Chapter 8

218 28 0
                                    

Cahaya bulan menembus masuk ke dalam kamar sebuah penginapan pada malam itu. Sudah lewat tengah malam, namun Krystal tak kunjung bisa memejamkan matanya. Ralat. Krystal bisa saja memejamkan matanya saat itu juga, namun ia tidak kunjung terlelap. Tidak mungkin jika ia harus terjaga sampai pagi nanti.

Aneh. Seharusnya tak ada bulan di malam bersalju. Tempat ini bersalju, namun bulan tetap bersinar seperti musim panas.

Pikiran Krystal terus saja terfokuskan pada sikap Myungsoo dan Sehun. Keduanya sangat melindungi Sooji. Ia tidak terlalu yakin apakah Sehun mengenal Sooji di dunia nyata, tetapi Myungsoo... Krystal yakin jika Myungsoo bukanlah tipe orang yang seperti itu. Krystal mengenal Myungsoo, tahu bagaimana sikap Myungsoo di dunia nyata yang cuek pada sekitarnya. Berbeda dengan adiknya yang—sedikit, sih—hangat.

Kemudian Krystal merasakan sebuah gerakan dari tempat tidur di sebelahnya, tempat tidur yang ditempati oleh Sooji. Yah, sudah dua malam berturut-turut Krystal tidur satu ruangan bersama Sooji karena permintaan Sehun dan juga Myungsoo.

Begitu Krystal menolehkan kepalanya ke samping, ia langsung berpura-pura memejamkan matanya karena Sooji yang tengah mengeceknya. Mengecek apakah dirinya sudah aman untuk pergi atau tidak. Dan setelah itu, Sooji keluar dari kamar.

Krystal bangun, lalu menyalakan lampu ruangan tersebut setelah Sooji kembali menutup pintu. Ia pun mengganti piyamanya dengan pakaian yang biasa ia kenakan, lalu keluar kamar untuk mengikuti Sooji.

Di lihatnya Sooji tengah mengarah ke tengah kota bersalju tersebut. Tangan kanannya menggenggam kristal biru miliknya.

Tak salah lagi, dia pasti ingin berteleport.

Dan benar saja dugaan Krystal. Sooji mengucapkan tempat tujuannya ketika ia sudah berdiri di tempat yang bisa berteleport di kota dan menghilang seperti dibawa angin.

Krystal pun mengambil kristal yang berwarna bening miliknya dan berteleport ke tempat tujuan Sooji tadi.

Lantai satu. Kota utama aircastil. Kota yang paling aman bagi pemain. Tak ada monster ataupun tak akan ada pemain yang bisa terbunuh di sini. Krystal ingat bagaimana semua pemain dikumpulkan di sebuah ruangan tanpa atap yang berbentuk lingkaran yang dapat memuat berpuluh-puluh ribu pemain, dan sekeliling ruangan tersebut tertutup lapisan tipis yang mengurung para pemain demi mengumumkan tentang pencabutan log out dari permainan ini.

Awal mimpi buruknya.

Ketika Krystal mengalihkan pandangannya guna mencari Sooji, ia melihat seseorang yang menggunakan tudung berwarna hitam berjalan mengikuti seorang gadis. Mengikuti Sooji yang berjalan hati-hati. Cukup jauh dari tempat Krystal berdiri sekarang.

Krystal mengikuti Sooji yang sedang diikuti lelaki bertudung hitam itu. Dari jarak yang cukup jauh, Krystal melihat langkah Sooji berhenti karena menyadari bahwa dirinya sedang diikuti namun tidak berani untuk melihat ke belakang.

Krystal tidak tahu apa yang harus ia lakukan karena laki-laki bertudung tersebut tidak menunjukan sikap bahwa ia akan berbuat jahat. Ia hanya mengikuti Sooji dari belakang. Jadi, ia berpikir apa yang harus ia lakukan.

Tidak baik jika ia langsung menyerang orang tersebut jika orang tersebut tidak berniat jahat pada Sooji, namun jika ia tidak bertindak, bisa saja orang tersebut mencelakai Sooji. Terlebih lagi Krystal tahu apa kekuatan yang dimiliki oleh pedang Sooji yang akan membuat orang-orang ingin merebut pedang tersebut dengan berbagai cara.

Kemudian Krystal tersentak saat tiba-tiba Sooji memutar tubuhnya dan mengacungkan pedangnya yang cukup panjang tepat ke arah wajah lelaki bertudung itu yang sepertinya juga terkejut. Saat itulah Krystal keluar dari persembunyiannya dengan pedang panjang yang tipis miliknya sudah bersiap di tangan kanannya.

Death GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang