Part 8

26 3 0
                                    

Pagi ini, Ellina di ejek habis-habisan oleh orang tuanya karna buket bunga yang di kirim oleh laki-laki misterius itu, bahkan Elang yang masih kecil pun ikut mengejeknya.

"Cieee... Kakak punya penggemar rahasia."

"Udah dewasa nih..."

Dan beberapa kata ciee lainnya, yang membuat pipi Ellina merah padam karna nahan malu.

Hari ini Ellina dijemput Indra, kemudian mengantarkan Azzura ke sekolah terlebih dahulu, atas permintaan Ellina --modus pengen liat dedek gemesnya--

"Udah ada Ferry, udah ada Yusuf, masih aja ganjen ke sekolah Azzura." Oceh Indra sambil fokus menyetir.

"Udah gue bantuin supaya bisa nganter-jemput cewek lo, masih aja banyak bacot." Balas Ellina.

"Semoga berhasil lah, El. Walaupun gue yakin lo nggak bakal ketemu kalau pagi gini." Sahut Azzura.

"Loh, kenapa??" Ellina yang duduk di kursi belakang -sendiri- pun langsung terlonjak kearah Azzura.

"Pandu kan kalau sekolah naik Bus, jadi masih agak nanti dia datengnya. Mepet jam masuk gitu."

"Loh, kenapa nggak naik motor sendiri?" Mulai kepo.

"Mana gue tau. Setau gue dia dulu pernah cerita, mau dibelikan motor bapaknya tapi dia nggak mau."

"Subhanallah.... Idaman banget. Nggak nyusahin orang tua. Sederhana, ganteng lagi.." Ellina senyum-senyum sendiri memuji Pandu.

"Udah sampe." ucap Indra.

"Yaudah gue turun dulu ya. Hati-hati dijalan. Jangan ngebut ya, Sayang--"

Ellina memperhatikan dengan jengah adegan morning romance dua manusia didepannya. Mulutnya komat-kamit menirukan kata-kata sok pedulinya Azzura.

"--Ellina gitu-gitu juga ada nyawanya. Jadi jangan ngebut."

"Iya Sayang, kamu belajar yang rajin ya." Indra mengecup kening Azzura

"Hueeekkk--" Ellina pura-pura muntah melihat adegan itu, "--jijai banget kalian. Nggak tau apa, kalau ada orang disini!"

"Ngrusak suasana aja lo, El
Dasar Jones! Sirik aja!" Azzura langsung keluar dari mobil.

"Pindah depan! Gue bukan sopir lo!" Perintah Indra.

Dengan gerakan malas, Ellina keluar dari mobil, lalu masuk lagi di pintu depan, disamping kemudi.

"Mau pergi sekarang apa nanti?"

"Ya kalau lo mau kena hukum Pak Izar dan penasaran seperti apa paras Pujaan hatiku, nanti aja. Muehehehe"

Indra berdecak. Sebenarnya ia juga penasaran seperti pa si Pandu yang di idam-idamkan oleh sahabatnya ini. Tapi, apa boleh buat. Dia lebih sayang Pak Izar ketimbang si bahlul Pandu.

Indra pun langsung melajukan mobilnya menjauh dari sekolahan Azzura.

"Nanti kita pas jemput Azzura, kita tunggu sampai Pangeranku lewat ya.." Pinta Ellina dengan mata sendu.

Indra menghela nafas kasar. "Iya... El, lo mau punya pacar?"

Ellina mengangguk pasti.

"Ferry cerita sama gue. Katanya dia suka beberan sama lo. Apa salahnya di coba?" Suara Indra melemah.

"Kesannya jahat banget gitu kalau gue jadiin dia pelarian. Tapi jujur ya, gue udah respect kok sama dia. Kadang juga berpikir kalau mau jadiin dia pelarian supaya gue bisa lupa sama Pandu, tapi belum tega gue."

How To Win Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang