4

987 7 0
                                    

Hari ini Adelia tidak masuk, kata Reza dia ada perlombaan Balet. Mungkin itu juga kenapa dia beberapa hari ini sering pulang telat.

Reza menepuk bahuku dari samping, dia mengajakku ke kantin untuk makan siang tapi aku hanya menggeleng.

'Aku tidak lapar.'
'Baiklah. Kalau gitu gw kekantin dulu'

Aku hanya mengangguk lalu kembali ke aktivitasku sebelumnya membenamkan kepalaku di lengan kiriku. Rasanya malas kemana mana kalau Adelia tidak ada. Aku sudah sangat-sangat menyukainya tapi aku tidak pernah sedikitpun berbicara dengannya yang ku bisa hanya menatapnya dari jauh. Terakhir dia bicara padaku saat dia mengantarku ke ruang kepala sekolah.

Sudah tidak ada orang dikelas semuanya pada kekantin. Jadi kuputuskan untuk ke perpustakaan saja.

Di jalan ada yang menarik lenganku masuk ke lorong dekat perpustakaan. Lorong yg jarang di lewati para siswa/siswi karena menjadi tempat nongkrong Angga Cs.

'Kalian kenapa narik saya??'
'Bacot loe!!' Teriak rangga lalu mulai menghajar Justin.
'Ini hukuman buat loe!! Karena loe udah berani natap natap Adel! Asal loe tau ya! Adel sama gue udah dijodohin dari kecil jadi loe jangan ganggu dia lagi!! Awas loe!!' Rangga menatap sinis Justin lalu pergi

Selepas Rangga cs pergi Justin berjalan sempoyongan menuju Uks sekolah. Sepanjang perjalanan ke uks Justin hanya ditatap iba oleh anak anak lain, mereka semua tahu siapa yg menyebabkan siswa baru tersebut babak belur. Tidak ada juga yang berani membantunya mereka semua tau jika mereka membantunya mereka juga bisa babak belur seperti Justin.

Sampai di uks justin langsung berbaring di kasur yang disediakan di ruangan tersebut. Tidak ada guru ataupun siswa lain diruangan tersebut hanya ada justin. Tidak ada yg bisa dilakukan Justin selain menatap ke atas sambil menahan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya. Handphonenya juga ketinggalan di kelas, sungguh hari yang menyebalkan bagi Justin.

***

'Justin!! Heyy,,, bangun!! Bangun woii!! Justin!'
Reza menggoyang goyangkan tubuh Justin untuk membangunkannya, sesekali reza juga menepuk pipi justin.
'Hmm,,' lenguh Justin, Justin mulai mengerjapkan matanya
'Bangun juga loe!! Sekolah udah bubur, loe juga ketinggalan 2 pelajaran tadi. Kata anak anak loe di kerjain sama Rangga cs ya??'
'Namanya Rangga ya, dia menghajarku karena Adelia. Katanya dia itu tunangannya Adelia jadi aku dilarang mendekati Adelia meskipun hanya menatapnya dari jauh'. Ujar justin dengan nada sendu. Dia mulai bangun dari kasur dengan di bantu Reza.
Justin duduk ditepi ranjang lalu meregangkan tubuhnya.

'Oh ya, ini gue bawain tas loe didalamnya juga ada buku catatan gw, loe kan tadi gk ikut belajar lagian juga tadi ada pr, kalau loe ketinggalan pelajaran terus gk ngerjain pr gw gimana?'. Reza cengengesan menatap justin, justin hanya geleng geleng kepala mendapati pernyataan super jujur dari teman sebangkunya ini.

Justin tiba tiba ingat sesuatu, ya handphonenya. Dia butuh itu, Justin mengambil tasnya dari tangan Reza lalu mulai mencari handphonenya. Setelah dia mendapatkannya dia mulai menekan beberapa digit nomor. Reza hanya memperhatikan tingkah Justin dengan tatapan penuh tanda tanya.

Justin menelpon supirnya agar menjemputnya digerbang sekolah. Setelah panggilan berakhir Justin mulai berdiri sambil dibantu Reza. Mereka berdua berjalan bersama menuju gerbang sekolah.

Digerbang sudah ada supir Justin yg menunggunya, Justin dibopong oleh supirnya masuk ke mobil.

Sebelum masuk Justin menatap Reza.
'Za! Kamu mau pulang bareng tidak? Sekalian aku ngantar kamu pulang sebagai ucapan terimah kasih. Bagaimana?'
'Tidak usah Jus! Lagian juga gw bawa motor kok, loe banyak banyak istirahat ya, biar cepat sembuh! Oke?'
Justin hanya menanggapi perkataan Reza dengan senyuman.

Mobil justin mulai melaju dan Reza berbalik ke arah parkiran sekolah untuk mengambil motornya untuk pulang kerumahnya.

First KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang