S e m b i l a n : Konsekuensi

47 5 0
                                    

Clara memotong buah-buahan di dapur rumahnya, baru saja Erland pergi setelah mengantarkan dirinya sampai rumah. Clara sangat lelah sekarang, apalagi ditambah rumahnya sepi tidak ada siapa-siapa karena ayah dan ibunya sedang pergi ke luar negeri untuk sementara.

Setelah selesai, Clara merebahkan dirinya di sofa dan menyalakan televisi. Tiba-tiba bel berbunyi, Clara mau tidak mau harus bangkit dan membukakan pintu rumah.

Clara terkejut karena di depan rumahnya terdapat 3 orang pria dengan baju berwarna hitam-hitam. Clara sangat takut dan akhirnya memberanikan dirinya untuk membuka pintu.

"Selamat sore. Kami diutus oleh pak Setya Atmadja untuk menjemput anda, beliau ingin berbincang-bincang sebentar dengan anda." jelas salah satu pengawal

"Tapi mengapa harus saya?" tanya Clara berusaha tenang

"Anda bisa tanyakan langsung pada pak Setya Atmadja nanti. Sekarang mari ikut kami." ujarnya

"Baiklah, tapi saya harus bersiap-siap terlebih dulu." pinta Clara lalu masuk ke rumahnya, mengganti pakaian menjadi lebih sopan dan mematikan televisi. Tidak lupa ia mengunci pintu rumahnya.

Setelah itu Clara mengikuti mereka, salah satu pengawal membukakan pintu mobil untuk Clara, Clara pun masuk. Ia sangat bingung mengapa ia diminta pak Setya untuk menemuinya.

Clara memang sudah tahu bahwa pak Setya adalah ayah dari Erland, kekasihnya. Maka dari itu ia menerima ajakan dari para pengawal yang menakutkan itu tanpa basa-basi.

Selama di perjalanan, Clara hanya menatap ke arah luar, ia tidak tahu akan dibawa kemana sekarang. Setelah beberapa menit, mobilnya pun berhenti. Tepat di depan sebuah rumah yang sangat megah, ia yakin pasti itu kediaman keluarga Atmadja.

Pintu terbuka dan Clara segera memasuki rumah itu dengan dipandu oleh salah satu pengawal yang menjaga disana. Ia dibawa ke sebuah ruangan pribadi milik Pak Setya, tempat itu dijadikan Setya sebagai kantornya di rumah.

Dan benar saja Setya telah menunggu Clara di sebuah kursi yang megah. Di belakangnya berdiri seorang asisten yang terus menundukkan kepalanya, ia seperti tidak asing dengan wajah itu.

"Clarissa Athaya?" tanya Setya memastikan

"Ya, saya disini." jawab Clara sopan

Tiba-tiba pintu diketuk, bi Maya masuk dan menyerahkan 2 cangkir teh di depan meja Setya. Setelah itu bi Maya langsung pergi lagi.

"Silahkan duduk dengan santai dan nikmati minumannya," ujar Setya santai sambil menyatukan kedua lengan di depannya.

"Terimakasih."

Clara segera duduk di hadapan Setya, ia sangat penasaran apa yang membuat dia berada disini sekarang.

"Ada apa bapak memanggil saya kemari?" tanya Clara tanpa basa-basi

"Erlanda Gumilar Atmadja. Tidak asing di telingamu bukan?"

"Ya. Saya mengenalnya," jawab Clara gugup

"Jauhi dia." ujar Setya pendek, tangan nya mengeluarkan segepok uang seratus ribuan di atas meja.

"Apa maksud bapak?" tanya Clara bingung.

"Oh begitu," Setya mengeluarkan kembali segepok uang seratus ribuan, "jauhi dia dan ambil uang ini."

"Saya tidak bisa." balas Clara dengan suara yang bergetar

Setya mengerutkan keningnya geram, "silahkan kalau anda ingin menjadi sampah dengan merusak hubungan orang lain." ujarnya tenang sambil menyenderkan diri ke belakang.

Johan hanya menutup mata mendengar perkataan dari Setya, ia sangat ingin memeluk putri kecilnya itu saat ini.

"Apa maksud bapak? Perusak hubungan?" Clara sangat bingung dengan apa yang dilontarkan oleh Setya

Forgetting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang