Fine

11 5 0
                                    

FINE

Cast :
1. Shin Richan
2. Jeon Jungkook
3. Park Jimin
4. Jung Eunha

-k-k-k-

Lagi. Lagi – lagi aku terbangun dengan mimpi indah itu. Semua terasa seperti nyata, hingga secara otomatis bibirku melengkung membuat senyuman.
"Hujan lagi?" Monologku saat melihat jendela kamarku yang tertutup dengan rintik air hujan. Disaat musim gugur hujan masih turun.
Aku turun dari tempat tidurku, kemudian berjalan meuju kamar mandi.
"Menyedihkan." Gumamku melihat pantulan wajahku di cermin. Mata sembab, wajah terlihat kusut seperti kertas lama yang diremukkan, dan rambut yang jauh dari kata rapih. Tak jauh beda dengan hatiku yang sama meyedihkannya seperti wajahku. Setelah selesai mengejek diriku sendiri, aku beralih menyikat gigiku. Pandanganku tertuju pada mug tempat aku menaruh sikat gigiku, tempat itu terasa hampa, hanya sikat gigiku yang tertaruh disana.
Setelah selesai membersihkan diriku, kini aku beranjak kembali ke kamarku. Aku mengikat rambut sebahuku dan mulai membersihkan kekacauan di kamarku.
Aku memunguti tisu yang berserakan di lantai, menyapu, mengepel, merapihkan tempat tidur, hingga pada akhirnya aku merapihkan meja kerjaku.
Aku kembali mengaduk teh hijau yang telah kubuat, setelah selesai membersihkan kamarku, kini saatnya aku mengistirahatkan tubuhku yang lelah. Selesai dengan urusanku di dapur, aku beranjak kembali meunju tempat favoritku, kamar. Begitu sampai di kamar, aku langsung mendudukkan diriku di dekat jendela, menikmati pemandangan luar kota Seoul sambil beristirahat sepertinya menyenangkan.  Hujan masih turun di luar sana, tidak besar, namun juga tidak kecil. Dari lantai 10 apartmenetku, aku dapat melihat sebagian jalan raya kota Seoul. Selagi memperhatikan jalanan, sesekali aku menyeruput teh hijau yang masih mengeluarkan asap hangatnya, hingga mataku menangkap satu pasangan remaja yang tengah berlari dengan riang menikmati rintikan air hujan yang jatuh. Senyumku mengembang melihat tingkah dua remaja itu, mereka mengingatkanku pada diriku sendiri saat masih berada di sekolah menengah dengan, Jungkook. Lelaki itu yang sudah bersamaku sejak sekolah dasar hingga sampai saat ini. Ya, dia masih mengisi hari – hariku sampai saat ini. Mengingat nama Jungkook, kepalaku dengan otomatis menengok ke belakang. Mataku tertuju pada kotak besar yang bertuliskan 'Richan & Jungkook' , tanpa berpikir lama aku mengambil kotak itu. Setelah kotak itu sudah berada di tanganku, aku kembali ke tempat dudukku semula. Dengan perlahan aku membuka kotak itu, aku mentapi banyak barang yang tertaruh di dalam kotak itu. Barang yang menjadi saksi beberapa kejadian diriku bersama lelaki itu. Berada di paling atas, aku mengambil beberapa foto yang diambil bersama Jungkook. Foto pertama, foto dua bocah yang tersenyum sambil mengangkat permen kapas. Dua bocah itu tentu saja aku dan Jungkook. Foto kedua, foto itu diambil saat kami lulus sekolah menengah, dan pada saat itulah statusku sebagai teman Jungkook berakhir. Berakhir karena statusku berganti menjadi kekasihnya. Ada sebuah pendapat bahwa persahabatan antara lelaki dan wanita pada akhirnya salah satu atau keduanya akan jatuh cinta, aku dan Jungkook membuktikan bahwa pendapat itu benar. Setelah selesai melihat beberapa foto, kini aku beraloh mengambil sebuah jas hujan berwarna biru. Jas hujan itu mengingatkanku pada salah satu sifatnya yang tidak mau dibantah.

"Di luar sedang hujan, pakai ini." Jungkook memberikan jas hujan kepadaku
"tapi aku hanya pergi ke minimarket, dan kau tahu tempat itu tidak jauh dari apartemen kita." Aku mengebalikan jas hujan itu ke tangan Jungkook
"kau itu gampang terserang penyakit, cepat pakai!" Titah Jungkook
"aku tidak mau..." belum sempat aku menyelsaikan perkataanku, dengan cepat ia memakaikan jas hujan itu pada tubuhku.
"cepat sana pergi, jangan lupa ramen pesanaku." Suruhnya padaku seraya melambaikan tangannya seperti mengusirku.

Aku menaruh jas hujan itu, lalu mengambil sebuah sneakers milik Jungkook. Masih dapat kuingat dengan jelas bagaimana sneakers itu bisa berada di diriku.

OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang