Aku benci hal yang berhubungan dengan dia. Aku muak mengingat hal yang membawaku pada memori itu. Aku benci rindu sendiri. Diri ini selalu menuntut jawaban dari sebuah pertanyaan klise. Kapankah ia benar benar pergi selamanya dari hidupku?
Aku menyadari itu, memang tak semua tanya ada jawabnya. Namun, apakah sesakit ini rasanya apabila sebuah pertanyaan yang membutuhkan pernyataan, membutuhkan alasan namun tak ada jawabnya? Sesakit inikah mengira-ngira alasan? Pikiranku selalu beterbangan dengan liar hanya untuk mencari sebuah jawaban. Imaji ku selalu ingin bergerak bebas jika sang hati menyebut namanya, dan akhirnya aku jatuh tersungkur. Tak berdaya.
Percayalah, saat mataku kosong. Seolah hanya dapat melihat ke salah satu sudut diantara ribuan sudut yang dapat dipandang. Saat tubuhku lunglai bak tak bernyawa. Saat aku terlihat diam dan hampir memucat. Jangan sekali-kali kau mengira bahwa aku kesepian dan membutuhkan teman. Saat itu, duniaku berada di pikiranku. Pikiranku, atau ekspektasiku selalu dapat menghidupkan jiwa abu ini. Yang sebenarnya ragaku yang orang lain lihat benar-benar tidak terurus.
Meski sebenarnya benci, terkadang aku bahagia berada di dunia itu, aku dapat dengan bebas memikirkan dan membayangkan masa depan bersama dengan orang yang hanya menjadi fantasi dalam memoriku.
Aku yakin akan kuasa-Nya. Yang mempunyai banyak rahasia indah, cerita luar biasa untuk ciptaannya. Dengan sabar aku selalu ingin menunggu waktu itu datang. Sebenarnya, tak apa aku terus berada di suasana kelam seperti ini. Aku jadi bisa menghargai sebuah kesedihan. Bahwasanya, kesedihan adalah guru terbaik yang menginginkan kita untuk dewasa. Dan setidaknya, dari kesedihan pula, kita hanya menunggu waktu kapan gilirannya kebahagiaan itu datang. Begitupun sebaliknya, karena sesungguhnya, kita tak selamanya singgah pada satu keadaan saja. Ada kalanya, semua akan berputar pada waktunya.
Oleh karena itu, jika kau berada dalam suasana kebahagiaan. berbanyaklah kau melantunkan syukur atas apa yang Ia berikan. Agar kau tak lengah dan terus terjaga kebahagiaannya. Agar kau terhindar dari airmata yang dapat menyesakkan hati, juga pikiran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Silent [then] Gone
PuisiHanya sekedar kata-kata yang terlintas saat tengah memikirkan seseorang. Sebuah perasaan yang terbuang telah menyisakan cerita pilu yang siap tuk dikenang. Akibat diamku, kemudian dia pergi.