap menjadi area bermain.

Beberapa puzzle berbentuk cukup besar sudah tergeletak di beberapa sudut taman. "Apa ini?" tanya Cara yang terlihat bingung.

"Kita bermain sebentar. Kau suka puzzle?" tanya Juan yang menggulung lengan baju.

"Lumayan. Terus kita satukan gitu?" tanya Cara yang menaruh tasnya di atas meja tidak jauh darinya.

"Iya. Gimana?"

"Seru," Cara melangkah mengambil sebuah puzzle dan menaruhnya di atas rumput.

Juan menatap Cara yang asik melangkah ke setiap sudut taman dan sesekali terdiam menatap puzzle di depannya, berpikir sejenak dan kembali sibuk merangkainya.

Satu persatu puzzle tersebut mulai terbentuk.

Juan menaruh sebuah tepat di bagian bawah dan berdiri di samping Cara yang membaca sebuah tulisan pada puzzle tersebut.

"Would you be my girlfriend?" Cara menoleh pada Juan di sampingnya dengan wajah terkejut.

"Would you be my girlfriend?" ulang Juan.

"Ju ... Juan?!" gugup Cara.

Juan menarik kedua tangan Cara, digenggamnya erat, ditatap kedua matanya dan tersenyum. "I love you, I need you, Sugar!" ucap Juan pelan.

Cara menundukan wajah, menutup kedua mata, menggigit bibir bawah. kegugupan melanda dirinya.

"Sugar!" panggil Juan.

"Yes," jawab Cara.

Sebuah senyuman lebar tergambar di bibir Juan. Ia lekas mencium punggung tangan Cara. "Gracias, Mi corazón. I Love you!"

Apa lagi yang lebih membahagiakan sekarang ini. Idolanya selama ini mengatakan kalau mencintai dirinya. Mempunyai pacar seorang penyanyi terkenal yang selalu dipuja-puja oleh semua wanita, bahkan dirinya pun memujanya. Dicintai oleh seorang pria yang begitu menginginkannya. Melindunginya. Memberikan senyuman hampir setiap harinya.

Entah bagaimana lagi ia bisa mengekspresikan rasa bahagia di hatinya kini. Yang ia tahu, ia benar-benar jatuh hati pada sosok Juan dan semakin mengagumi sosok Maluma.

DON JUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang