E n a m b e l a s : Unexpected

53 3 0
                                    

Angga masuk ke rumah, hanya suara langkah kakinya yang terdengar sepanjang ruangan. Walaupun penjaga selalu ada di setiap sudut ruangan, Angga merasa dirinya hanya sendiri sekarang.

Memiliki keluarga yang utuh dan segala kekayaan melimpah tidak cukup untuk Angga bahagia tinggal di rumah ini. Banyak orang berfikir menjadi Angga adalah suatu keberuntungan, tetapi justru menurut Angga malah sebaliknya.

Meskipun ia memiliki segalanya, itu tidak akan cukup apabila ia kurang mendapat cinta dan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

Angga melangkahkan kakinya pelan menuju tangga, telinganya tersumbat oleh sesuatu berwarna putih, headset. Berusaha menenangkan diri.

Ia membuka pintu kamar dan segera merebahkan diri di tempat tidur. Menutup matanya dan terlelap tidur karena kecapaian.

***

Raka memegang sebatang rokok di tangannya, mengeluarkan asap-asap berwarna putih, dan menyenderkan dirinya di sebuah bangku warung sudah menjadi tempat tongkrongannya.

"Lo serius sama dia?" tanya Jerry datar.

"Serius lah!" jawab Raka mantap.

"Gue gak nyangka aja, bisa juga lo serius sama cewek." celetuk Jerry lagi.

"Nadine emang beda dari yang lain, menurut gue." komentar Soni.

"Maksud lo?" tanya Raka penasaran.

"Cewek-cewek lain yang udah jadi korban lo, tiap lo deketin dikit langsung histeris dan ngelakuin apa pun yang disuruh lo. Gak heran kalo mereka semua jadi korban—" soni mengeluarkan asap putih lagi, "kalo Nadine beda, dia sedikit 'jual mahal' lah menurut gue."

"Lo bener."

Raka tersenyum, lalu mengeluarkan ponselnya, "anak-anak udah pada dateng?"

"Udah, baru aja mereka nge-chat gue," jawab Soni datar.

"Cabut."

***

Nadine merebahkan dirinya di kasur, walaupun sudah makan malam, moodnya sama sekali tidak membaik.

Nadine masih memikirkan kejadian di sekolah tadi. Setelah futsal selesai dipertandingkan, Nadine mendapat hujatan yang sangat tidak pantas.

Bahkan kata-kata itu masih saja mengiang-ngiang di telinga Nadine.

"Pho lo!"

"Dasar cewek ganjen, cuma numpang tenar doang!"

"Najis banget!"

"Kecentilan!"

"Cewek kaya gitu emang anjing."

"Melet si Angga kali!"

"Kelakuan cewek gak laku emang gitu, gak heran gue."

Nadine menutup matanya, rasanya ingatan itu sangat tidak pantas terekam di otaknya.

"Gue salah apa ..." Nadine mulai terisak di balik bantalnya.

Hatinya benar-benar perih sekarang, kadang Nadine berfikir, apa mereka tidak punya kerjaan dengan hanya mengurusi hidup Nadine sementara hidup mereka belum tentu bener?!

Forgetting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang