Kamu yang buatku terbiasa tanpamu

328 12 0
                                    

Matahari dan bulan boleh saja datang atau pergi seenaknya. Tapi kamu bukan mereka. Matahari meninggalkan bumi, lalu bulan datang untuk menggantikannya. Tapi jika kamu pergi, siapa yang akan datang untuk menggantikanmu?

Aku pun bukan bumi, yang dapat setegar itu mengikhlaskan kepergianmu, dan menerima kedatangan yang lain.
Kini mengapa kau dengan teganya berlaga layaknya matahari dan bulan. Datang dan pergi seenaknya. Tanpa memikirkan kerinduan yang kau buat.

Asal kau tahu, rindu ini kejam, ketika malam sunyi nan dingin datang, ia membunuhku secara perlahan, dengan lembutnya menusuk sampai ke relung hati paling dalam. Kau tak tahu, bukan? Aku berjuang melawan rindu itu sendirian. Sendirian.

Tusukkan rindu itu, berhasil menghancurkan selaput kenangan yang kujaga agar tak berkeliaran dibenakku. Yang terjadi saat ini, kau berhasil menjadi pemeran utama di pikiranku, seakan tak ada lagi ruang untuk hal lain masuk ke pikiranku. Kamu. Kau. Dirimu. Hanya itu.

Lalu, setelah ku berhasil lewati malam itu, kau datang dengan tak membawa kehangatan, dan hatiku masih kedinginan. Hampir membeku. Aku ciptakan sendiri kehangatan itu. Aku tak tahu darimana saja engkau pergi, sebab sekeras apapun usahaku untuk menghangatkan, dirimu masih saja dingin. Ataukah ... mungkin kau sempat singgah dihati yang lain?

Aku memang lemah, tapi tak selamanya begitu. Aku bisa menjadi bumi yang tegar, yaa.. menerima kedatangan yang lain, namun bedanya, menerima kedatangan yang lain dengan terpaksa agar bisa melupakanmu.

Suatu saat nanti, ketika kau menyadari bahwa tersiksanya hatiku saat itu, ketika kau menyadari ada hati yang rela sakit untukmu. Aku mungkin sudah tak sama. Aku sudah terbiasa dengan kepergianmu, dengan hidup tanpamu. Percayalah aku sudah terbiasa.

Maka jika itu terjadi, jangan pernah menyalahkanku, karena itu sebab ulahmu sendiri. Sebab permainanmu yang sama sekali tidak lucu.

Silent [then] GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang