Chapter 7

236 34 0
                                    

Matahari berada tepat di atas kepala saat rombongan dalam jumlah besar itu melangkahkan kakinya dengan langkah tegas dan berhati-hati di dalam hutan yang merupakan satu-satunya jalan menuju Dungeon. Tidak ada yang berbicara ataupun mengobrol. Semua pemain itu lebih memilih untuk diam dan mengawasi sekeliling mereka. Takut jika ada serangan tiba-tiba dari monster yang hidup di hutan ini.

Saat ini rombongan sudah berada di lantai enam puluh empat, yang tandanya mereka sudah mengalahkan bos monster di lantai enam puluh dua dan enam puluh tiga dengan cukup mudah. Bahkan Sooji belum ikut melawan satu pun monster selama dirinya berada dalam rombongan.

Semakin masuk ke dalam, hutan semakin terasa gelap dan hawa dingin yang aneh merambat sekujur tubuh para pemain, padahal matahari tengah berada tepat di atas kepala mereka. Keadaan ini sama sekali berbeda dengan hutan-hutan lainnya yang merupakan satu-satunya jalan ke Dungeon di lantai-lantai sebelumnya.

Keadaan hutan yang seperti ini barulah yang pertama yang mereka rasakan.

Tentu saja keadaan ini membuat Myungsoo lebih waspada. Tidak hanya menghawatirkan dirinya sendiri, namun juga menghawatirkan Sooji yang tengah berjalan di sebelah kanan Sehun.

Saat ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan keegoisannya sendiri karena Sooji tidak berjalan di sampingnya melainkan di samping Sehun. Tetapi, perasaan gusar tetap saja dirasakannya.

Di barisan paling depan, terdapat Krystal yang merupakan kini menjadi ketua dari guild paling kuat di aircastil, The Knight Golden, dan juga Kris yang menunjukan jalan, serta Zelo yang merupakan pemain paling cerdik dengan semua skill yang ia punya.

Sekelompok monster dalam jumlah kecil yang kira-kira hanya beranggotakan lima monster berbentuk mumi dengan pedang tipis dan panjang menyerang dengan tiba-tiba. Namun, karena beberapa pemain tahu akan kedatangan para monster tersebut, mereka tidak terlalu terkejut dan dengan mudah menumpaskan monster-monster itu hanya dalam beberapa kali mengibaskan pedan mereka.

"Apa masih jauh?" setelah para monster mumi yang menyerang mereka lenyap, Sooji bertanya pada Sehun yang melangkah beriringan dengan suara berbisik.

Sehun menoleh dan sedikit menundukan kepalanya untuk membalas bisikan Sooji. "Kau lelah?" ia balik bertanya.

Sooji sedikit menarik kepalanya menjauh agar Sehun dapat melihat gelengan kepalanya. "Tidak," jawabnya. "Sama sekali tidak. Hanya saja...," ia menggantungkan kalimatnya sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling dengan ngeri.

Tidak heran jika Sooji merasa takut, begitu yang dipikirkan Sehun saat ia melihat ekpresi Sooji. Bahkan Sehun sendiri merasa sedikit khawatir dengan keadaan hutan yang semakin dalam semakin gelap dengan pohon-pohon besar dan tinggi. Bukan takut akan hantu dan sejenisnya karena ia tahu tidak ada yang namanya hantu di dunia Virtual ini—well, Sehun memang tidak pernah percaya ada hantu dan jenis lainnya itu. Tetapi, keadaan seperti ini ditakutkan olehnya jika ada jebakan dan muncul monster yang tidak pernah ia duga.

Kadang ada yang seperti itu. Contohnya adalah peristiwa yang dialami Sooji, Myungsoo, dan Jia beberapa waktu yang lalu.

Hawa dingin semakin merambati tubuh para pemain, bahkan itu membuat Sooji sedikit menggigil. Karena merasa dingin dan juga ngeri. Namun, cahaya matahari mulai terlihat dari celah-celah dedauan yang sangat lebat.

Cahaya matahari yang menyusup melewati celah-celah dedaunan rimbun itu membuat pemandangan di atas mereka sangat menakjubkan, bahkan beberapa pemain—tak terkecuali Sooji menganga takjub memandangnya.

Namun pemandangan itu hanya sementara dan digantikan dengan pemandangan pintu Dungeon dari jauh yang di dalamnya terlihat gelap. Hawa dingin aneh masih merambat di sekujur tubuh.

Death GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang