L i m a : Memar

64 6 0
                                    

Setya mengadakan meeting bersama koleganya, ia juga mengundang Fandi dan Erland, rencananya hari ini ia akan memperkenalkan erland sebagai putranya yang mengurus cabang bisnis di Jerman

Semua orang sudah datang disana, Erland duduk dekat dengan Setya di samping kiri, sedangkan Fandi duduk dekat Setya di samping kanan

"Saya akan memperkenalkan putra sulung saya yang mengurus sayap perusahaan kita di Jerman, Erlanda Gumilar Atmadja." ungkap Setya bangga, lalu Erland berdiri dan tersenyum hormat pada semua yang ada disana, "mulai sekarang ia bersama kita di setiap meeting dan mengelola perusahaan sebagai tangan kanan saya, setelah pak Johan tentunya,"

Semua staf bertepuk tangan, lalu Erland duduk kembali di bangkunya kembali, ia membuka catatannya

"Baik, saya memiliki tawaran untuk bekerjasama dengan perusahaan di Amerika milik bapak Fandi, yang ada di sebelah saya. Rencananya kami akan kerja sama bidang pariwisata di Indonesia, untuk itu saya harap semua staf disini mendukung rencana agar berjalan dengan lancar," jelas Setya

Fandi tersenyum mendengar perkataan Setya karena merasa senang, sedangkan mimik muka yang ditunjukkan oleh Erland sebaliknya, ia seperti tidak setuju atas rencana itu, ia hanya bungkam dan mendengarkan meeting tersebut

"Dimana letak pariwisata itu?" tanya salah satu staf

"Kami akan membuat tempat pariwisata di daerah pesisir pantai, selain tempatnya yang menarik banyak wisatawan, kita hanya perlu mengeluarkan modal yang tidak terlalu banyak, tetapi kita memiliki keuntungan yang berlimpah,"

Erland tidak bersemangat mengikuti meeting ini, hanya membahas tentang keuntungan dan keuntungan, tetapi fasilitas yang diberikan kurang dari kata sempurna

"Apa rencana itu juga baik untuk kemajuan produk yang baru saja kita luncurkan?" tanya salah satu staf lagi

Setya menatap staf itu tajam, lalu ia tersenyum, ia seperti sedang memainkan peran, "tentu saja, kita bisa membuka stan yang berisi produk-produk yang telah kita luncurkan,"

Erland mengeryitkan alisnya lagi dan menyimaknya dengan serius, semua staf mengangguk-angguk setuju, lalu diam-diam Setya mengeluarkan senyum palsunya dan menatap Fandi

***

Nadine dan teman-temannya selesai mengerjakan tugas mereka dan segera pulang

"Gue balik duluan ya, si Dimas udah nungguin gue di depan," ujar Luna buru-buru merapikan barangnya lalu pergi meninggalkan mereka

"Yaelah pacaran mulu kerjaannya," komentar Keisha

"Gue dijemput papa hari ini, duluan ya gengs," susul Fanny

"Lo gimana din?" tanya Keisha pada Nadine sambil berjalan menuju parkiran sekolah

"Nyokap gue mau jemput katanya, Lo gimana?"

"Gue bawa mobil din, mau ikut?" tanya Keisha menawarkan diri

"Gak usah sha, nanti nyokap gue nungguin," tolak Nadine

"Oh yaudah, duluan ya din," pamit Keisha lalu masuk ke mobil dan menjalankannya

Kini Nadine berdiri sendirian di depan gerbang sekolah, menunggu mamanya menjemput, jalanan sangat sepi hari ini. Murid-murid sekolah pun sudah pulang ke rumah masing-masing, jadi suasananya sangat sepi

Hal itu membuat Nadine sedikit ketakutan, kawasan sekolahnya memang jauh dari jalan raya, jadi sangat jarang dilalui oleh mobil-mobil, meski begitu setiap hari sekolah angkot selalu lewat kawasan SMA Pancasila, jadi murid-murid bisa naik kendaraan umum tanpa susah payah berjalan menuju jalan raya

Forgetting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang