Just They Way You Are

0 0 0
                                    

"Cause you amazing just the way you are"- Bruno Mars

Aku memegang tangannya dengan erat. Dia menatapku dengan sunggingan senyum khas dirinya. Langkah kami yang seirama membuat hal ini lebih luar biasa lagi. Matanya menatap sekeliling dengan pandangan penasaran yang juga menjadi ciri khasnya.

Lalu langkahnya berhenti sambil menatapku dengan matanya yang bersinar. Aku menatap toko di hadapanku.

'ICE CREAM'

Aku mengangguk cepat, secepat gengaman ku yang ia lepas begitu saya sambil melangkah meninggalkan ku masuk kedalam toko. Matanya menari-nari mencari apa yang ingin ia masukan dalam mangkuk sedang yang mulai terisi ice cream dan buah.

Lagi-lagi aku mengaguminya dalam diamku. Memandang wanita yang kini menyandang namaku secara legal, juga tengah mengandung. Tubuhnya memang berubah secara alami, tapi dirinya tetap seperti pertama kami bertemu.

Dia menatapku dengan mata memohon sambil mempersilahkanku tuk memilih. Tapi aku hanya menggeleng pelan dan membawa mangkuk itu ke sudut yang nyaman. Tentunya dengan dirinya yang dengan senang hati mengikutiku.

Tangannya dengan sigap memasukan buah ke dalam mulutnya. Ku seka es yang meleleh di sudut bibirnya. Tersenyum, iya tertawa kecil menyadari tingkah ke kanak-kanakannya.

Sesampainya dirumahku lihat raut mukanya berubah. Gadis kecil yg tadi ku temani makan es krim sudah berubah. Airmukanya tiba tiba menatapku tajam. Matanya menyorotkan kebencian. Dia mulai berteriak. Berlari menghampiriku yang masih belum terbiasa.

Yg ku lakukan hanya menggengam tangannya yg mungil, berusaha tidak menyakitinya dan bayi kami. Dia dengan segala 'isi'nya buat ku terus ingin menjaganya. Ku rengkuh, lalu ku kenalkan lagi diriku.

"Hai Mytha, ini Dion, suami Nayla, bukan orang jahat." Bisikku.

"

Dion?" Aku menghadapkan wajahnya kepadaku dengan tangan masih memegangnya.

"Lihat, cicin kita sama. Lihat juga Mytha, perut Nayla ada baby, kita tidak boleh menyakitinya. Tidak siapapun boleh menyakiti kalian, selama aku masih bernafas." Tatapannya berubah menjadi sedikit teduh, meski kerut di dahinya belum hilang.

"Jadi, Mytha akan jadi tante? Baby ini pasti akan takut." Sorot matanya berubah kembali.

"Mytha gasuka baby! Dia harus mati! Dia harus hilang! Mytha benci! Mytha benci!" Tangannya hampir terlepas, dia mulai mencoba menyakiti perutnya, yang dengan sigap ku rengkuh.

"Kamu mamanya juga, bukan tante. Mytha bagian dari Nayla, baby ini akan punya dua mama, Nayla dan Mytha, kalian mengasuhnya bergantian, bukan kah kita sudah sepakat Myth?" Ku menahabnya yang langsung terdiam.

"Mytha jadi mama? Bullshit! Baby akan buat Naynay sakit, menderita! Mytha ga akan biarin!"

"Kalo baby ini mytha sakitin, Naynay pasti lebih hancur."

Dia terdiam dengan ucapanku.

"Jadi?"

"Kita diskusi lagi ya, Naynay mau kamu tau perkembangan baby, Naynay baik kok, kan ada aku yg jagain kalian."

"Janji?" Tantangnya.

"Janji." Sumpahku.

"Hai baby, maafin mami Mytha udah jahat," matanya berubah sendu.

"Noo, ga gitu. Baby ini mami Mytha yang masih belum terbiasa sama kamu. Mami Mytha tuh hebat nanti kamu bakalan belajar banyak dari dia. Mami Mytha sayang sama kamu, papa juga, mama Nayla juga."

Kulihat sudut bibirnya melengkungkan senyum. Tangannya meminta di lepas, maka ku lepas. Tangannya dengan kaku mengelus perutnya, memejamkan mata lalu membukanya dan menatapku.

"Aku mau tau perkembangan baby!" Pintanya.

"Oke oke, tunggu sebentar ku ambil buku nya Nay ya,"

Nayla dan kepribadiannya yang lain-Mytha- yang melindunginy disaat terburuk mereka. Hal yang sedari awal selalu ku tanya pada diriku, sanggupkah aku mencintai mereka tanpa membandingkannya. Ternyata memang aku mencintai mereka berdua. Dan akan terus seperti itu.

Cerpen AlphabetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang