S e p u l u h : Two Loves

41 5 0
                                    

Nadine berpangku tangan di bangkunya, ia sangat bosan sekarang. Pelajaran yang diberikan pak Beben tidak masuk sama sekali di kepalanya.

Ia memutar-mutar bolpoint dan mencorat-coret bagian belakang bukunya sambil bersenandung tidak jelas.

It was just like a movie
It was just like a song

Tiba-tiba ponsel Nadine bergetar, ia membukanya dengan hati-hati karena tidak ingin pak beben mengetahuinya. Ia melihat notifikasi dari Angga.

Angga Samudra : Lagi apa?

Nadine tersenyum melihat pesan yang dikirimkan oleh Angga

Nadine Alexandra : Lagi bosen

Angga Samudra : Oh gt, liat ke jendela deh

Nadine mengeryitkan alisnya, lalu ia menengok ke jendela kelasnya. Ia melihat Angga sedang melambaikan tangan ke arahnya, satu tangannya lagi ia masukkan ke saku celananya.

Nadine tertawa geli lalu menatap ponselnya lagi.

Nadine Alexandra : Ngapain disitu?

Angga Samudra : Gue kan udah bilang, lo harus liat wajah ganteng gue biar gak bosen

Pipi Nadine bersemu merah, ia tersenyum melihat Angga. Angga hanya memasukkan kedua tangan ke saku celananya dan menatap Nadine dalam.

Nadine mengibaskan tangannya di depan wajah untuk memberi tahu agar Angga segera pergi. Dan membuat kata 'sana' di mulutnya tanpa suara.

Keisha yang duduk di sebelah Nadine melihat tingkah laku Nadine dan melirik pada Angga. Keisha tersenyum genit lalu menyenggol bahu Nadine.

"Cie diliatin." goda Keisha pada Nadine dengan sedikit berbisik.

"Apaan sih sha," ujar Nadine malu

Nadine Alexandra : Udah sana pergi, gue udah gak bosen sekarang. Ntar lo diomelin Pak Beben lagi.

Angga Samudra : Gue gak takut.

Nadine melihat ke jendela, ia berdecak dan mengabaikan angga. Ia pura-pura mendengarkan pak Beben yang sedang menjelaskan.

Angga yang merasa diabaikan malah mengetuk jendela kelas Nadine dengan kencang sehingga membuat pak Beben terkejut.

"Hei! Ngapain kamu disana?!" tanya pak beben dengan suara tegas dari dalam kelas, tetapi masih terdengar oleh Angga.

"NGAPELIN GEBETAN PAK!!" teriak Angga dari luar dengan suara yang dibuat-buat.

Mendengar jawaban dari Angga, seluruh murid di kelas Nadine tertawa dan membuat pak Beben geram.

"Diam kalian!" teriak pak Beben. Semuanya pun terdiam.

Nadine menepuk kepalanya pelan, geli karena tingkah laku Angga.

Pak Beben ke luar kelas dan menghampiri Angga, murid-murid melihat Angga dan pak Beben dari dalam jendela kelas.

"Kamu harusnya ada di kelas sekarang! Cepat kembali ke kelas!" tegas pak Beben dengan wajah yang garang.

"Kalau saya maunya disini gimana dong pak?" jawab Angga dengan wajah sedih yang dibuat-buat.

Forgetting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang