Suasana di sekeliling sudah menjadi tegang sejak pertama kali mereka mengetahui bahwa cuaca di sekitar berubah total. Terlebih lagi saat mereka mengetahui bahwa Sooji memiliki pedang yang bisa dibilang sangat langka.
Sama sepeti Myungsoo yang menatap Sooji dengan pandangan terkejut dan tidak percaya, Jia pun juga seperti itu. Rambut hitam keikalannya berterbangan ke belakang karena angin kuat yang diciptakan Sooji ketika menyerang.
"Tidak mungkin." Gumam Jia tanpa memalingkan pandangannya dari Sooji. Pasalnya, ia tidak pernah memercayai bahwa Sooji lah yang memiliki pedang tersebut—salah satu pemain yang bisa dibilang lemah.
Mendengar gumaman Jia, Myungsoo langsung menolehkan kepalanya ke arah Jia. "Jia," panggilnya dengan suara rendah dan terdengar putus asa. Jia menoleh dan Myungsoo langsung menggelengkan kepalanya. "Tolong jangan." Katanya dengan tatapan memohon.
Mungkin Myungsoo berpikir bahwa Jia akan mencelakai Sooji untuk merebut pedang tersebut. Jia sudah sangat tahu arti dari tatapan Myungsoo. "Aku bukan orang yang seperti itu." Elaknya dengan tatapan tajam karena ia tidak suka dituduh seperti itu. "Dan, aku juga akan merahasiakan ini pada siapapun."
Myungsoo tersenyum lega. "Terimakasih." Ucapnya dengan suara yang terdengar sangat tulus, namun justru membuat Jia mengerutkan kening.
Jia heran. Kenapa Myungsoo bersikap seperti itu pada Sooji sedangkan dia agak dingin pada orang lain—walaupun bukan dirinya.
Lalu Jia dan Myungsoo kembali memfokuskan dirinya pada Sooji yang tengah menyerang. Dan pada saat yang bersamaan dengan habisnya seluruh HP bar monster santa tersebut, bagian pinggang Sooji tertusuk oleh pedang kecil monster tersebut. Walaupun pedang tersebut hanya seperkian detik mengenai pinggang Sooji, namun itu bisa membuat hampir setengah HP bar-nya berkurang.
"Sooji!" teriak Myungsoo dan Jia bersamaan ketika Sooji mengerang dan tubuhnya terhuyung ke belakang dengan bunyi khas logam saat pedangnya terlepas dari tangannya.
Sebelum tubuh Sooji menyentuh tanah yang tertutup salju, tangan Myungsoo lebih dulu menangkapnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Jia khawatir.
Sooji tersenyum dan mengangguk. Lalu sebuah pesan muncul. Melayang tepat di depannya. "Apa ini?" Keningnya berkerut bingung.
"Ada apa? Coba kau tampilkan." Sambar Myungsoo cepat.
Dengan tubuh lemasnya—seakan semua tulang yang menyangga otot-ototnya terlepas—Sooji mengangkat tangan kanannya dan menampilkan pesan yang didapatnya pada Myungsoo serta Jia yang menunggu.
Myungsoo dan Jia pun membaca pesan tersebut dengan seksama. Setelah itu, senyum Myungsoo terulas.
"Aku iri padamu." Kata Jia mengulang kalimatnya sendiri yang ia ucapkan beberapa jam yang lalu.
Sooji mengerutkan keningnya lagi dengan heran. "Kali ini untuk apa?" tanya Sooji, masih merebahkan tubuhnya di atas pangkuan Myungsoo.
"Selamat." Kata Myungsoo, masih dengan senyumnya. "Kau mendapat joker dari server."
"Joker?" ulang Sooji masih tidak mengerti.
"Mm, joker!" sahut Jia. "Walaupun kau diserang ribuan kali, jika kau memakai joker, HP bar—tidak akan berkurang sedikitpun." Jelasnya.
"Seperti di berada di zona aman." Tambah Myungsoo.
"Hei, kalian!" teriakan seseorang membuat Sooji, Myungsoo, dan Jia menoleh. Dan, di sanalah mereka melihat sosok Hoya dengan nafas tersenggal dan tatapan cemas. "Apa yang terjadi?" tanyanya langsung ketika ia melihat keadaan Sooji saat sudah berlari mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Game
FanfictionDEATH GAME EnnyHtm's Fanfiction Genre : Fantasy | Rating : PG-13 | Lenght : Series Cast : Suzy, Sehun, Krystal, L Disclaimer: Adapted from Sword Art Online. Some plot are mine. Perkembangan jaman pada tahun 2028 sudah berkembang sangat pesat. Seoran...