Part 11

34 2 0
                                    

Kamu yang aku tunggu tak kunjung datang, malah digantikan dengan dia yang tiba-tiba mencoba mengetuk pintu hatiku yang sudah terkunci oleh namamu.

-HTWYH-

Sejurus dengan keterkejutan Ellina dan Ayu setelah merebut ponsel Indra, ada bisik-bisik kagum serta jeritan tertahan yang datang dari cewek-cewek kelasnya. Apalagi penyebabnya kalau bukan karna ada Pangeran yang tiba-tiba datang menyambangi hambanya. Oke ini alay. Terlihat Jeno berjalan dengan santainya menenteng botol minuman warna pink di tangan kanannya langsung masuk ke kelas Ellina.

"Ad-ad-ada Kak J-Jeno." Ucap Ayu terbata-bata karna masih belum bisa menormalkan keterkejutannya dengan apa yang ia lihat di ponsel Indra.

Ellina, Willy dan Indra mendongak cepat.

Indra dan Willy langsung berdiri di samping sisi kanan dan kiri Jeno.

"Kenapa?" Tanya Jeno bingung.

"Ya lo sendiri ngapain kesini?" Tanya Willy.

"Ini gue mau ngembaliin botol minum Ellina yang kemarin gue pinjem. Nih, El!" Jeno mengacungkan botol tersebut kearah Ellina.

Ellina menormalkan hati dan jiwa nya yang baru saja terlanda penyakit terkejut stadium 4. "Untung nggak lo jual, Kak."

"Nggak minat jual barang bekas sih gue." Kekeh Jeno, namun kekehannya hanya berlaku sementara karena Willy dan Indra segera menyeret Jeno keluar kelas diikuti jeritan cewek-cewek dikelas.

"Mau dikemanain pangeranku.."

"Heh cebong kuadrat! Ganggu orang seneng aja, pake nyeret-nyeret calon laki gue..."

"Nyentuhnya ati-ati dong! Dasar curut kalian, kalau Kak Jeno lecet gimana?.."

And bla bla bla...

"Gue kayak maling aja pake diseret-seret." Protesnya. Sekarang mereka berada di dekat kamar mandi yang tak jauh dari kelas XI A3.

"Sangar lo, men." Tiba-tiba Willy bertepuk tangan dan Indra menepuk-nepuk pundak Jeno.

Jeno masih bingung. Dia mengamati Indra dan Willy secara bergantian.

"Sejak kapan?" Tanya Indra.

"Apanya yang sejak kapan?"

"Sejak kapan lo putus sama Joy?" Gantian Willy.

"Hah?!" Jeno menatap Willy, "Sejak kapan gue sama Joy jadian? Kok tiba-tiba putus. Lagian gue juga baik-baik aja tuh sekarang sama Joy. Nggak lagi marahan juga. Ngapa lo? Mau nargetin Joy?"

"Ck! Lo tau sendiri kan gue masih nunggu kakaknya Indra. Ya kalau mau buat selingan, bukan Joy lah. Terlalu baik dia." Kekeh Willy.

"Ini kenapa jadi curhat, sih?" Giliran Indra yang bingung. "Wil, kembali ke topik awal."

"Oke. Sejak kapan Kak Jeno yang terhormat?"

"Ini sejak kapan, apaan lagi sih?" Jeno sudah benar-benar merasa kesal dengan pertanyaan yang menurutnya nggak jelas.

"Sejak kapan lo sok-sok an romantis ngirimin surat menye-menye gitu, Kak?" Indra menyeringai disudut bibir kanannya.

Jeno tampak gelagapan. Dia berusaha menormalkan gerak tubuhnya, menelan ludah berkali-kali padahal ludahnya udah habis di telen.

Jeno berdehem sebentar, "Apaan sih?"

"Tuh kan... Tuh kan... Lo udah bergelagat nggak enak gitu. Jadi sejak kapan, sejak-kapan-lo-suka-sama-Ellina?" Willy menekankan kalimat terakhirnya supaya Jeno nggak banyak mengelak lagi.

How To Win Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang