Part 13

37 2 0
                                    

Datang pada saat yang tidak tepat

Klik

Ellina selesai membuat status di bbm nya sesuai dengan rencana tadi. Tapi Ferry sepertinya memang benar-benar sedang tidak punya kuota. Buktinya pesannya dari tadi belum di lihat.

Ferry calling...

Ellina terlonjak ketika mendapati layar ponselnya terpenuhi nama Ferry.

"Halo.."

Tidak ada sahutan. Ellina menjauhkan ponselnya dari telinganya kemudian mengecek.

"Dasar kere! Cuma miscall doang?" Gerutunya.

Tapi Ellina bersikap masa bodoh. Dia malah sibuk membalas chatnya Jeno yang mengajaknya main. Dan sudah terputuskan bahwa Minggu besok mereka mau jalan.

Selingkuh? Anggep aja nggak. Kan ya emang selama ini gue sering sama Kak Jeno.

Ellina mengambil langkah ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu, sholat isyak.

Rumah sepi. Edward dan Renata sedang ada acara makan malam bersama rekan bisnis Edward.

Alay banget. Kenapa harus ada acara kayak gitu? Yang di obrolin cuma masalah saham, uang, investasi dan hal-hal nggak penting serupa pamer tapi tak terlihat.

"Dek.... Dek Elang...." Teriak Ellina sambil berjalan menuju ruang tamu. Jam-jam segini adalah Quality time nya Elang sama TV.

Tidak ada jawaban, hanya tolehan yang diberikan oleh Elang pengganti kata, kenapa kak?

"Kerumah Kak Indra, yuk. Lagi ada arisan disana. Banyak makanan." Ajak Ellina dengan semangat.

"Banyak makanan? Call!!" Elang langsung berdiri dan tangannya bergerak meninju keudara karena terlalu semangat. Makanan adalah satu dari ratusan mood nya Elang.

"Naik sepeda nggak papa ya?"

Elang mengangguk mantap.

Jarak rumah Ellina dengan Indra itu nggak jauh kalau ditempuh dengan motor. Dan sekarang Ellina memboncengkan Elang di kursi penumpang mengayuh bermeter-meter jarak ke rumah Indra.

"Besok kalau Elang udah besar, gantian Kakak yang diboncengin ya? Kamu berat banget. Kurangin dong makannya."

"Kalau Elang udah gede, nggak mau boncengin Kak El kayak gini."

"Kok jahat siiih...."

"Elang nanti mboncenginnya naik mobil, Kak. Atau nggak, pakai motor ninja kayak punya Kak Willy."

"Motornya Willy matic. Yang dipakai dia kemarin motornya Kak Indra." Ellina memegang rem sepedanya dan sedikit memelankan ayuhannya. "Udah sampai. Turun, kapten!" Elang pun meloncat dengan senang dan langsung lari kedalam rumah.

Kafe hari ini tutup karena ada acara dirumah Indra. Acara kecil-kecilan sih, cuma arisan bergilir milik ibu-ibu satu RT nya.

"Wiiih...... Naik sepeda, nih." Sindir Indra.

"Capek gue. Kak Indi dimana? Mau ngadem dulu dikamarnya. Lo sih tadi nggak jemput gue buat kesini." Keluh Ellina setelah menghabiskan satu gelas air putih yang disodorkan Indra.

"Ikut nimbrung bareng ibu-ibu diatas. Ada Willy sama Ferry juga disana." Posisi Ellina dan Indra saat ini adalah di lantai 1 yang sudah difungsikan sebagai kafe.

"Males banget. Gue disini aja kali ya, temenin gue lah. Azzura nggak dateng?"

Indra ikut duduk dikursi depannya Ellina, "Lagi banyak tugas." Indra melirik ponsel Ellina yang bergetar. "Tuh ponsel lo getar."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How To Win Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang