Empatpuluh tiga

54 4 0
                                    


Kala aku pergi di suatu tempat, yang aku pun tak tau apa nama tempat itu.

Aku berjalan menapaki jalanan yang masih berbentuk tanah basah.

Dengan perlahan lahan kucoba tetap berjalan menuju ujung tempat itu.

Di sekitar ku banyak pepohonan yang rindang.

Tak ada satu orang pun disana, aku pun mulai ragu untuk melanjutkan perjalananku.

Aku takut jika aku akan tersesat dan sulit menemukan jalan keluar.

Sejenak aku terdiam serta memikirkan apa sebaiknya aku kembali ke tempat ku semula?

Seekor merpati hinggap di pundak ku, lalu ia berkata.

"Lanjutkan langkahmu, jangan berhenti hanya disini. Aku akan menemanimu."

Entah hanya ilusi ku, ataupun kenyataan.

Aku tetap menyusuri tempat itu dengan sang merpati, hingga sampailah kami disebuah rumah tua berdinding kayu beratap daun kering kelapa.

Aku terkejut!

Bukan dengan rumah itu, tapi dengan seorang pria yang muncul dari dalam rumah itu.

Ia membawa serangkai bunga mawar putih, ia menghampiriku!

Ia menyerahkan bunga itu lalu memberikannya padaku, lelaki tampan dan juga rupawan.

Sang merpati pergi, meninggalkan kami berdua ditempat ini.

Si pria itu memelukku sembari berkata,

"Tenanglah, aku tak akan menyakitimu."

....

P. S : jangan mengeluh jika hidupmu penuh dengan rintangan, terkadang kau begitu memiliki kesenangan, terkadang pula kau sangat terpuruk dalam kesedihan, sabarlah itu hanya beberapa pemanis sebelum kau mendapatkan yang sesungguhnya.

K A T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang