Part 7

28 4 0
                                    

Sepeninggalan 4 orang yang -hobby remidi- itu, Ayu masih menatap penuh tanya pada Willy dan Indra yang cekikikan berdua.

"Ada cerita yang gue lewatin? Yang mungkin masih bisa jadi kapasitas  gue untuk tau?" Ayu sadar, tidak semua cerita 3 orang tolol disekelilingnya boleh ia campuri.

"Gini--" Indra masih menormalkan suaranya supaya tidak tertawa, "--jadi, Secret Admirer itu udah ngasih inisial namanya, YSA. Dan you know--huwakakak" Indra tertawa lagi

Ayu kemudian mengerutkan dahinya, "Astaga, mun kaya itu jar buhan ikam ngintu tu si Yusuf kawan kita?"

Indra dan Willy langsung berhenti ketawa, mereka mendengus bareng. Mereka males kalau Ayu udah ngeluarin jai dirinya. Bahasa Kalimantan.

Dulu Ellina pernah dipanggil Warik oleh Ayu, katanya itu artinya Cantik. Ya, mau-mau ajalah Ellina di panggil gitu. Lalu Ellina tanya sama Pacar Ayu yang sesama orang Kalimantan pas mereka lagi telponan --Iya, Ayu punya pacar dan mereka LDRan-- Dia malah ketawa.

"Kok ketawa? Pasti artinya bukan Cantik ya Dit?" Kesal Ellina

"Cantik" Didit masih ketawa di sana.

"Bohong banget pasti. Ngaku lo."

"E-heemm. Sebenernya itu artinya Monyet jiahahaha.."

"Monyet lo pada emang! Iya ketawa aja terus kalian!" Lalu dilemparlah ponsel itu kearah Ayu yang masih ketawa juga.

Dan sejak saat itu, mereka tidak mau lagi untuk mendengarkan Ayu memakai bahasanya.

"Ngomong apa to, Ay?" Kesal Indra.

Ayu menghela nafas panjang, "Jadi menurut kalian itu Yusuf teman kita?"

"Ya emang dia kan?" Willy meyakinkan.

"Ya mana gue tau. Inisialnya YSA sedangkan Yusuf kan YA, bege!" Ucap Ayu.

"YuSuf Alabidin. Tuh kan, bisa. Ya kalau dia ngasih inisial YA bisa langsung ketauan dong, Ay....." Sergah Indra.

"Indra, Willy, Ayu! Kalian lagi arisan?! Silahkan keluar kalau kalian sedang sibuk! Ganggu yang lain lagi belajar" Suara yang tidak keras-keras amat tapi masih didengar oleh mereka bertiga yang duduk dibelakang pun datang menguara. Membuat keheningan satu kelas.

"Maaf buk, kita sedabg diskusi tentang rumus yang di papan tulis." Bohong! Iyalah! Tapi beruntung, karna yang bicara adalah Indra --Si Juara kelas-- itu menjadi sebuah kejujuran.

"Yasudah. Tapi jangan keras-keras." Kan...... Orang pinter mah gitu. Guru aja bisa lunak. Nggak adil memang.

"Beruntung gue punya temen pinter." Kekeh Willy.

"Coba itu tadi yang bilang lo, Wil. Udah diketawain Bu Umi lo--Eh bentar. Kok lo nggak ikut remidi sih? Emang lo bisa kemarin?"

"Wah kurang asem nih, Ndra si Ayu. Dikira gue nggak bisa ngerjain. Padahal--"

"Padahal kan lo nyontek gue." Potong Indra.

"--iya itu maksud gue." Willy menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

--

Pulang sekolah Ellina bareng sama Indra karna cuaca sedang sangat amat panas banget padahal udah jam 3 sore. Lebay!

Ellina masuk rumah setelah Indra sudah menjalankan mobilnya.

"El..." Ellina menengok kearah dapur.

How To Win Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang