Chapter 2

319 38 0
                                    

Tiga bulan telah berlalu tanpa ada seseorang pun yang dapat menyentuh lantai sepuluh ke atas. Itu pun baru ada sekitar enam orang yang sanggup membuka pintu ke lantai tersebut. Itu pun hanya ada tiga orang yang selamat.

Dan kini, ia tengah berada di lantai empat.

Laki-laki berambut sedikit panjang berwarna kecokelatan yang berdiri bersandar di tembok sembari terus memperhatikan seseorang yang sedang menjelaskan sesuatu pada beberapa orang di depannya, menelan ludahnya berat ketika seseorang menyebut-nyebut nama alfa—nama bagi player beruntung yang mendapat banyak informasi tentang permainan tersebut.

Untuk menjadi seorang alfa, player diharuskan mendapat sesuatu buku paduan yang menunjukan dirinya adalah seorang alfa saat membeli hardwarenya. Dan hanya ada seribu orangan yang dapat menjadi alfa dari sekian banyaknya orang-orang yang memiliki minat pada permainan ini.

Dan, pada saat ia membeli hardware permainan ini, ia mendapat buku panduan lain yang berbentuk seperti buku saku dengan cover berwarna biru gelap. Itu berarti, ia adalah seorang alfa player. Seorang alfa diharuskan selalu berada di garis terdepan, yang artinya, ia harus selalu mendatangi ruang bos yang belum terbuka.

"Sehun-ah!"

Merasa dirinya dipanggil, laki-laki bernama Sehun itu menoleh dengan wajah tanpa ekpresinya yang terkesan sedikit dingin dan masih menyandarkan punggungnya pada tembok.

Laki-laki lainnya yang bertubuh kecil dengan rambut cokelat terangnya yang berantakan, yang tadi menyapa Sehun, menghampirinya dengan langkah terburunya.

Sehun melirik sekilas ke arah HP bar milik lelaki itu, dan melihat nama yang tertera di bawah angka persentase HP-nya. Luhan.

"Pertemuan sudah di mulai sejak beberapa menit yang lalu. Kenapa kau masih di sini?" tanya Luhan. "Kris dan yang lainnya menunggumu."

"Menungguku?" ulangnya dengan wajah heran. Tak ada satupun orang yang tahu bahwa ia adalah seorang alfa player. Dan, tak ada yang terlalu membutuhkan pemain biasa.

"Hanya kau, L, dan Zelo yang berhasil mengalahkan bos di pintu di lantai sembilan, ingat? Dan, tak ada yang tahu keberadaan L dan Zelo saat ini."

Oh, jadi itu alasannya, batinya mengerti setelah mendapat penjelasan dari Luhan.

"Baiklah," putus Sehun sembari menegapkan badannya. Lalu ia mulai melangkahkan kakinya sehingga ia berjalan di depan Luhan yang mengikuti di belakangnya.

Sesampainya di tempat pertemuan para pemain yang terbuka, ia langsung mengambil tempat di bagian belakang yang tak ada orang yang menempatinya kecuali seorang gadis yang memakai tudung berwarna merah bata untuk menutupi wajahnya.

Karena penasaran, ia pun melirik ke arah HP bar gadis bertudung tersebut, dan melihat nama yang tertera di bawah angka persentase. Krystal.

Oh ya, satu hal lagi kelebihan dari seorang alfa player. Semua alfa player bisa melihat HP bar orang-orang yang baru ditemuinya sesuka hatinya walaupun tanpa ada hubungan atau pengiriman sesuatu. Kebanyakan pemain biasa tidak tahu akan hal ini. Hanya saja, tidak ada yang bisa melihat level dari seorang pemain. Kursor warna, HP bar, angka persentase bar tersebut, dan namalah yang hanya bisa dilihat.

"Salah seorang dari ketiga orang yang selamat saat membuka pintu di lantai sembilan sudah datang."

Pada saat seseorang mengatakan itu, mata Sehun dengan mata seseorang yang mengatakannya bertemu. Pandangan mata yang sama-sama dingin hingga pemain-pemain yang menyadari pandangan tersebut bisa merasa beku.

"Jadi, kurasa kita bisa bertanya padanya agar saat kita memerangi bos di lantai sepuluh, tak ada yang gugur." Kris. Laki-laki tinggi itu kembali berbicara dengan wajah dinginnya. Lebih dingin dari wajah Sehun.

Death GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang