Lagu lama sejatinya berkata, " seseoang yang sudah pergi meskipun kembali, ia tak akan sama " . sebuah kalimat yang kini nyata kehadirannya dalam nafasku. Setiap tarikan nafasnya selalu menyakitkan dan membuatku merasa bersalah. Seseorang yang dahulu, tega membiarkanku berteman dengan sepi dan merasakan kedinginan, kembali.
Aku dan kamu memiliki kadar cinta yang berbeda. Kini semua terasa bertolak belakang. Kau kembali dengan membawa sebongkah alat untuk memperbaiki kisah kita, berniat melanjutkan perjalanan kita yang dulu sempat terhenti. Kau tahu apa yang membuat kita terhenti? Karena kau, pengemudi kisah kita waktu itu, pernah pergi saat kita sedang berada di perjalanan yang berliku dan bergejolak. Hingga ku tersadar, saat itu kau tak pernah kembali lagi, padahal aku menunggu setengah mati sampai akhirnya hanya sunyi malam yang sudi menemani. Dan ku dapati engkau yang ternyata berlabuh di lain hati.
Betapa perih yang ku rasa, ditinggalkan saat sedang berjuang menghadang rintangan di hadap mata. Aku pun manusia biasa, yang akhirnya menyerah jua. Yang tak bisa lagi berjuang sendirian, sementara engkau, pergi seolah tak bersalah.
Canda tawa yang pernah kita ciptakan seakan tak pernah menjadi alasan bertahan untukmu. Padahal aku, hanya dengan itu saja sudah membuatku tak ingin pergi darimu. Bukan berarti aku bodoh, yang mau saja dibuat nyaman dengan mudah. Namun pada awalnya, kau memang sudah memikat hatiku dengan sederhana. Tapi ... semenjak hadir sebuah rintangan itu, aku sadar, dirimu tak seperti apa yang aku kira.
Kau pergi jauh, aku terima. Kau menghilang, aku pasrah. Kau tak cinta lagi, apa boleh buat. Sampai akhirnya aku dapat mengobati luka-luka ku sendiri. Meski membutuhkan waktu yang amat panjang, tapi akhirnya aku berhasil menghapus semua memori tentangmu. Tak mudah menghapus semua tentangmu, itu sangat merepotkan bagiku.
Kini, kau datang dengan entengnya berniat untuk melanjutkan perjalanan kita yang sempat terhenti? Maafkan aku, saat ini aku sudah punya jalan sendiri, yang tentunya berbeda denganmu, sudah tak satu haluan lagi. Barangkali disana banyak orang-orang yang bisa diajak kompak denganmu, dimana ketika ditinggal pergi, ia bisa baik-baik saja. Artinya, dia tak benar-benar membutuhkanmu. Berbeda denganku yang ketika kau pergi, aku terpuruk. Dan kau yang tak pernah paham kalau aku lebih dari membutuhkanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent [then] Gone
PoezjaHanya sekedar kata-kata yang terlintas saat tengah memikirkan seseorang. Sebuah perasaan yang terbuang telah menyisakan cerita pilu yang siap tuk dikenang. Akibat diamku, kemudian dia pergi.