Hijrahku

Meet You

"Bunda hari ini kita masak apa?" Tanya Ara kepada Bunda Sina yang sedang memasak di dapur. Ara memang menjadi kakak tertua di panti asuhan sehingga dialah yang membantu Bunda Sina mengurusi segala urusan di panti, seperti memasak, memandikan adik adik kecilnya dan lainnya, karena teman temannya dulu yang seumuran dengannya sudah menikah dan tinggal bersama suaminya.
"Kita masak sayur asem sama ikan goreng aja ya, kamu mau bantu Bunda?" Jawab Bunda Sina

"Iya bun" Ara langsung menuju wastafel dan mencuci tangannya

"Yaudah, kamu cuci ikan yang ada di atas meja makan itu, terus nanti dipotong ya" pinta Bunda Sina

Ara mencuci semua ikan yang ada di meja makan dan menggorengnya, setelah semua makanan siap, Ara bergegas ke halaman depan untuk melihat adik adiknya yang sedang bermain di taman tempat bermain.

"Huaaa, sakit kak" ucap seorang anak kecil berusia 7 tahun yang bernama Dina
"Iya bentar dek, tak panggilin kak Ara dulu, kamu duduk dulu" jawab anak kecil berusia 10 tahun yang bernama Laila.

Ara yang mendengar suara tangisan anak kecil segera berlari ke taman, dan ketika sampai, ia kaget melihat celana Dina yang berlumuran darah

"Ya allah ini Dina kenapa kok bisa berdarah gini?" Tanya Ara sambil mensejajarkan tubuhnya dengan Dina

"Dia tadi jatuh dari sepeda kak," ucap Laila sambil terisak karena tidak tega melihat Dina kesakitan.

"Ya allah ini kenapa?" Tanya Bunda Sina kaget
"Dina jatuh dari sepeda bun, Ara bawa Dina ke Rumah sakit ya bun, kasihan dia, lukanya cukup besar" jawab Ara

"Iya nak, nanti anak anak biar bunda yang jagain" jawab Bunda Sina

"Assalamualaikum Bun" jawab Ara sambil menggendong Dina menuju ke garasi mobil

Setelah mendapat gelar S1 nya, Ara langsung melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan dan bank, dan ternyata Ara diterima menjadi pegawai bank di salah satu bank swasta di kota.

Sejak Ara bekerja di bank, Ara sudah mampu membantu membiayai biaya hidup adik adiknya di panti asuhan dan membeli mobil, dan peralatan peralatan di panti asuhan.
Setiap bulan Ara menyisihkan 50% gajinya untuk di berikan ke panti asuhan, dan sisanya untuk dimasukkan ke tabungannya.

Ara memacu mobilnya dengan kecepatan sedang, hanya dibutuhkan waktu 10 menit untuk sampai di rumah sakit karena hari ini jalanan cukup lenggang.

Setelah sampai di tempat parkir, Ara langsung menggendong Dina dan seketika hem putihnya penuh dengan darah yang keluar dari kaki Dina, Ara memutuskan untuk melihat sebentar keadaan kaki Dina karena melihat Dina yang merintih kesakitan dan melihat darah segar yang mengalir terus menerus.
Ara begitu kaget ketika melihat luka yang ada di kaki Dina, Ara tidak menyangka ternyata lukanya cukup besar dan dalam.

"Ya allah Dina, lukamu cukup besar, kamu gimana tadi jatuhnya?" Tanya Ara sambil berlari ke ruang UGD.

Setelah sampai di ruang UGD, Ara langsung menyerahkan Dina ke perawat rumah sakit dan langsung dibawa ke dalam ruang UGD.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya perawat yang tadi membawa Dina keluar bersama Dina yang berada di kursi roda dan seorang dokter muda.

" Gimana keadaan kakinya Dina dok?" Tanya Ara khawatir

"Luka Dina di kakinya cukup besar sehingga kami harus menjahitnya, karena kemungkinan tadi saat Dina jatuh terkena pecahan kaca, tapi dalam waktu  2 minggu semoga lukanya kering, dan ini resepnya silahkan di tebus di apotek" jawab dokter muda tersebut.

"Oh, terimakasih dokter ..... " jawab Ara sambil menaikkan alisnya bermaksud menanyakan namanya.

"Devve" lanjut dokter Devve sambil mengulurkan tangannya.

"Oke, terimakasih dokter Devve" Ara menyatukan telapak tangannya sambil mengangguk sebagai balasan uluran tangan tanpa menyentuh tangan Dokter Devve, karena bukan muhrim.
Dokter Devve yang paham dengan maksud Ara langsung menarik tangannya sambil mengucapkan maaf.

"Oh maaf mbak" ucap Dokter Devve
"Tidak apa apa Dokter, kalau begitu terimakasih Dokter atas bantuannya dan permisi" jawab Ara dengan lembut

Selanjutnya Ara mendorong kursi roda Dina menuju apotek untuk menebus resep obatnya.