D e l a p a n b e l a s : Dua Sisi

46 7 2
                                    

Clara masih terduduk di tempatnya tadi, jalanan lumayan sepi sehingga Clara dengan bebas mengungkapkan kekesalan hatinya yang selama ini tak bisa ia ucapkan.

"Aku rindu lan, aku rindu kamu.. hiks hiks,"

"Aku nggak mau kamu pergi ninggalin aku,"

"Kamu satu-satunya orang yang udah buat aku jatuh cinta,"

"Jadi tolong jangan tinggalin aku sendirian, aku.. takut lan.. takut,"

"Aku rindu senyuman kamu, aku rindu wangi kamu, aku rindu pelukan kamu, aku rindu semua tentang kamu.."

"Aku nggak mau kehilangan semuanya lan, aku takut kamu bener-bener pergi ninggalin aku.."

"Tolong bilang kalo kamu cuma bercanda kan! Nggak serius?"

"Aku sayang kamu.. Erlanda.."

Tiba-tiba sebuah tangan mengusap lembut kepala Clara sehingga membuat Clara mendongak.

"Aku yang lebih rindu kamu cla.."

Deg!

Suara itu..

Clara sontak menghentikan tangisnya, ia mendongakkan kepalanya melihat wajah seseorang yang mengelus kepalanya saat ini.

"Erland.. kamu.."

Erland memegang kedua bahu Clara lalu mengangkatnya agar Clara berdiri. Ia menggerakkan jarinya untuk mengusap air mata Clara.

Clara tak sanggup lagi membendung air matanya lalu segera saja ia menghamburkan diri ke pelukan Erland.

"Jangan benci aku, sayang.." ujar Erland sambil membalas pelukan Clara.

Hati Clara berdesir hebat. Rindunya terobati. Tidak dengan masalahnya hari ini.

"Kamu jahat Erland, kamu jahat!" Clara memukul-mukul dada bidang Erland.

"Maafin aku.."

Clara meluapkan semua rasa dihatinya saat itu, dunia seakan berhenti bergerak. Apa yang ia rasakan selama ini, luruh di pelukan Erland, laki-laki yang pernah dan bahkan masih menjadi laki-laki yang berada di posisi nomor 1 di hatinya.

Hanya bersama desiran angin yang seakan-akan mengerti keadaan hati mereka berdua di tempat yang sama dimana mereka memulai lembaran kisah cinta mereka.

***

"Udah kenyang neng?" goda Angga dengan mata jenaka nya, seperti biasa.

Nadine tersenyum geli sambil mencubit pipi angga, "hehehe udah, makasih yaaa.."

Angga mengusap-usap rambut Nadine, lalu menggenggam tangannya, "yaudah ayo sekarang lari, biar kamu nggak makin gendut!"

"Ck, apa sih gaa, kan aku udah bilang kalo aku itu nggak gendut tahuuu," sanggah Nadine sambil mengerucutkan bibirnya membuat Angga gemas.

"Iya deh iyaaa Nadine langsing.." ledek Angga sambil mengacak-acak rambut Nadine dan berlari menghindari amukan Nadine.

"Ya ampun Anggaaaaa ihhhh, awas ya lo!" Nadine pun ikut berlari mengejar Angga dengan wajah kesal, tetapi kemudian malah jadi tertawa menyadari perlakuan kecil yang telah Angga lakukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forgetting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang