PART 31 ~ SILY ~

7.6K 431 94
                                    

Author. 

          "Gak seneng banget kayaknya gue dateng. Asem mukanya." Sindir Dimas yang kini tengah duduk diayunan bersama Sisi di halaman belakang rumah.

          Jika Digo datang menemui Sisi disiang hari tadi, kini Dimas yang menemuinya di malam hari selepas makan malam. Laki-laki itu hanya ingin mengetahui keadaan Sisi setelah beberapa hari lalu kejadian buruk menimpa gadis yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri itu. Tetapi setelah melihat reaksi dan sikap Sisi saat ini, Dimas menyimpulkan bahwa Sisi masih belum bisa menerima luka yang sudah di goreskan oleh Gerald yang dulu sempat Sisi banggakan padanya bahwa Gerald lelaki luar biasa.

          "Huft." Dimas menghela nafas kemudian melirik Sisi yang masih tetap diam. "Iya sorry deh karena baru bisa dateng kesini. Kalau gue cer-"

          Ucapan Dimas terhenti saat Sisi menoleh kearahnya dengan ekspresi tetap datar seperti tadi.

          "Lo apa-apaan sih Si! Nakutin tau nggak muka lo begitu! Marah sih marah tapi jangan kek setan gitu."

          "Kak Digo dateng kesini tadi siang.." kata Sisi datar kemudian menatap ke depan lagi.

          "Digo? Jadi dia udah kesini? Terus?"

          "Nyerahin desaign gaun pernikahan yang mau aku buat sesuai keinginan mereka..."

          "Tunggu dulu.. lo gak ngirain kalau yang nikah itu Di-"

          Sisi mengangguk. "Awalnya iya. Aku sempet punya pikiran gitu Kak. Aku pikir, Kak Dimas berhasil kabulin permintaan aku waktu itu. Tapi Kak Digo udah jelasin tadi..."

          "Lalu? Jadi yang ganggu pikiran lo daritadi apaan? Bukan Gerald?"

          Sisi memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam. "Rasanya aku pengen marah dan benci sama Gerald, tapi aku baru sadar kalau sebenernya akulah yang lebih menyakiti dia selama ini. Dia udah berusaha ngertiin aku dan merebut hati aku tapi aku tetep gak bisa balas perasaan dia. Dari dulu ternyata dia udah tau resikonya akan begini waktu jujur soal perasaan dia keaku, dia berusaha nutupin perasaan rasa sakit hatinya, cemburunya dan amarahnya kalau liat aku sering ngelamunin Kak Digo. Yang tau itu Kak Rasya. Gerald ngelarang Kak Rasya kasih tau aku soal itu. ." Sisi terhenti, dadanya terasa sesak kembali. Bahkan airmatanya pun turun membasahi pipinya.

          Melihat itu, Dimas merangkul bahu Sisi dan mengusapnya. Kedua tangan Sisi menangkup wajahnya sambil sesenggukan. "Aku ngerasa kalau aku jadi orang plinplan sekarang. Gak punya pendirian. Gampangan dan jug-"

          "Cukup!" Sela Dimas tak setuju dengan ucapan Sisi yang tengah mendeskripsikan tentang dirinya sendiri yang begitu menyedihkan saat ini. "Gue gak suka lo nganggep diri lo murah atau gampangan begitu. Masalah percintaan lo memang cukup rumit tapi jangan suka nyalahin diri sendiri kayak tadi."

          Dimas berhenti sejenak, ia melepaskan rengkuhannya pada Sisi menjadi berhadapan dan memegang kedua bahu gadis itu erat-erat. "Ini soal hati. Hati lo nggak bisa bohong kalau sampai detik ini , lo masih mencintai Digo. Tapi disatu sisi, lo juga merasa bersalah sama Gerald yang udah nyerahin hatinya sepenuhnya buat lo dan berusaha buat dapetin hati lo, tapi lo gak bisa ngebales perasaan dia bahkan disaat dia ngorbanin perasaan dia pun, lo masih belom juga bisa menerima dia... disini." Diakhir kalimatnya, Dimas menunjuk dada Sisi dimana semua orang beranggapan bahwa hati letaknya disana meski akhirnya orang-orang itu sudah mengetahui letak aslinya bahwa hati diposisikan dibawah diafragma, disebelah kanan rongga perut dengan massa yang lebih besar pada sisi kanan dan memanjang sedikit lebih ke kiri dari garis tengah. Namun tetap saja mereka akan menganggap hati berada di bagian dada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Say I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang