Sorry I love you

1K 31 11
                                    

Chapter 10

"Kenapa jantungku tiba - tiba berdebar secepat ini setiap kali melihat wajahnya, apakah ini tandanya kalau aku sudah mulai memiliki perasaan padanya? Tapi mana mungkin, kami bahkan baru saja bertemu beberapa menit yang lalu " batin kim.

Kim benar - benar di buat bingung oleh perasaannya sendiri tapi yang jelasnya kehadiran pie bisa membuat kim merasa sangat nyaman bahkan rasa takutnya karena kecoa kini terlupakan, kim dan pie terus saling bertatapan namun siapa sangka kalau ternyata pie juga merasakan hal yang sama seperti yang di rasakan oleh kim, saat kim dan pie sedang sibuk mencari kebenaran tentang perasaan mereka, jae ha sibuk untuk menenangkan dong joo yang masih terlihat shock akibat kecoa.

" Mungkin akan lebih baik jika kalian belajar untuk melawan rasa takut kalian daripada kalian harus terus seperti ini " ucap jae ha.

Ucapan jae ha membuat kim dan pie tersadar hingga mereka pun berhenti saling bertatapan.

" Aku sudah pernah mencobanya tapi tetap saja tidak bisa " ucap dong joo dengan nada sedikit bergetar karena masih merasa ketakutan.

" Susah juga kalau begitu karena biar bagaimana pun akan membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan rasa trauma itu sendiri " ucap jae ha.

" Bagaimana denganmu kim, apa kau sudah pernah mencoba untuk menghilangkan trauma mu itu ? " ucap pie yang secara tiba - tiba.

" Ah... Soal itu? Aku belum pernah mencobanya dan kalau pun aku mencobanya mungkin aku akan mengalami hal yang sama dengan dong joo " ucap kim sambil terus meminum air pemberiaan pie.

" Aku rasa tidak ada salahnya jika kita mencobanya lagi dan kalau pun tidak berhasil, mau tidak mau kita harus terus mencobanya sampai berhasil " ucap pie dengan sedikit percaya diri.

" Apa kau bercanda, itu sama saja kau mencoba melemparkan kami ke dalam sumur yang di penuhi oleh ribuan bahkan jutaan ekor kecoa " ucap dong joo dengan nada sedikit tinggi.

" Aku setuju dengan dong joo, satu ekor kecoa saja sudah hampir membuat kami mati jantungan apalagi harus berhadapan dengan ribuan ekor kecoa " ucap kim.

" Tapi kalian harus mencobanya dulu, siapa tahu saja perlahan lahan rasa takut kalian itu bisa hilang " ucap jae ha.

" Tiiiiidddddaaaakkkk... !!! " ucap kim dan dong joo secara bersamaan.

Kalian ini aneh, aku lihat kalian ini selalu terlihat kompak, saat takut kalian terlihat kompak bahkan saat di berikan solusi untuk mengatasi rasa takut kalian, kalian juga menjawabnya dengan kompak " ucap jae ha.

" Berhentilah mempermainkan kami, seharusnya kalian menghibur kami biar rasa takut kami saat ini bisa berkurang " ucap dong joo.

" Baiklah, bagaimana kalau kita lanjutkan pesta kita, bukankah tadi kita habis membeli beberapa potong daging dan beberapa botol soju di toko bibi in " ucap jae ha.

" Aku hampir saja lupa " ucap kim.

" Ya, sudah kalau begitu aku ambil dulu sekalian dengan pemanggangnya " ucap jae ha.

" Biar aku bantu " ucap pie.

" Tidak perlu, kau di sini saja menemani mereka, bantu aku untuk menenangkan mereka " ucap jae ha.

" Ya sudah kalau begitu, baiklah " ucap pie.

Jae ha bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menuju ke arah dapur.

" Apa kau sudah merasa baikkan ? " ucap pie pada kim.

" Sedikit " ucap kim singkat.

" Apa kau perlu sesuatu, biar aku ambilkan ? " ucap pie dengan penuh perhatian.

" Baiklah jika kau memaksa, bisa tolong kau ambilkan air untukku karena airku sudah habis " ucap kim sambil menunjukkan gelasnya yang sudah kosong.

" Baiklah, aku akan ambilkan air untukmu " ucap pie sambil memberikan senyuman pada kim.

Pie mengambil gelas di tangan kim lalu berjalan ke arah dapur.

" Ada apa dengannya, kenapa dia tiba - tiba jadi perhatian padaku " gumam kim.

" Harusnya kau bersyukur karena akhirnya ada orang yang memperhatikanmu dan bisa jadi dia adalah jodohmu " ucap dong joo dengan tubuh yang masih bergetar karena takut.

Kim terdiam sejenak saat mendengar ucapan dong joo.

" Sejak kapan kau belajar menguping pembicaraan orang lain " ucap kim.

" Dasar bodoh, orang mana pun yang duduk di dekatmu akan mendengarkan perkataanmu barusan jadi kau jangan seenaknya mengatakan kalau aku ini diam - diam menguping pembicaraanmu, lagi pula aku lihat kalian berdua terlihat cocok jadi tidak ada salahnya jika aku mengatakan kalau kemungkinan kalian itu berjodoh " ucap dong joo sambil menatap ke arah pie yang sedang mengambilkan air minum untuk kim.

Kim terdiam mendengar ucapan dong joo dan ikut menatap ke arah pie.

" Kau tahu, meskipun tubuhnya terlihat mungil tapi untuk wanita seukuran dia, itu sudah sangat sempurna, dia cantik, putih, seksi dan aku rasa dia memenuhi semua syarat sebagai wanita idaman " ucapa dong joo.

" Aku rasa kau memang benar tapi apa mungkin dia akan suka padaku setelah dia tahu siapa aku yang sebenarnya ? " ucap kim dengan perasaan bimbang.

" Dengarkan aku baik - baik, hanya orang bodoh saja yang selalu menuntut kesempurnaan dari orang yang mencintainya dan yang di cintainya, cinta itu tidaklah harus sempurna karena yang penting adalah mereka berdua bisa saling mengerti satu sama lain tanpa adanya tuntutan ini dan itu karena hal itu terkadang membuat hubungan menjadi tidak bertahan lama " ucap dong joo.

Ucapan dong joo membuat kim sedikit terkejut, ntah dari mana dong joo mendapatkan kata - kata itu, terdengar sedikit aneh tapi sangat menyakinkan.

" Apa ini adalah kau? Maksudku kau terlihat jadi berbeda, bahkan kata - katamu terdengar sangat aneh tapi masuk akal " ucap kim sambil menatap ke arah dong joo.

" Kau ini, apa kau pikir aku ini adalah orang yang tidak mengerti apa itu cinta, biar pun penampilanku seperti ini tapi aku juga pernah merasakan yang namanya jatuh cinta " ucap dong joo dengan nada sedikit kesal.

" Tapi aku tidak yakin soal Nona pim, apa dia akan menyukai pria sepertimu " ledek kim.

" Apa maksudmu? Apa kau pikir aku tidak bisa menaklukan hati nona pim? Ucap dong joo dengan nada kesal.

Saat kim dan dong joo sedang sibuk berdebat, pie pun kembali sambil membawa segelas air putih di susul oleh jae ha.

SORRY I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang