Tujuhpuluh

48 1 0
                                    


Rintik hujan membasahi tanaman.

Tanaman yang sangat aku sayang.

Setangkai bunga Mawar putih yang tubuh mekar dihalaman.

Setiap kelopaknya penuh dengan embun air hujan.

Seperti ingin patah tangkainya, segera ku beranikan diri menggenggam durinya.

Selamat!

Tangkai nya tak patah, aku sangat senang.

Tetapi terlihat tetes tetes merah dari tanah yang sedang ku injak saat ini.

Tak kunjung berhenti, selalu saja mengaliri.

OH TIDAK!

Seluruh tangan kanan ku yang sedang menggenggam setangkai bunga Mawar merah itu penuh dengan darah.

Perlahan ku buka genggaman tanganku.

Dan benar saja, aku telah menggenggam durinya.

Sangat sakit kurasa, mau bagaimana lagi. Apapun resiko nya, maupun hidup atau mati. Aku akan tetap berusaha mempertahankan apa yang memang aku pertaruhkan.

Ini bukan janji atau kata kata manis, tapi ini adalah prinsip ku hingga tua nanti.

K A T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang