E m p a t b e l a s : Luna?

29 5 0
                                    

Damn!

Nadine menggigit bibir bawahnya, lalu melangkahkan kaki menuju pintu depan. Ia berfikir Angga yang ada disana, tetapi salah.

Luna.

"Ayo Lun masuk, kaya siapa aja." ujar Nadine dengan suara lebih tenang dan mengajak Luna menuju kamarnya.

Nadine kembali melirik roomchatnya dengan Angga

Angga Samudra:

Lo pikir gue serius?

Nadine terkekeh, lalu menarik tangan luna. Luna menurut, dan itu seperti bukan Luna yang sebenarnya. Nadine heran sebenarnya apa yang terjadi pada cewek itu.

Nadine menyadari keadaan Luna ketika telah berada di kamar. Luna sangat berantakan, make up nya luntur karena air mata. Hidung dan matanya merah, ia yakin Luna baru saja menangis. Rambutnya sangat acak-acakan.

"Yaampun Luna, lo kenapa?" tanya Nadine panik, lalu mendudukkan Luna pada sofa.

Luna tiba-tiba menghambur ke pelukannya. Nadine mengusap-usap punggung Luna, berusaha menenangkan.

Luna kembali menangis, keadaanya sangat menyedihkan saat ini. Sehingga Nadine tidak berani berkomentar.

"D.. Dimas.."

"Dimas kenapa? Cerita sama gue Lun.." ujar Nadine.

"D-dia.. hiks hiks," Luna kembali menangis.

"Tenangin diri lo dulu." saran Nadine sambil terus mengusap punggung Luna.

Luna memberhentikan tangisnya, ia melanjutkan bicaranya dengan sesenggukan. "G.. gue p.. putus, hiks hiks." Luna kembali menangis.

"Hah? Tenangin diri lo dulu, baru cerita sama gue ya lun.." pinta Nadine lembut, lalu ia mengambil sebuah gelas dan mengisinya dengan air.

Nadine memberikan air itu pada Luna yang masih menangis dengan menutup mukanya, "minum dulu biar lo lebih tenang.."

Luna pun meminumnya dan menghentikan tangisannya lagi. Ia melamun, Luna tampak sangat kesakitan. Entah apa yang pacarnya buat sehingga keadaan Luna menjadi kacau seperti ini.

"Kenapa?"

"Din.. lo tau kan hari ini gue makan sama keluarga Dimas?" tanya Luna memastikan.

Nadine mengangguk mantap, ia sendiri mendengar bahwa Luna akan makan bersama keluarga pacarnya jadi ia yakin.

"Tentu gue gak mau penampilan gue kusut di depan orang tua Dimas, gue pergi ke mall sendiri buat cari baju. Tapi.. disana gue liat Dimas," tutur Luna pelan-pelan

Luna melangkahkan kakinya menuju toko pakaian langganannya, ia memang sering membeli pakaian disana. Apalagi untuk acara sepenting ini-luna akan makan malam bersama kedua orang tua Dimas. Ia harus tampil bagus pastinya.

Luna tiba disana, ia menyusuri setiap gaun yang cocok dan pas di badannya. Ia menemukan satu potong gaun indah berwarna putih yang terkesan elegan dan tidak terlalu mewah.

Ia mengambilnya dan pergi untuk mencoba gaun tersebut, tiba-tiba pandangannya teralihkan pada seorang cowok yang sedang tertawa gembira dengan seorang perempuan.

Forgetting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang