#Mawar Putih#

10 2 0
                                    

"risa cepatan .... Sudah hampir telat ni" teriak seorang gadis cantik dengan seragam putih abu-abunya. Gadis itu memandang arlogi yang melingkar ditangahnya dengan cemas

"iya kak din" seorang gadis yang berseragam sama dengan gadis yang baru saja memanggilnya, dengan terburu-buru gadis itu menuruni anak tangga

"ayo kak" gadis yang bernama dina itu langsung mengalihkan pandangannya dari arlogi yang sedari tadi dilihatnya dengan cemas dan memandang sang adik yang sudah berdiri didepannya

Dilihatnya sang adik dari ujung kaki sampai ujung kepala

Gadis yang berada didepannya saat ini begitu sangat jauh berbeda 180 derajat dengannya. Seorang gadis yang memakai kacamata, rambut yang selalu dikucir satu dan terkadang 2, memakai rok panjang dan selalu memeluk buku pelajaran

"huuuh" dina menghembuskan nafas beratnya melihat penampilan sang adik yang bernama larisa

"mulailah mengubah penampilanmu" dina memandang risa dengan sedih sebab dengan penampilannya yang seperti itu membuatnya tidak mempunyai seorang pun teman, begitu jauh berbeda dengan dirinya yang begitu banyak orang yang ingin berteman dengannya

"risa tidak apa-apa kak, malahan risa nyaman begini" risa memberikan senyum terbaiknya sebagai tanda bahwa dia sangat menyukai dirinya apa adanya

"ya sudah, ayo kita pergi kakak ada ulangan hari ini"risa mengikuti dina yang sudah lebih dulu melangkah

******

Tak membutuhkan waktu lama mobil mereka telah terpakir diparkiran sekolah mereka

Saat mereka keluar dari dalam mobil, mereka langsung dicambut dengan suara-suara lebah yang membuat dina geram

"mereka sangat berbeda sekali. Aku heran dengan dina kenapa dia mau membawa adik seperti larisa itu" ucap seorang gadis dengan bedak yang begitu tebal diwajahnya

"iya ya. Dina itu kan primadona disekolah ini sedangkan larisan gadis cupu yang tidak memiliki teman sama sekali" ucap teman gadis itu sambil terus memandang dina dan risa

"kalau aku jadi dina, aku bakal mendandani risa agar terlihat cantik juga biar aku tidak malu punya adik cupu. Atau jangan-jangan dina takut tersaingi lagi. Hahaha" mereka semua tertawa sambil terus memandang dua gadis yang menjadi topik pembicaraan mereka pagi ini

Dina yang masih berdiri disamping pintu mobil merasa sangat geram dan memegang kaca sepion dengan sangat kuat sambil memandang 3 orang yang sedang membicarakan mereka

Larisa yang melihat dina mulai marah, langsung berjalan mendekati sang kakak dan mengelus bahunya dengan lembut

"sudahlah kak, risa tidak apa-apa kok. Ayo kita masuk saja, katanya kakak dina ada ulangan pagi ini" perlahan-lahan dina mulai tenang kembali dan menatap larisa, larisa hanya memberikan senyumannya kepada sang kakak dan mengajak dina lebih dalam memasuki sekolah mereka



Larisa masuk kedalam kelasnya dan langsung duduk dikursi belakang, sedangkan dina masuk kedalam kelasnya dan langsung disambut dengan berbagai macam barang yang diberikan oleh para pengemarnya yang dia sendiri tidak tau membuat mejanya penuh dengan barang seperti berbagai bunga, coklat dan juga kado yang membuat dina menghembuaskan nafas beratnya. Dina duduk dikursinya dan langsung memasukan barang-barang tersebut kedalam lacinya, saat dina sedang memasukan barang tersebut dia berhenti saat melihat mawar putih dan langsung mengambil mawar itu lalu menghirup aromanya

"dina kangen nenek" dina memasukan bunga itu kedalam tasnya dan mulai memasukan kembali barang-barang yang tak dibutuhkannya kedalam lacinya

Disisi lain ada seorang pria yang sedang memperhatikan dina sedari tadi

"akhirnya kau menyukai pemberianku" pria tersebut tersenyum bahagia dan langsung pergi dari tempatnya itu

*******

Seorang guru yang sedari tadi tengah menjelaskan materi yang sedang dijelaskan kepada para muridnya, langsung berjalan kearah meja belakang tepatnya kearah risa yang sedang tertidur dengan nyenyaknya pada saat jam pelajaran

BRUUUUKK

Guru itu meletakan buku yang sedang dijelaskanya dimeja larisa dengan sangat kuat sehingga membuat larisa yang sedari tadi tidur langsung duduk dengan sikapnya

"kau tau apa kesalahanmu?" tanya guru yang bernama pak aji kepada larisa yang sudah tersadar sepenuhnya akibat suara buku yang sedikit tebal itu

Larisa mengangguk lalu membenarkan posisi kacamatanya

"kerjakan soal itu sekarang?"ucap pak aji sambil menunjuk kearah papan tulis yang berada didepan

Larisa memperhatikan soal yang berada dipapan tulis tersebut dan berjalan dengan sangat tenang. 5 menit kemudia larisa sudah menyelesaikan 10 soal yang diberikan kepada pak aji dan langsung duduk kembali pada kursinya

"siapa yang menyuruhmu duduk?" ucap pak aji dengan nada marahnya

"saya sudah menyelesaikan soal yang bapak suruh berarti saya sudah boleh duduk" ucap larisa dengan santainya

"apa menurutmu yang kau kerjakan itu sudah benar semua. Jangan sok pintar kamu" pak aji mulai marah kepada larisa yang dapat berkata begitu santainya dengan guru yang terkenal killer disekolah mereka

"kalau begitu bapak cek saja sendiri" pak aji mulai memperiksa semua soal yang diberikannya. 10 menit kemudia baru pak aji dapat menyelesaikannya dan ternyata semuanya benar tanpa ada salah satu huruf pun

"hemat sekali dia dapat mengerjakan soal ini dalam waktu 5 menit, padahal sedari tadi dia tidur" ucap pak aji dalam hati. Pak aji berbalik kembali bersamaan dengan suara bel pulang

*******

Dina dan larisa berjalan menuju mobil mereka. Dina berhenti sehingga membuat larisa juga ikutan berhenti lalu memandang dina yang sedang mengeluarkan mawar putih dari dalam tasnya dan langsung memberikannya kepada larisa

"mawar putih? Apa kita akan kemakam nenek kak?"tanya larisa yang mengerti maksud sang kakak

"tumben banget pengemar kakak ngasih mawar putih. Coklatnya ada tidak kak?"dina langsung memberikan beberapa coklat kepada adik kesayanganya

Mereka kembali berjalan menuju mobil merah mereka

"apa kabar nek. Dina dan adek bawah bunga kesukaan nenek" dina meletakan mawar putih pada makam sang nenek

"kami sudah besar sekarang nek. Dan dina akan mengingat kata-kata nenek bahwa kami akan menjaga satu sama lain dan tidak akan bertengkar seperti waktu kecil dulu. Dina juga mengikuti perkataan nenek, kalau ingin memilih pasangan harus meminta menilaian dari adek. Nenek pernah berkata penilaian risa sama dengan menilaian nenek jadi kalau ada orang yang menyukai dina, dina harus minta pendapat risa dulu" dina terus berbicara didepan makam sang nenek yang tidak dapat membalas ucapannya itu

"risa merasa jadi sedikit tua karna tugas yang nenek berikan pada risa padahalkan seharusnya kak dina yang memiliki tugas itu bukan risa nek" ucap larisa yang sedari tadi diam sambil menatap nisan sang nenek tercinta mereka. Dina hanya tersenyum mendengar keluhan risa didepan makam sang nenek mereka

"sudah hampir sore kami pulang dulu ya nenek, nanti ayah sama bunda nyariin kami lagi. Semoga tenang disana ya nek" dina mencium nisan sang nenek dan bangkit berdiri

"kami selalu mendoakan yang terbaik untuk nenek. Istirahat yang tenang ya nenek ku sayang" larisa mengelus nisan sang nenek dan ikut bangkit berdiri

FrendayWhere stories live. Discover now