Chapter 4

211 36 2
                                    

Enam bulan telah berlalu dengan cepat dan singkat tanpa ada perubahan yang berarti. Sehun tidak mengerti kenapa waktu begitu cepat berlalu tanpa seizinnya. Dan, itu berarti ia sudah di dunia Virtual ini hampir satu tahun. Selama ini, ia masih dalam level empat puluh dua—masih terlalu jauh untuk ke level seratus.

Tidak terasa ia tidak melihat orangtua dan adik kecilnya selama itu.

Walaupun banyak orang yang mengenalnya sebagai pemain solo, namun ia tidak benar-benar sendirian. Seperti saat ini, ia sedang bersama seorang laki-laki bernama Baekhyun untuk mencari gerbang untuk menembus ke lantai empat puluh tiga.

"Aku dengar sudah ada yang membuka gerbang ke lantai empat puluh tiga sebelumnya." Kata Baekhyun pada Sehun yang sibuk dengan petanya.

"Siapa?" tanya Sehun tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari peta di hadapannya.

Baekhyun berpikir sejenak untuk mengingat-ingat. "Zelo."

Mendengar nama yang menurutnya sudah tidak asing, Sehun menoleh. "Melawan bosnya sendirian?" tanyanya dengan ekpresi tak percaya.

Baekhyun menggeleng. "Tidak. Dia tidak cukup gila untuk bertarung sendiri." Jawabnya. Lalu, "Dia hanya membuka gerbangnya saja. Tidak berani masuk sendirian karena ruangan tersebut adalah ruangan anti-kristal."

"Kau serius?" Sehun sama sekali tidak percaya dengan itu. Jika ruangan tersebut adalah ruangan anti-kristal, berarti jika sudah masuk ke dalam, ia tidak bisa keluar kecuali mengalahkan si bos monster walaupun mencoba untuk berteleport berkali-kali.

Baekhyun mengangguk. "Dan, kudengar mereka sedang mengadakan pertemuan dengan beberapa orang yang selalu berada di garis depan untuk menyerang." Katanya lagi memberitahu.

"Kenapa tidak memberitahu sejak tadi?" tanya Sehun jengkel.

Baekhyun mengangkah bahunya cuek. "Kukira kau mau bertarung sendiri."

"Kau gila." Umpat Sehun kemudian membalikkan badan untuk mencari informasi di mana pertemuan itu diadakan.

"Hei, mau kemana?" teriak Baekhyun dari arah belakang Sehun.

Sehun hanya melambaikan tangannya sambil terus berjalan tanpa berniat sedikit pun untuk menjawab pertanyaan Baekhyun. Tetapi, Baekhyun yang tahu arah tujuan Sehun pun segera berlari mengikuti Sehun dari belakang.

~œœœ~

Samar-samar, cahaya matahari di dunia Virtual menyusup ke dalam perlindungan daun-daun hijau dari pohon yang cukup rindang, menyinari Sehun yang merebahkan tubuhnya di bawah pohon tersebut dan di atas rumput hijau yang bersih.

Mata Sehun yang menutup juga ikut merasakan hangatnya cahaya matahari. Di dalam pikirannya saat ini, mungkin dunia virtual jauh lebih baik dari dunia nyata. Jika saja ini bukanlah permainan yang berbahaya, ia ingin mengajak keluarganya kemari dan ikut merasakan kehangatan dan cahaya matahari di sini.

Kemudian, Sehun merasakan bahwa cahaya matahari tidak lagi menyinari wajahnya dan menghangatkannya. Untuk melihat apa yang sedang terjadi, ia pun membuka matanya perlahan—dengan membuka mata sebelah kiri. Dan, hal pertama yang ia lihat adalah Krystal berdiri di atasnya, menutupi sinar cahaya matahari, dengan bertolak pinggang.

Sehun pun berdecak malas namun tetap pada posisinya—merebahkan dirinya di atas rumput hijau di dekat batang besar pohon.

"Yang lain sibuk membuat rencana, dan kau justru bermalas-malasan di sini." Sembur Krystal masih dengan tangan yang bertolak pinggang.

Sehun pura-pura tidak mendengarnya, memindahkan kedua tangannya untuk menjadi bantal di bawah kepalnya, dan kembali menutup kedua matanya. Membuat Krystal semakin geram.

Death GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang