Part 23 ~ SILY ~

5.6K 401 5
                                    

SisiPoV

          Selesai sudah cerita percintaanku dengan Kak Digo, Kakak Gantengku yang sejak dulu hingga saat ini masih menempati tempat yang sama dihatiku. Haha, cerita percintaan? Bahkan kita belum pernah bersatu sudah berpisah. Lucu sekali yaa ceritaku? Ah lebih tepatnya menyedihkan.

          Cinta pertamaku, Zidan pergi karena perbuatanku. Dan disaat aku sudah mulai bisa mencintai lelaki lain, cintaku juga pergi. Tidak! Bukan Kak Digo yang pergi, melainkan aku. Aku yang berusaha pergi dari hidupnya setelah aku membuat hidupnya terasa runyam dulu.

          Kenapa harus sesakit ini?

          Kata Mama, jatuh cinta itu indah apalagi jika jatuh cintanya pada orang yang tepat. Tapi kenapa yang aku rasain cinta itu menyakitkan? Sudah dua kali aku merasakannya. Merasakan kegagalan dalam hal cinta. Apakah Zidan dan Kak Digo bukan orang yang tepat buatku? Lalu siapa?

           Rasti memang sudah menceritakan semuanya sama aku. Dari awal bagaimana Kak Digo dan Kak Lidya bertunangan hingga tentang kasus yang menimpa orang tua Rasti dan Kak Digo serta Kak Lidya, tentang sebuah perkelahian yang dilakukan Papa Kak Lidya dengan Kak Digo hingga membuat Kak Digo koma berbulan bulan lamanya. Dan juga tentang perubahan sikap Kak Digo selama aku tak lagi ada di Indonesia.

          Saat aku mendengar cerita itu semua, perasaanku campur aduk. Ada perasaan bersalah, menyesal, kasihan, terkejut dan sebagainya. Yang tak pernah aku sangka adalah pelaku dibalik meninggalnya kedua orang Kak Digo adalah calon mertuanya sendiri? Papanya Kak Lidya? Aku gak bisa bayangin gimana hancurnya perasaan Kak Digo dan juga Kak Lidya saat tau kenyataan itu, gimana sakitnya perasaan mereka berdua saat terpaksa harus berpisah karena kesalahan fatal yang dilakukan oleh Papanya Kak Lidya. Aku bener-bener gak bisa bayangin.

          Dan salah satu penyesalan terbesarku yaitu, saat Kak Digo tengah mengalami kesulitan itu dan juga saat dia koma, aku gak ada di samping dia. Aku pergi! Pergi dengan keegoisanku sendiri. Pergi dengan kebutaan ku sendiri karena tidak ingin dan tak mau tau apa yang sebenarnya terjadi. Itulah penyesalan dan kesalahan terbesarku buat Kak Digo.

          Jujur, aku memang sempat mempunyai pikiran untuk kembali sama Kak Digo saat Rasti memberitahu bahwa Kak Digo dan Kak Lidya tak pernah menikah. Sungguh! Aku seneng banget dengernya. Tapi, saat Rasti menceritakan semuanya, aku seperti ditampar oleh kenyataan bahwa aku telah melakukan kesalahan besar pada Kak Digo. Aku memang tak pernah pantas untuk dia. Maka dari itu, aku memilih untuk tetap menyimpan semua perasaanku kembali dalam-dalam dan memilih untuk pergi dari Kak Digo.

          "Sakit?"

          Aku terkejut saat mendengar suara seseorang dibelakangku hingga membuatku cepat-cepat menghapus airmataku yang terus mengalir sejak aku memutuskan untuk berbalik pergi meninggalkan Kak Digo tadi ke belakang. Aku menoleh dan ternyata Kak Dimas yang berdiri disana menatapku dalam.

          "Kenapa harus boong kalau udah tau bakalan sakit?" Tanya Kak Dimas lagi membuatku menunduk kembali dan tubuhku mulai terguncang. Aku menangis (lagi).

           Aku bisa mendengar suara langkah kaki Kak Dimas yang mulai mendekatiku dan tiba-tiba aku merasa ditarik ke dalam pelukannya. Wajahku ku benamkan pada dada bidang Kak Dimas yang kini tengah memelukku erat bahkan tanganku pun melingkar erat di pinggangnya. Aku menangis disana.

          "Lagi lagi lo nangis karena hal dan orang yang sama Si." Kak Dimas bersuara pelan sambil mengusap punggung dan kepalaku dengan sayang.

          "Mau sampe kapan lo gini? Menentang perasaan lo sendiri?"

          Aku diam. Tak menanggapi ataupun menjawab sama sekali. Hatiku terlalu sakit membuatku tak bisa mengucapkan apapun lagi selain menangis.

Say I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang