Part 3

55 6 0
                                    

Cekidooot

--

Kita yang tidak pernah bertemu, salahkah aku mencintaimu? Salahkah aku mempercayakan hati ini padamu? Jika iya, bolehkah aku hanya mengagumimu dalam diam?

Hari ini mungkin berjalan seperti biasanya, tapi entah ada yang berbeda dari hari ini. Ellina yang sedikit diam setelah menerima undangan baru di bbm nya. Pandu? Bukan. Hanya teman sekelasnya yang mengganti pin baru.

Entah kenapa separuh hatinya ada yang hilang. Siapa dia yang bisa membuat Ellina menjadi seperti ini? Jangankan bertemu, kenal aja tidak sama dia.

Tapi ada satu pikiran lagi yang mengganggunya. Pulang sekolah tadi, Pak Untung –Satpam Kompleks- memberikan sekuncup bunga mawar dan satu bungkus coklat. Katanya dari seorang kurir dan tidak mau menyebutkan siapa pengirimnya. Ada secarik kertas berisi pesan yang menggantung di tangkai bunga mawarnya.

Maaf, tadi pagi saya telat. Jadi sebagai gantinya, ada mawar yang menurutku bagus untukmu sebagai permintaan maaf dariku.

YSA

YSA? Siapa dia?

“Kayaknya bener-bener ada yang suka sama lo deh, El. Gue yakin ini temen sekolah kita.” Ucap Indra yang berjalan dari arah dapur dan membawa sebotol minuman dingin.

“Dia tau alamat rumah gue juga. Menurut lo temen deket bukan?” Tanya Ellina bimbang.

“Ya mana gue tau. Gue bukan paranormal.”

“Ya gue juga cuma minta pendapat aja, bege.” Kesalnya. Ellina kembali mengamati bunga dan coklatnya. Sok-sok an menganalisa gitu. Tapi, coklat yang kemarin sama yang ini beda, walaupun masih satu merk sih.

“Attalamu’alaikum…” Suara nyaring milik seorang anak kecil berseragam TK memasuki pintu utama, membuyarkan pandangan Ellina dari bunga dan coklat misterius itu.

“Pulang dijemput siapa, Dek?” Ellina menggendong Elang lalu mendudukkannya dipangkuannya.

“Hai……” Seorang perempuan dan pria paruh baya datang memamerkan deretan gigi-gigi putihnya untuk menyapa penghuni rumah.

“TANTE RENATA???!!!” Pekik Ellina langsung menurunkan Elang yang semula dalam pangkuannya, lalu menghambur memeluk Tantenya.

“Euuhh… jangan erat-erat. Tante nggak bisa nafas, Sayang” Kekeh Renata

Renata Hapsari Raharja. Dia adalah kembaran dari Ibunya Ellina. Wajah mereka sangatlah mirip. Yang membedakan hanyalah warna rambut mereka. Renita –Ibunya Ellina- memiliki rambut bergelombang dan sudah tumbuh uban dibeberapa helai rambutnya. Sedangkan Renata, karna memang statusnya saat ini masih lajang, jadi dia mempercantik rambutnya dengan beberapa perawatan disalon hingga rambutnya menjadi lurus dan berwarna sedikit keemasan atau bisa dibilang sedikit pirang.

“Kok nggak ngabarin kalau mau ke Indonesia, Te? Kan bisa Indra jemput.” Indra berjalan mendekati Renata yang sudah tak lagi dipeluk Ellina lalu mencium kedua pipi Renata.

“Mau ngasih kejutan. Kan ada Mas Edward juga yang jemput.” Dan pria paruh baya yang tadi bersama Renata adalah Edward Rusley –Daddynya Ellina-

“Daddy kok..hiks…nggak ngasih…hiks…tau Ellina?” Ellina terisak. Bukan karena marah. Dia hanya teringat sama almarhum Ibunya ketika melihat Renata. Ini alasan Renata 3 tahun lalu memilih mengambil tugas yang di berikan Perusahaan Travel tempat dia bekerja ke Korea. Dia tidak mau melihat Ellina sedih karena melihatnya sama saja mengingatkan Ellina dengan Ibunya.

Indra mendekat beralih memeluk Ellina diikuti oleh Edward yang mengelus pundak anak perempuan satu-satunya itu.

“Kak El kenapa nangit?” Tanya Elang yang pelupuk matanya sudah berkaca-kaca.

How To Win Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang