Chapter 12

6.3K 382 113
                                    

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto.

Pairing : Sasusaku
Warning : Typo(s), OOC, Gaje, dll.
Rated : T+M
Genre : Romance, Friendship, Hurt/comfort.

Happy Reading ...

Sasori yang sedari tadi bersandar di dinding samping pintu kamar Sakura menghela nafas. Ia membalikkan badannya menghadap pintu, lalu membuka pintu kamar perlahan. Ia melihat adiknya yang kini sudah terlelap dengan posisi miring.

Sasori menatap adiknya sendu. Mata hazel pria cute itu sedikit berkaca-kaca. Hatinya ikut teriris. Tak seharusnya ia mengatakan kebenaran itu tadi. Namun, cepat ataupun lambat adik kesayangannya itu pasti akan tahu. Tapi tetap saja, ia merasa bersalah telah menceritakan sesuatu yang sangat menyakitkan itu bagi adiknya.

Sasori menghela nafas. Ia melangkahkan kakinya menuju jendela kamar Sakura yang terbuka. Lalu menutup pintu jendela dan menggeser gorden pink pudar yang terpasang di kamar adiknya tersebut.

Ia membalikkan badan dan melihat wajah sembab adiknya yang terlelap. Lalu berjongkok dan mengusap sisa air mata yang masih menempel pada wajah polos adik kecilnya itu. Setelah itu ia mengusap kepala merah muda adiknya dan kembali mengecup kening lebar adiknya itu.

"Bersabarlah dan tabahlah adik kecilku." gumam Sasori sebelum pergi.

.
.
.

Sasuke menyetir mobilnya dalam diam. Tak menghiraukan celotehan seseorang yang duduk manis disebelahnya. Ia terlalu fokus dengan pikirannya.

"Suke kau dengar aku.."

Sasuke tetap tak menoleh pada Hotaru yang sedari tadi memanggilnya. Pria dengan pancaran onyx mematikan itu melamun menatap jalanan. Ok Sasuke! Kau harus fokus jika menyetir.

Hotaru menautkan kedua alisnya. Ia menatap jengkel pada calon tunangannya itu. Ok, bagaimana tidak jengkel? Jika kau sudah capek-capek bercerita tapi ternyata orang yang kau ajak bicara itu tidak mendengarkanmu. Jadi sia-siakan suara yang kau keluarkan.

"Sasuke awas ada jurang!!" teriak Hotaru tiba-tiba.

'Ckiittt'

Sasuke tersentak dan menginjak rem penuh.

"Hah..hahhh..hahh.." Sasuke terengah, ia masih sangat terkejut.

Hotaru menatap Sasuke malas, "Baik, sudah sadar sekarang?" tanyanya kesal.

Sasuke menolehkan kepalanya menatap Hotaru. Pria itu menautkan alisnya, "Apa maksudmu? Dimana jurangnya?"

Hotaru memutar kedua bola matanya bosan, "Tidak ada jurang disini."

"Lalu kenapa kau teriak jika ada jurang!"

"Itu karena aku mencoba menyadarkanmu yang tengah melamun, Suke! Kau ingin kita berdua mati karena kau menyetir sambil melamun, hah??" Hotaru menatap Sasuke geram.

Sasuke terdiam, kemudian ia mengambil nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan, "Maaf." ucapnya lirih, ia mengurut pelan pangkal hidungnya.

Hotaru juga menghela nafas, lalu ia memegang tangan Sasuke yang tengah mengurut pangkal hidung pria itu. Membuat sang empunya tangan menatap lagi ke arahnya.

"Ada apa Suke? Kenapa akhir-akhir ini kau melamun?" tanya Hotaru lembut.

Sasuke hanya menggeleng pelan tak menjawab pertanyaan Hotaru, lalu pria itu melepas pegangan Hotaru dan kembali menyetir.

Hotaru menatap Sasuke dalam diam. Entah kenapa ia merasa ada yang aneh dengan Sasuke. Tidak, bukan hanya kali ini saja ia merasa aneh. Bahkan sejak ia kembali dari luar negeri sifat Sasuke berubah padanya. Tidak seprovektif dulu, tidak seperhatian dulu, tidak semanis dulu. Semua berubah, ia mengira Sasuke marah padanya. Tapi saat ia tanyakan jawaban pria itu selalu sama, yaitu hanya kesal. Ia juga sering melihat Sasuke melamun diam-diam. Dan saat ia tanya, jawabannya pun selalu sama. Tidak apa-apa.

The Season 2 {Selesai} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang